WHO Catat Kasus COVID-19 di Dunia Menurun, Indonesia Tetap Naik

Kasus positif COVID-19 di dunia sudah turun, tapi Indonesia masih mencatat kenaikan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 03 Feb 2021, 14:52 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2021, 14:52 WIB
Kemacetan Jakarta di Tengah PSBB
Sejumlah pengendara kendaraan bermotor mengalami kemacetan lalu lintas di Tol Dalam Kota dan Jalan Gatot Subroto Jakarta, Selasa (19/5/2020). Meski masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masih berlangsung, kemacetan lalu lintas masih terjadi di Ibu Kota. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus penularan COVID-19 di dunia terpantau mulai menurun. WHO menyebut ini karena protokol kesehatan seperti memakai masker dan pembatasan sosial berhasil. Penurunan kasus ini juga bertepatan dengan program vaksinasi yang dilakukan berbagai negara. 

WHO mengakui masih ada negara yang kasusnya naik. Ternyata, salah satunya adalah Indonesia. 

Berdasarkan data Our World in Data, Rabu (3/2/2021), kasus Indonesia per satu juta orang terus naik, meski kasus dunia dan benua Asia mulai turun. Berikut grafiknya: 

Angka positif COVID-19 di dunia sudah turun, namun Indonesia masih naik. Dok: Our World in Data, 3 Februari 2021.

Indonesia tidak sendiri, negara-negara lain yang kasusnya naik adalah Prancis, Sri Lanka, dan Malaysia. Saat ini, Malaysia sedang lockdown, dan kasus negara itu sejumlah 219 ribu. 

Adapun negara yang mengalami penurunan kasus COVID-19 adalah Amerika Serikat, Jerman, Jepang, dan Singapura. Kasus di Turki juga telah menukik turun, namun sedikit naik lagi.

Grafik kasus COVID-19 di negara-negara yang menurun. Dok: Our World in Data, 3 Februari 2021.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Satgas Covid-19: RS Hampir Penuh, Pasien Positif Terpaksa Isolasi Mandiri

Kemenkes Izinkan Rumah Sakit Berikan Layanan Pasien COVID-19
Foto aerial suasana Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, di Jakarta, Selasa (2/2/2021). Pemerintah melalui Kemenkes mengizinkan semua rumah sakit jika memiliki fasilitas penanganan COVID-19 untuk memberikan layanan ke pasien COVID-19. (merdeka.com/Imam Buhori)

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, rumah sakit di berbagai daerah di Indonesia hampir penuh. Bahkan, pasien Covid-19 dengan gejala sedang terpaksa harus melakukan isolasi mandiri lantaran rumah sakit tak mampu lagi menampung.

"Saat ini rumah sakit di berbagai wilayah di Indonesia sudah hampir penuh. Banyak cerita tentang pasien positif Covid-19 yang harus menunggu lama untuk dapat mendapatkan pelayanan di rumah sakit, di tempat tidur, ruang isolasi maupun ruang ICU dan terpaksa harus isolasi Mandiri di rumah meskipun mengalami gejala sedang," jelas Wiku dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa 2 Februari 2021. 

Untuk itu, masyarakat diminta untuk disiplin protokol kesehatan agar tak terpapar Covid-19. Mulai dari, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak aman.

Wiku mengingatkan masyarakat kelompok usia produktif untuk segera membersihkan diri, berganti pakaian, dan disinfeksi barang-barang yang digunakan setelah berpergian keluar rumah. Jika sedang kurang sehat atau timbul gejala Covid-19, segera memeriksakan diri ke puskesmas terdekat.

"Jangan melakukan kontak dengan anggota keluarga yang masuk dalam kelompok lansia atau kondisi rentan," ucap Wiku.

Pemprov DKI Jakarta Kaji Usulan Lockdown Akhir Pekan untuk Tekan Covid-19

Bus Sekolah Pengangkut Pasien Covid-19
Bus sekolah menjemput pasien Covid-19 berstatus orang tanpa gejala (OTG) di Puskesmas Jatinegara, Jakarta, Selasa (22/9/2020). Sejumlah unit bus sekolah kini dialihfungsikan menjadi kendaraan untuk mengantar pasien Covid-19 berstatus OTG menuju RS Darurat Wisma Atlet. (merdeka.com/Imam Buhori)

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, pihaknya akan mengkaji opsi lockdown akhir pekan untuk menanggulangi pandemi COVID-19.

"Nanti tentu DKI Jakarta akan melakukan kajian, analisis, nanti Pak Gubernur juga memimpin rapat-rapat internal apakah usulan dari DPR RI dimungkinkan," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Selasa (2/2).

Menurut dia, usulan terkait penanganan Covid-19 yang disampaikan oleh anggota DPR tersebut mengacu pada kebijakan yang telah diterapkan di Turki. Kendati begitu, Riza mengaku Pemprov DKI Jakarta akan mengikuti kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah pusat.

"Prinsipnya Pemprov DKI Jakarta meyakini program-program usulan dari siapapun termasuk teman-teman DPR RI akan dipertimbangkan dengan baik. Pemerintah pusat memiliki para pakar, para ahli yang akan terus membuat kajian," ucap Riza.

Dia mengatakan, Pemprov DKI menyadari masyarakat Jakarta seringkali melakukan aktivitas di luar rumah saat akhir pekan. Mulai dari bertemu sanak saudara, ke pusat perbelanjaan, hingga berkunjung ke lokasi pariwisata.

"Ini semua dapat menimbulkan interaksi yang pada akhirnya terjadi kerumunan yang dapat berdampak pada penyebaran Covid-19. Untuk itu, memang kami selalu minta di masa-masa libur Sabtu-Minggu kami minta juga tetap berada di rumah," jelas Riza.

Infografis COVID-19:

Infografis 4 Alur Meja Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Alur Meja Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya