PM Malaysia Muhyiddin Yassin Bakal Kunjungi Indonesia 4-5 Februari 2021

PM Malaysia, Yang Mulia Tan Sri Muhyiddin Yassin akan mengunjungi Indonesia mulai 4-5 Februari 2021.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 03 Feb 2021, 19:04 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2021, 18:52 WIB
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin. (Mohd Rasfan / AFP)
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin. (Mohd Rasfan / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Malaysia ke-8, Yang Mulia Tan Sri Muhyiddin Yassin menurut rencana akan melakukan kunjungan resmi ke Indonesia pada tanggal 4-5 Februari 2021. 

Hal ini diumumkan secara resmi melalui website Kemlu.go.id, Rabu (3/2/2021).

Ini adalah kunjungan ke luar negeri pertama PM Muhyiddin Yassin, setelah ia memegang jabatan sebagai Perdana Menteri Malaysia sejak Maret 2020.

Kunjungan ini diharapkan akan semakin memperkokoh hubungan bilateral antara kedua negara bertetangga yang sangat dekat dan serumpun.

Sebelum kunjungan PM Malaysia, Menlu RI dan Menlu Malaysia akan melakukan pertemuan bilateral guna mempersiapkan kunjungan tersebut.

Simak video pilihan di bawah ini:

Hubungan Bilateral Malaysia-Indonesia

Bendera Indonesia dan Bendara Malaysia yang berkibar pada 22 April 2009.
Bendera Indonesia dan Bendara Malaysia yang berkibar pada 22 April 2009. (AFP/ADEK BERRY)

Malaysia adalah salah satu mitra penting Indonesia, baik dari sisi perdagangan, investasi, pariwisata dan sosial budaya.

Selain itu, Malaysia juga merupakan mitra dagang ke-5 terbesar (USD 16,5 Milyar USD tahun 2019) bagi Indonesia dan mitra investasi terbesar ke- 6 (USD 1,35 Miliar tahun 2019).

Di tahun 2019, Malaysia juga tercatat sebagai negara asal wisatawan asing terbesar ke Indonesia yang mencapai sebanyak 2,98 Juta orang pengunjung.

Beberapa isu bilateral yang akan diangkat oleh Pemerintah Indonesia dalam kunjungan ini diantaranya mencakup perlindungan PMI di Malaysia, kerja sama ekonomi dan perdagangan, perbatasan, pengaturan Travel Corridor Arrangement.

Kedua pemimpin menurut rencana juga akan membahas berbagai isu kawasan dan dunia termasuk dalam rangka memperkuat kerja sama dalam menangani isu kampanye negatif dan memajukan minyak sawit dalam pembangunan yang berkelanjutan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya