Liputan6.com, Berlin - KBRI Berlin dan Dharma Wanita Persatuan KBRI Berlin mengadakan dialog online dengan tajuk Perempuan Indonesia: Toleransi dalam Kebebasan Berekspresi. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendorong penanaman sikap toleransi kepada anak-anak dan turut dihadiri Yenny Wahid.Â
Pada pertemuan itu, hasil survey The Wahid Foundation, diperoleh angka intoleransi yang cukup tinggi di Indonesia. Namun yang mengejutkan dari hasil tersebut adalah bahwa secara umum intoleransi juga terjadi pada orang-orang dengan agama yang sama, demikian laporan situs Kementerian Luar Negeri, Senin (1/2/2021).
Advertisement
Baca Juga
Permasalahn itu ternyata bukan terjadi di Indonesia, namun sudah menjadi fenomena global, di mana intoleransi semakin meningkat di seluruh dunia.
Selain itu, ditemukan fakta penting yaitu dukungan terhadap nilai-nilai demokrasi di Indonesia masih tinggi, bahkan lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya dukungan terhadap Pancasila sebagai identitas bangsa yang tinggi.
Seminar daring ini diikuti oleh lebih dari 200 peserta yang tersebar di seluruh dunia dari banyak perwakilan RI di luar negeri dan juga beberapa rekan-rekan anggota DWP Kementerian Luar Negeri, DWP Kementerian Perdagangan dan DWP Kemenko Kemaritiman dan Investasi yang berada di dalam negeri.
The Wahid Foundation mendukung pembelajaran sikap toleransi sejak dini melalui pendirian Sekolah Perdamaian yang terdiri dari berbagai organisasi kepemudaan dari wilayah yang masih rentan dengan konflik sosial dan keagamaan. Diharapkan siswa-siswi Sekolah Perdamaian dapat menjadi agen perdamaian di daerah dan wilayah masing-masing. Â
Â
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Yenny Wahid Sempat Bahas Toleransi dengan Pangeran Uni Emirat Arab
Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid menemui Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed Bin Zayed (MBZ) dalam kunjungannya ke negara tersebut pada 5-7 Desember 2020.
Dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis 10 Desember 2020, keduanya membicarakan banyak hal. Di antaranya tentang sosok Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Nahdlatul Ulama. Selain itu keduanya juga membahas isu-isu terkini seputar penyebaran pesan toleransi dan perdamaian ke seluruh dunia.
Pembahasan berawal dari pembangunan "Tolerance Path" (Jalan Toleransi), lorong bawah tanah di kompleks Masjid Agung Sheikh Sayed, Abu Dhabi, yang baru diresmikan 16 November lalu. Lorong sepanjang 300 meter itu didesain dengan narasi berupa gambar di dinding, berisi pesan-pesan toleransi dan perdamaian.
Pemerintah UEA memang dikenal memiliki kepedulian dan komitmen tinggi dalam mengkampanyekan pesan toleransi dan perdamaian. Sejak 2004, tiap tahun UEA rutin menggelar konferensi yang dikenal dengan nama Forum for Promoting Peace in Muslim Societies.
Advertisement