Uni Emirat Arab Mulai Akrab dengan Israel, Palestina Tarik Duta Besar

Palestina tak terima karena Uni Emirat Arab jalin hubungan diplomatik dengan Israel.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 14 Agu 2020, 13:35 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2020, 12:48 WIB
Menikmati Keindahan Masjid Agung Sheikh Zayed Saat Matahari Terbenam
Matahari terbenam di belakang Masjid Agung Sheikh Zayed di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (8/11/2019). Masjid ini adalah masjid terbesar ketiga di dunia setelah masjid di Mekkah dan Madinnah. (AFP Photo/Kamran Jebreili)

Liputan6.com, Abu Dhabi - Palestina dan Israel masih belum berdamai, namun negara Uni Emirat Arab mulai menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Hal ini adalah upaya normalisasi hubungan antara Israel dengan negara-negara Arab.

Arsitek dari hubungan diplomasi ini adalah Presiden Amerika Serikat Donald Trump, serta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Pangeran Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed.

Dalam pernyataan bersama, mereka bertiga menyebut hubungan Israel dan Uni Emirat Arab akan memperkuat investasi, turisme, penerbangan, keamanan, telekomunikasi, kesehatan, hingga pendirian kedutaan besar.

Pihak Palestina ternyata tidak terima dengan kebijakan tersebut. UEA dituduh "mengkhianati Al-Aqsa, Yerusalem, dan perjuangan Palestina."

Akibatnya, Palestina memanggil duta besarnya dari Uni Emirat Arab sebagai bentuk protes. Keputusan itu diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Palestina Riad Malki. 

Isi perjanjian itu sebetulnya turut menyebut Uni Emirat Arab dan Israel akan terus membahas resolusi perdamaian Palestina, namun pihak Palestina kini menolaknya.

"UEA tidak berhak berbicara atas nama rakyat Palestina," ujar pernyataan pemerintah Palestina seperti dikutip The Jerusalem Post, Jumat (14/8/2020). Keputusan pembukaan hubungan diplomatik juga dikritik.

"Kepemimpinan Palestina menganggap langkah ini sebagai kehancuran Inisiatif Perdamaian Arab dan resolusi Arab summit," lanjut pernyataan itu.

Hamas juga menolak hubungan bilateral antara Israel dan UEA karena dianggap bisa menambah agresi Israel terhadap Palestina.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Batal Caplok Tepi Barat

Donald Trump dan Benjamin Netanyahu
Donald Trump dan Benjamin Netanyahu di Oval Office, Gedung Putih, pada tanggal 5 Maret 2018 di Washington DC. (Mandel Ngan / AFP)

Dalam pernyataan bersama antara Donald Trump, Benyamin Netanyahu, dan Sheikh Mohammed, pihak Israel disebut batal mencaplok Tepi Barat.

Presiden Donald Trump meminta Israel agar tidak melakukannya karena tidak sesuai dengan Visi Perdamaian versi Trump.

"Sebagai hasil dari terobosan diplomasi ini dan atas permintaan Presiden Trump dengan dukungan Uni Emirat Arab, Israel akan menangguhkan deklarasi kedaulatan pada area-area yang dipaparkan di Visi Perdamaian milik Presiden, dan fokus untuk menambah hubungan dengan negara-negara lain di Arab dan Dunia Muslim," tulis pernyataan itu.

Pihak Israel dan UAE berjanji akan sama-sama membahas konflik Israel-Palestina, serta mendukung agar Masjid Al-Aqsa, Yerusalem, dan situs-situs suci lainnya bisa dikunjungi oleh semua pemeluk agama.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya