PM Muhyiddin Yassin Bakal Jadi Orang Pertama di Malaysia yang Disuntik Vaksin COVID-19

PM Muhyiddin Yassin menjadi orang yang akan menerima vaksin COVID-19 pertama di negara tersebut.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 22 Des 2020, 16:27 WIB
Diterbitkan 22 Des 2020, 16:05 WIB
Muhyiddin Yassin (John Shen Lee / AP PHOTO)
Muhyiddin Yassin (John Shen Lee / AP PHOTO)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin akan menjadi orang pertama di negara itu yang menerima vaksin COVID-19 Pfizer, dalam upaya meyakinkan publik bahwa vaksin itu aman dan efektif.

Vaksin akan diberikan pertama kali kepada petugas kesehatan garis depan, diikuti oleh mereka yang berada dalam kelompok berisiko tinggi seperti orang tua, mereka yang memiliki penyakit tidak menular dan penyakit pernapasan kronis, kata Muhyiddin. Demikian seperti melansir laman Channel News Asia, Selasa (22/12/2020). 

Muhyiddin membuat pengumuman melalui video pendek pada Selasa, 22 Desember, mengenai perkembangan terbaru dan distribusi vaksin COVID-19 ke Malaysia.

Dia mengatakan pemerintah akan memastikan pasokan vaksin segera.

“Pemerintah mengharapkan suplai pertama satu juta dosis vaksin dari Pfizer sudah diterima dan diberikan kepada kelompok sasaran paling cepat pada Februari 2021,” ujarnya.

Bulan lalu, Malaysia mengumumkan  setuju untuk membeli 12,8 juta dosis vaksin. 

Berdasarkan kesepakatan tersebut, Pfizer akan memberikan satu juta dosis pertama pada kuartal pertama 2021, dengan 1,7 juta, 5,8 juta dan 4,3 juta dosis untuk diikuti pada kuartal-kuartal berikutnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:


Suplai Vaksin COVID-19 untuk Malaysia

Khawatir Virus Corona COVID-19, Warga Malaysia Beraktivitas Pakai Masker
Seorang wanita mengenakan masker di tengah kekhawatiran akan penyebaran virus corona COVID-19, di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis, (13/2/2020). Total kematian akibat virus tersebut di Provinsi Hubei hingga Rabu (12/2) mencapai 1.310 orang. (AFP/Mohd Rasfan)

Muhyiddin juga mengatakan pemerintah baru saja menandatangani perjanjian dengan perusahaan biofarmasi AstraZeneca untuk mengamankan 6,4 juta dosis atau 10 persen lebih banyak vaksin, menurut outlet berita lokal New Straits Times.

"Artinya, jaminan hingga 40 persen pasokan vaksin telah didapatkan melalui kesepakatan dengan Fasilitas COVAX, Pfizer, dan AstraZeneca," ujarnya. 

Muhyiddin menambahkan bahwa pemerintah juga sedang dalam tahap akhir negosiasi dengan Sinovac China, CanSino dan Pusat Penelitian Gamaleya yang didukung Rusia untuk mendapatkan vaksinasi bagi lebih dari 80 persen populasi negara itu. 

Badan Pengatur Farmasi Nasional (NPRA) Kementerian Kesehatan akan terus memantau keefektifan dan keamanan vaksin setelah diperoleh dan digunakan, kata Muhyiddin dalam video tersebut. 

“Sekali lagi, saya ingin mengajak Anda semua untuk mengapresiasi dan menumbuhkan norma baru dalam kehidupan sehari-hari bahkan setelah kita menerima pasokan vaksin dan divaksinasi.

“Kita perlu beradaptasi dengan norma baru karena virus sudah ada di masyarakat,” ujarnya.

Muhyiddin juga mengingatkan masyarakat untuk mematuhi langkah-langkah keamanan yang telah ditetapkan dan sering berlatih mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak fisik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya