Penembakan di Acara Pesta Rochester AS, 2 Orang Tewas

Polisi mengatakan dua orang tewas dan 14 lainnya cedera dalam penembakan di sebuah acara pesta pada hari Sabtu (19/9/2020).

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Sep 2020, 20:08 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2020, 19:48 WIB
Tembak Senjata Api
Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Liputan6.com, Rochester - Penembakan terjadi di Rochester, New York, AS. Polisi mengatakan dua orang tewas dan 14 lainnya cedera dalam insiden pada hari Sabtu (19/9/2020).

Kepala Polisi Interim Rochester Mark Simmons mengatakan penembakan itu sepertinya dimulai di sebuah pesta yang diselenggarakan di halaman belakang sebelum pukul 12.30 waktu setempat. Sekitar 100 orang berlarian dari “tempat yang sangat kacau" tersebut.

“Kami memiliki 16 korban penembakan yang telah dikonfirmasi. Dan saya sedih mengumumkan bahwa dua dari 16 orang itu menderita luka fatal, " kata Simmons saat konferensi pers seperti dikutip dari VOA Indonesia.

Dua orang yang tewas tersebut adalah seorang lelaki dan perempuan yang berusia akhir belasan atau awal 20-an, katanya.

Simmons mengatakan tidak jelas apakah penembakan itu merupakan tindakan kekerasan yang ditargetkan atau bukan. Para korban yang terluka dirawat di rumah sakit, dan luka-luka tersebut dianggap tidak berbahaya.

Saksikan Juga Video Ini:

Penembakan Sebelumnya

ilustrasi peluru tembakan.
ilustrasi peluru tembakan. (iStockphoto)

Beberapa waktu lalu, seorang anak penyandang autis juga jadi korban penembakan di Amerika Serikat.

Insiden penembakan yang dilakukan oleh polisi itu terjadi di Salt Lake City, negara bagian Utah. Sang ibu menghubungi 911 untuk meminta bantuan ketika putranya yang berusia 13 tahun tersebut mulai berteriak dalam tekanan mental.

Akibat insiden itu, anak laki-laki tersebut mengalami luka parah. 

Dikutip dari AFP, Rabu 9 September 2020, ibu dari anak tersebut, Golda Barton mengatakan kepada wartawan bahwa anaknya, Linden Cameron menderita kecemasan perpisahan. 

Cameron dilaporkan bereaksi dengan marah ketika sang ibunda harus kembali bekerja untuk pertama kalinya dalam hampir setahun.

Kemudian, Barton menghubungi 911 untuk meminta bantuan petugas polisi dalam membawa anaknya ke rumah sakit.

"Saya mengatakan kepada mereka, 'Lihat, dia tidak bersenjata, dia tidak punya apa-apa, dia marah dan mulai berteriak dan menjerit. Dia masih anak-anak, dia mencoba untuk mendapatkan perhatian'," terangnya kepada stasiun lokal KUTV.

Ketika anak laki-laki tersebut mulai melarikan diri dari polisi, salah satu petugas melepaskan tembakan dan melukainya dengan tembakan di bahu, usus, kandung kemih dan pergelangan kaki.

Hal tersebut pun dibenarkan oleh Juru bicara polisi, Keith Horrocks.

"Selama pengejaran yang singkat, seorang petugas menembakkan senjatanya dan mengenai subjek," jelas Horrocks kepada wartawan.

"Mengingat ancaman senjata, mereka tiba di daerah itu dan melakukan kontak dengan laki-laki ini, laki-laki tersebut melarikan diri dengan berjalan kaki," kata Horrocks.

Anak berusia 13 tahun itu, menurut Horrocks, dicurigai telah "mengancam beberapa orang dengan senjata". Namun ia kemudian mengakui bahwa sejauh ini belum ditemukan adanya senjata di lokasi penembakan oleh polisi.

Insiden yang terjadi di negara bagian Utah, AS itu pun memicu reaksi keras di antara kelompok-kelompok advokasi disabilitas lokal.

Selengkapnya di sini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya