Twitter dan Facebook Tangguhkan Akun Penyebar Misinformasi Pemilu AS

Akun media sosial yang memposting informasi tentang pemungutan suara dalam pemilu AS yang diperebutkan dengan provokasi dan melanggar kebijakan Twitter dan Facebook ditangguhkan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 04 Nov 2020, 12:38 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2020, 12:38 WIB
Ilustrasi Pilpres AS 2020, Donald Trump-Mike Pence. (Liputan6.com/Tri Yasni)
Ilustrasi Pilpres AS 2020, Donald Trump-Mike Pence. (Liputan6.com/Tri Yasni)

Liputan6.com, Washington - Twitter dan Facebook pada Selasa, 3 November 2020 menangguhkan beberapa akun berita berhaluan kanan yang baru-baru ini dibuat.

Pasalnya, akun media sosial itu memposting informasi tentang pemungutan suara dalam pemilu AS yang diperebutkan dengan provokasi dan melanggar kebijakan mereka.

Twitter mengatakan, akun tersebut telah ditangguhkan karena melanggar kebijakannya terhadap "koordinasi", memposting konten yang identik namun terlihat independen atau terlibat dalam perilaku otomatis terselubung lainnya. Facebook menangguhkan mereka karena perilaku tidak autentik.

Salah satu dari mereka yang ditangguhkan saat dan menjelang pemilu AS adalah SVNewsAlerts, memiliki lebih dari 78.000 pengikut Twitter.

Akun tersebut sering memperingatkan tentang kerusuhan terkait pemilu dan menyoroti masalah keamanan dan keandalan pemungutan suara.

Itu menunjuk ke klaim penipuan tentang Demokrat dan menarik perhatian pada demonstrasi dan pidato Presiden Republik yaitu Donald Trump.

Akun lain yang ditangguhkan oleh Twitter termasuk FJNewsReporter, Crisis_Intel dan Faytuks.

Sebuah halaman Facebook juga bernama SVNewsAlerts, yang ditangguhkan pada Selasa sore, memiliki lebih dari 20.000 pengikut. Facebook menolak berkomentar lebih lanjut.

Laporan palsu atau berlebihan tentang penipuan dan penundaan pemungutan suara beredar di media sosial sepanjang hari, dalam beberapa kasus dibantu oleh akun Partai Republik dan publikasi online.

FBI dan jaksa agung New York juga mengatakan mereka sedang menyelidiki serentetan robocall misterius yang mendesak orang untuk tinggal di rumah, yang dilaporkan di beberapa negara bagian negara bagian.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Tagar #StopTheSteal

Ilustrasi Pilpres AS 2020, Donald Trump dan Melania.  (Liputan6.com/Tri Yasni)
Ilustrasi Pilpres AS 2020, Donald Trump dan Melania. (Liputan6.com/Tri Yasni)

Tagar #StopTheSteal melonjak dari beberapa cuiran menjadi lebih dari 2.000 cuitan selama periode 15 menit di pagi hari, menurut perusahaan intelijen media Zignal Labs.

Zignal mengatakan, klaim tidak berdasar tentang tempat pemungutan suara yang ditutup dan antrean yang terlalu panjang di daerah-daerah yang condong ke Partai Republik di Pennsylvania, salah satu negara bagian yang paling diperebutkan, menerima lebih dari 33.000 sebutan di Twitter.

Twitter menambahkan label pengecekan fakta ke beberapa tweet dari akun @PhillyGOP, termasuk di antara tweet yang menggunakan #StopTheSteal.

Partai Republik Philadelphia tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk berkomentar di label Twitter.

Situs-situs sayap kanan Breitbart dan Gateway Pundit sama-sama menerbitkan artikel yang mengklaim "pencurian sedang terjadi" di Pennsylvania yang mengumpulkan ribuan saham di Facebook dan Twitter.

Dalam satu video yang dibagikan secara luas di antara penonton konservatif, pengamat jajak pendapat Trump terlihat ditolak dari sebuah situs.

Video itu dilihat 2,4 juta kali di Twitter. Pengikut gerakan akun konspirasi bernama QAnon juga menyebarkan laporan Pennsylvania.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya