Donald Trump Sebut Utang Rp 4,8 Triliun Hal Kecil

Presiden AS Donald Trump dituding punya utang hingga Rp 4,8 triliun. Ia berkata jumlah itu sangat kecil bagi dirinya.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 20 Okt 2020, 07:34 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2020, 16:44 WIB
Presiden Donald Trump
Presiden Donald Trump melemparkan masker dari atas panggung ke kerumunan pendukung saat berkampanye di Bandara Internasional Orlando Sanford di Sanford, Florida, Senin (12/10/2020). Donald Trump kembali berkampanye untuk pertama kalinya sejak dia mengumumkan diagnosis COVID-19. (AP Photo/Evan Vucci)

Liputan6.com, Miami - Presiden Amerika Serikat Donald Trump membahas tudingan punya utang sekitar US$ 400 juta (Rp 4,8 triliun). Tudingan itu muncul dari bocoran pajak Trump yang disebar oleh The New York Times.

Topik itu menjadi perbincangan pada acara town hall Donald Trump di Miami, Florida. Ketika dikonfrontasi mengenai kabar utang itu, Donald Trump cenderung menghindar dan berkata rasio utangnya lebih kecil dari kemampuannya membayar (underleveraged).

"Saya sangatlah underleveraged. Saya punya persentase utang yang sangat-sangat kecil," ujar Donald Trump seperti dikutip Jumat (16/10/2020). 

Donald Trump berkata bocoran laporan pajak yang tersebar adalah ilegal dan angkanya tidak benar. Trump juga membandingkan utangnya kecil dibanding aset properti yang ia punya. 

"US$ 400 juta dibandingkan aset-aset yang saya punya, semua properti luar biasa di seluruh dunia, dan terus terang gedung Bank of America di San Fransisco," ujar Trump.

"Jumlah uang US 400 juta kecil bagaikan kacang," lanjut Trump seraya menyebut punya banyak properti.

Donald Trump tidak menjawab secara eksplisit apakah ia benar-benar punya uang US$ 400 juta, namun ia berkata tak punya utang ke Rusia, meski dia "mungkin" punya uang ke institusi asing. 

Berdasarkan data Forbes, Donald Trump punya kekayaan US$ 2,5 miliar (Rp 36,7 triliun). Kekayan Trump terpantau menurun semenjak jadi presiden AS. Hingga kini, Donald Trump adalah presiden AS terkaya sepanjang masa.

(US$ 1 = Rp 14.718)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Joe Biden Unggul Jajak Pendapat, Donald Trump Masih Berpotensi Menang Pemilu AS 2020

Presiden AS Donald Trump memakai masker di depan publik untuk pertama kalinya (AP PHOTO / Patrick Semansky)
Presiden AS Donald Trump memakai masker di depan publik untuk pertama kalinya (AP PHOTO / Patrick Semansky)

Jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa Joe Biden memiliki keunggulan yang signifikan atas Donald Trump dari Partai Republik dalam pemilihan presiden tahun ini, dalam survei preferensi nasional dan negara bagian utama.

Karena penggalangan dana yang memecahkan rekor, Demokrat juga memiliki keuntungan finansial yang cukup besar, yang berarti dia akan dapat memenuhi Amerika Serikat dengan pesan kampanyenya di minggu-minggu terakhir. Demikian seperti mengutip BBC, Jumat (16/10/2020). 

Analis pemilu telah meningkatkan peluang mereka bahwa Trump akan kehilangan suara dalam pemilihan ulangnya. 

Blog Fivethirtyeight.com milik Nate Silver saat ini menyatakan bahwa Biden memiliki 87% potensi kemenangan, sedangkan Decision Desk HQ menempatkannya suara di 83,5%.

Lantas, bagaimana nasib Trump dalam jajak pendapat?

Di titik serupa pada empat tahun lalu, Hillary Clinton juga diprediksi punya peluang menang tinggi.

Bisakah sejarah terulang dengan kemenangan Trump lainnya?

Berikut adalah beberapa kemungkinan alasan mengapa hal itu terjadi:

Seperti Tahun 2016

Donald Trump Lempar Masker ke Pendukung
Presiden Donald Trump melemparkan masker dari atas panggung ke kerumunan pendukung saat berkampanye di Bandara Internasional Orlando Sanford di Sanford, Florida, Senin (12/10/2020). Donald Trump kembali berkampanye untuk pertama kalinya usai dinyatakan negatif Covid-19. (AP Photo/Evan Vucci)

Empat tahun lalu, hanya 11 hari sebelum pemilihan, Direktur FBI James Comey mengungkapkan bahwa agensinya membuka kembali penyelidikan penggunaan server email pribadi oleh Clinton sebagai menteri luar negeri. 

Selama seminggu, berita terkait mendominasi berita utama dan memberi ruang kampanye Trump untuk bernafas. Dengan hanya lebih dari dua minggu sebelum pemungutan suara ditutup pada tahun 2020, peristiwa politik seismik serupa mungkin cukup untuk mendorong Trump meraih kemenangan.

Sejauh ini, setidaknya, kejutan besar bulan ini menjadi berita buruk bagi Trump - seperti pengungkapan pengembalian pajaknya dan hasil positif COVID-19 yang membuatnya harus dirawat.

Artikel dari media New York Post tentang laptop misterius yang berisi email, yang mungkin menautkan Joe Biden dengan putranya Hunter, dalam upaya untuk melobi sebuah perusahaan gas Ukraina, telah ditagih oleh beberapa konservatif sebagai kampanye.

Artikel tentang Biden menyalakan kembali klaim bias media sosial.

Namun, Trump telah berjanji bahwa masih ada lag hal lain yang mungkin akan muncul. Jika ini hanyalah suatu pembuka, menyiapkan bukti langsung terkait kesalahan Biden saat menjadi wakil presiden, itu bisa menjadi cerita yang berbeda dan lebih besar.

Atau mungkin ada pengembangan kampanye lain yang sama sekali tidak terduga dan mengejutkan yang akan segera muncul. Hal tersebut bukan lah sesuatu yang bisa membuat publik kaget lagi.  

Infografis Pilpres AS 2020

Infografis Covid-19 Isu Panas Debat Capres Joe Biden Vs Donald Trump. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Covid-19 Isu Panas Debat Capres Joe Biden Vs Donald Trump. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya