Liputan6.com, Jakarta Diplomat Amerika Serikat (AS) di China dikabarkan diminta untuk melakukan tes swab anal untuk mendeteksi COVID-19. Sejumlah laporan media menyebut beberapa orang mengeluhkan prosedur tersebut.
Salah satu media AS, Vice, pada Rabu 24 Februari mengutip seorang pejabat Departemen Luar Negeri yang mengatakan tes swab anal itu salah dan China telah mengatakan akan menghentikan tes semacam itu terhadap para diplomat AS.
Baca Juga
"Sepengetahuan saya China tidak pernah meminta staf diplomatik AS yang ditempatkan di China untuk melakukan tes usap anal," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian di Beijing, dikutip dari Antara, Jumat (26/2/2021).
Advertisement
Seorang perwakilan Departemen Luar Negeri AS menegaskan, pihaknya "berkomitmen untuk menjamin keselamatan dan keamanan diplomat Amerika Serikat dan keluarga mereka, sambil menjaga martabat mereka."
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Menghindari Infeksi yang Hilang
Beberapa kota di China menggunakan sampel yang diambil dari anus untuk mendeteksi potensi infeksi di tengah peningkatan pemeriksaan selama serentetan wabah menjelang liburan Tahun Baru Imlek.
Tes menggunakan usap anal dapat menghindari infeksi yang hilang karena jejak virus dalam sampel feses atau usap anal dapat tetap terdeteksi untuk waktu yang lebih lama daripada pada saluran pernapasan, kata Li Tongzeng, seorang dokter penyakit pernapasan di Beijing, kepada televisi pemerintah.
Tes feses juga mungkin lebih efektif dalam menemukan infeksi pada anak-anak dan bayi, karena kotoran mereka membawa muatan virus yang lebih tinggi daripada orang dewasa, kata para peneliti di Chinese University of Hong Kong dalam sebuah makalah yang diterbitkan tahun lalu.
Advertisement