Emir Kuwait Syekh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah Meninggal di Usia 91

Emir Syekh Sabah al-Ahmad al-Jaber al-Sabah, tokoh terkemuka Kuwait meninggal di usia 91.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 01 Okt 2020, 10:05 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2020, 05:11 WIB
Arab Saudi, Kuwait, dan UEA Bantu Yordania Rp 35 Triliun untuk Hadapi Krisis
Pertemuan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz bersama Emir Kuwait Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah dan PM UEA Sheikh Mohammed bin Rashid Al-Maktoum dengan Raja Yordania Abdullah II di Mekah , Senin (11/6). (Yousef Allan/Saudi Royal Palace/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Dikenal sebagai "Orang Bijak", Emir Sabah al-Ahmad al-Jaber al-Sabah dari Kuwait yang berusia 91 tahun meninggal pada hari Selasa setelah beberapa dekade menjadi tokoh terkemuka di negara Teluk yang kaya minyak itu.

Lahir pada tahun 1929, Emir Kuwait secara luas dianggap sebagai arsitek kebijakan luar negeri Kuwait modern setelah menjabat sebagai menteri luar negeri selama hampir 40 tahun antara 1963 hingga 2003. Demikian seperti mengutip laman Al Jazeera, Rabu (30/9/2020). 

"Dengan kesedihan yang luar biasa, kami berduka ... kematian Syekh Sabah al-Ahmad al-Jaber al-Sabah, emir Negara Kuwait," kata Syekh Ali Jarrah al-Sabah, menteri yang bertanggung jawab atas urusan kerajaan melalui sebuah siaran televisi.

Syekh Sabah adalah pemimpin ke-15 dalam keluarga Kuwait yang telah memerintah selama lebih dari 250 tahun.

Ia tinggal selama bertahun-tahun di sebuah istana yang dikenal sebagai Dar Salwa, yang diambil dari nama putrinya Salwa, yang meninggal karena kanker pada tahun 2002.

Syekh Sabah meninggalkan dua orang putra.


Alami Sakit

Arab Saudi, Kuwait, dan UEA Bantu Yordania Rp 35 Triliun untuk Hadapi Krisis
Pertemuan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz bersama Emir Kuwait Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah dan PM UEA Sheikh Mohammed bin Rashid Al-Maktoum dengan Raja Yordania Abdullah II di Mekah , Senin (11/6). (Bandar Al-Jaloud/Saudi Royal Palace/AFP)

Pada Agustus 2019, Kuwait mengakui bahwa Syekh Sabah mengalami "kemunduran" medis yang tidak ditentukan yang mengharuskan dia dirawat di rumah sakit.

Pada Juli 2020, dia terbang ke Amerika Serikat untuk mencari pengobatan medis setelah menjalani operasi. 

Rasa hormat yang tinggi terhadap Syekh Sabah dapat dilihat dari curahan dukungannya di seluruh Timur Tengah saat ia tiba-tiba jatuh sakit.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya