Liputan6.com, Washington D.C- Ribuan tentara Garda Nasional Amerika Serikat (AS) yang dikerahkan untuk menjaga pelantikan Presiden Joe Biden akan terus ditempatkan di Ibu Kota Washington D.C, hingga pertengahan Maret 2021.
Seorang pejabat Departemen Pertahanan AS atau Pentagon mengatakan bahwa langkah itu dilakukan karena adanya ancaman yang masih terus berlangsung.
Namun, para pejabat tidak memberikan informasi spesifik tentang ancaman yang dimaksud dan mengatakan informasi tersebut berasal dari Biro Investigasi Federal AS atau FBI.
Advertisement
Otoritas AS juga disebut masih khawatir atas kemungkinan kekerasan yang lebih besar setelah kericuhan di gedung Kongres AS oleh para pendukung mantan presiden Donald Trump pada 6 Januari lalu, dan menjelang sidang pemakzulannya.
Menjelang sejumlah acara di Washington D.C  beberapa pekan mendatang, Sekretaris Angkatan Darat AS, John Whitley memberi arahan terkait kemungkinan risiko keamanan.
Selain itu, para pejabat keamanan AS juga khawatir aksi-aksi protes dapat digunakan untuk memicu masalah lainnya.
"Kami sedang mempersiapkan pasukan kami untuk dapat menanggapi ancaman tersebut jika muncul," terang Whitley, demikian seperti dikutip dari AFP, Selasa (26/1/2021).
Â
Saksikan Video Berikut Ini:
Pengerahan 13.000 Pasukan Cadangan Garda Nasional
Serangan terhadap gedung Capitol AS, yang menewaskan lima orang dan telah dicap sebagai pemberontakan, membuat militer AS meningkatkan pengerahan tentara Garda Nasional di Washington D.C.
Untuk pelantikan Presiden Joe Biden pada 20 Januari lalu, jumlah pasukan Garda Nasional ditambah dari beberapa ratus personel menjadi 25.000 personel.
Whitley mengatakan, Sekitar 7.000 anggota Garda Nasional akan bertahan di Washington, DC sampai akhir Januari 2021, menurut Whitley.Â
Para tentara itu kemudian turun perlahan menjadi sekitar 5.000 personel pada pertengahan Maret mendatang.
Sementara pada Senin (25/1) waktu setempat, sekitar 13.000 cadangan Garda Nasional akan disiapkan.
Diketahui bahwa aebagian besar pusat kota Washington D.CÂ ditutup dan ratusan ribu orang diminta untuk tinggal di rumah karena kondisi keamanan.
Â
Â
Advertisement