Riset: Jurnalis Perempuan Kurang Mendapat Akses Sebagai Pengambil Keputusan

Dalam rangka Hari Perempuan Internasional yang dirayakan setiap 8 Maret, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta mengadakan acara dengan judul Women's Leadership in Broadcast Journalism.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Mar 2021, 21:40 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2021, 21:40 WIB
(YouTube)
(YouTube)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka Hari Perempuan Internasional yang dirayakan setiap 8 Maret, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta mengadakan acara diskusi virtual di akun YouTube Atamerica dengan judul 'Women's Leadership in Broadcast Journalism' pada Selasa (9/3/2021).

Pembicara di diskusi tersebut mengundang Heather Variava, Chargé d'affaires di Kedutaan Besar AS di Jakarta, Desi Anwar, senior jurnalis/direktur CNN Indonesia TV, dan Fifi Aleyda Yahya, senior jurnalis dan kepala komunikasi korporat di Metro TV. Acara ini juga dipandu oleh Karina Soerjanatamihardja, seorang broadcaster di Mustang FM dan presenter di SEA Today News.

Variava mengatakan bahwa menurut Internasional Women's Media Foundation, lebih dari 50 persen mahasiswa jurnalisme di seluruh dunia adalah perempuan. Namun, tidak ada 50% yang menjadi jurnalis.

"Menurut Internasional Women's Media Foundation, lebih dari setengah mahasiswa jurnalisme di seluruh dunia adalah perempuan. Tetapi, mereka menempati kurang dari setengah pekerjaan media di dunia. Hanya 23% ada di posisi pengambil keputusan di tingkat atas."

"Jurnalis perempuan masih mengalami serangan yang disproposional baik secara offline maupun online," jelasnya, "Mulai dari pelecehan dan stigma sampai ucapan kebencian."

Tahun ini, tema Hari Perempuan Internasional adalah 'Pilih Untuk Menantang' dan para pembicara dalam diskusi mempertegaskan bahwa perempuan memang mempunyai pilihan.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Suara Perempuan Sama Pentingnya dengan Suara Siapa Pun

Jurnalis Perempuan
Ilustrasi Jurnalis Perempuan (Photo by The Climate Reality Project on Unsplash)

Berada dalam industri yang didominasi oleh laki-laki mungkin terlihat menyeramkan untuk beberapa perempuan. Namun, Variava juga mengatakan bahwa menjadi perempuan satu-satunya di ruangan membuat suara kita menjadi semakin penting. "..sadarilah bahwa suara Anda sama pentingnya dengan suara lain di ruangan itu dan jika Anda satu-satunya wanita di ruangan itu, suara Anda bahkan lebih penting karena Anda memberikan perspektif yang tidak dapat diberikan oleh orang lain."

Para senior jurnalis juga mengatakan bahwa industri media yang ramah wanita di tempat pekerjaan. Desi Anwar mengatakan bahwa ada kesempatan bagi perempuan untuk menempati tingkat atas.

"Kesempatan ada di sana dan tentunya bagi mereka yang mampu mengambilnya dan jelas para wanita ini sangat sangat cakap sangat profesional dan mereka adalah panutan yang baik."

Namun, mengingat bahwa wanita perlu mempertanyakan beberapa hal seperti, "Apakah saya menjadi ibu yang baik?", Fifi Aleyda Yahya mengatkan bahwa kematangan dan suasana yang mendukung sangat lah penting.

"Am i doing the right thing, am i being a good mother tapi i also want to pursue my career as a journalist, gitu lho, jadi itu yang kadang-kadang kita butuh satu, kematangan, dan kematang itu bisa dibentuk dari masukan-masukan atau pengalaman hidup yang kita dapat selama bekerja dan ketemu dengan orang-orang yang memberikan feedback yang supportive dan bukan menjatuhkan," katanya.

 

Reporter : Paquita Gadin

Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19

Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya