Dokter di Belanda Kembangkan Masker Cerdas Pakai Sensor Canggih

Peneliti Holst Center, Ashok Sridhar mengatakan masker ini dirancang dengan aplikasi praktis untuk menunjukkan apakah pemakainya pada dasarnya sehat.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Sep 2020, 09:31 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2020, 09:31 WIB
Peneliti Holst Center, Ashok Sridhar (kanan) menjelaskan "masker cerdas" di Eindhoven, Belanda (AP)
Peneliti Holst Center, Ashok Sridhar (kanan) menjelaskan "masker cerdas" di Eindhoven, Belanda (AP)

Liputan6.com, Amsterdam - Masker cerdas tengah dikembangkan oleh dokter dan insinyur asal Belanda. Mereka menyatakan masker ini menggunakan teknologi canggih.

Masker tersebut menggunakan sensor dan data untuk membantu suhu serta pernapasan pemakainya. Masker ini juga akan memberi peringatan jika perlu segera diganti, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Kamis (10/9/2020).

Meskipun masih dalam tahap pengembangan, para peneliti di Holst Center, laboratorium independen untuk penelitian dan pengembangan teknologi di kota Eindhoven, mengatakan masker itu mampu memantau tanda-tanda penting, selain menyensor kelembapan yang bisa menunjukkan apakah masker itu berfungsi dengan baik.

Inti teknologi itu sudah dikembangkan dalam proyek penelitian gabungan dengan berbagai kemitraan untuk menjual masker cerdas ini.

Peneliti Holst Center, Ashok Sridhar mengatakan masker ini dirancang dengan aplikasi praktis untuk menunjukkan apakah pemakainya pada dasarnya sehat.

Sridhar mengatakan masker ini juga akan memberi tahu pemakainya bagaimana kinerja masker itu sendiri. Ia mengatakan orang cenderung membeli masker dan memakainya lebih lama dari seharusnya.

"Dengan mengukur kelembapan filternya, kita juga bisa tahu bahwa masker itu tidak bisa digunakan lagi. Tujuannya adalah mengganti masker itu untuk mempertahankan keefektifannya."

Simak video pilihan berikut:

Tahap Pengujian

Petugas Medis Tangani Pasien Virus Corona di Ruang ICU RS Wuhan
Li Xue (kanan), petugas medis dari Provinsi Jiangsu, bekerja di bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati pasien COVID-19 di rumah sakit itu. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Masker ini sedang melalui tahap pengujian, dan para peneliti berharap bisa menambahkan fungsinya lebih jauh, seperti memberi tahu pengguna ketika mereka menghirup zat beracun.

Masker ini menggunakan sensor fleksibel yang dicetak pada kain. Para peneliti mengatakan Holst Center memelopori teknologi elektronik cetak ini.

Mereka menggunakannya untuk mengembangkan kaos yang bisa memantau tanda-tanda penting pemakainya dalam latihan atletik dan melaporkannya kembali kepada pengguna melalui laptop atau telepon pintar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya