Liputan6.com, Jakarta- Ledakan dahsyat di Beirut, menyebabkan bertambahnya krisis yang melanda Lebanon. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menyampaikan permohonan untuk bantuan sebesar $ 76 juta atau sekitar Rp 1,1 trilun pada masyarakat dunia untuk rakyat Lebanon.
Dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (13/8/2020), permohonan itu disampaikan satu pekan setelah ledakan besar melanda Beirut yang menyebabkan rusaknya pelabuhan, rumah sakit, klinik dan toko-toko pasokan medis.
Direktur Program WHO, Rana Hajjeh, mengatakan, "Secara khusus kami sangat prihatin dengan kembali merebaknya COVID-19 di Lebanon. Kami telah menyampaikan permohonan $76 juta dan meminta masyarakat internasional untuk mendukung rakyat Lebanon dan menunjukkan solidaritas pada mereka dengan semua cara yang memungkinkan."
Advertisement
Rana Hajjeh menambahkan, WHO juga turut prihatin dengan kondisi psikologis warga yang mengalami luka, kehilangan orang-orang yang mereka sayangi, dan yang kehilangan tempat tinggal setelah ledakan itu.
Tiga rumah sakit benar-benar tidak dapat berfungsi karena ledakan itu, menurut pejabat-pejabat WHO, sementara tiga fasilitas kesehatan lainnya hanya berfungsi sebagian. Kendati demikian, kondisi itu memangkas jumlah tempat tidur yang hanya tersedia sebanyak 600 unit.
Tidak hanya itu, separuh klinik layanan kesehatan di Beirut juga tidak berfungsi.
Saksikan Video Berikut Ini:
11 Tim Medis Darurat
Ada sebanyak 309 kasus Virus Corona COVID-19 di Lebanon, dan warga – termasuk mereka yang dirawat di rumah sakit – telah melonggarkan langkah perlindungan, menurut pernyataan Direktur Urusan Darurat WHO Rick Brennan.
Menanggapi kondisi tersebut, WHO pun sudah membawa berton-ton pasokan medis dan perlengkapan bedah, termasuk alat-alat pelindung.
Saat ini, diketahui ada sebanyak 11 tim medis darurat dari berbagai negara di seluruh dunia di Beirut.
Dugaan kuat terkait penyebab ledakan yang terjadi pada 4 Agustus lalu tertuju pada amonium nitrat yang tampaknya tidak disimpan dengan cara semestinya di pelabuhan Beirut selama bertahun-tahun.
Insiden tersebut telah menewaskan sedikitnya 170 orang dan melukai lebih dari enam ribu orang lainnya. Selain itu, ledakan itu juga menghancurkan atau membuat sebagian besar gedung di Ibu Kota Lebanon rusak berat.
Advertisement