4 Kasus Terorisme yang Terjadi di Dunia Selama Pandemi COVID-19

Kejahatan teroris sedang menurun selama pandemi COVID-19, tetapi segelintir orang tetap melancarkan aksinya.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 29 Mar 2021, 19:28 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2021, 19:10 WIB
Suasana Mencekam Gereja Katedral Makassar Usai Ledakan Bom
Polisi memeriksa lokasi di dekat sebuah gereja setelah ledakan di Makassarr (28/3/2021). polisi masih melakukan pengamanan di sekitar lokasi kejadian ledakan yang berada di Jalan Kartini Kota Makassar. (AFP/Indra Abriyanto)

Liputan6.com, Jakarta - Selama 2020, bertepatan dengan pandemi COVID-19, kasus terorisme tercatat menurun. Seluruh dunia fokus pada mitigasi kesehatan. 

Brookings Institute menyebut jumlah korban dari aksi terorisme di AS pada 2020 menurun drastis. Sementara, badan kontra-terorisme di Malaysia menyebut lockdown membantu mengurangi ancaman teror.

Datai dari situs Vision of Humanity (penerbit Global Terrorism Index) menyebut ada pengurangan terhadap terorisme di daerah perkotaan di tengah lockdown.

Namun, masih ada kelompok yang masih saja menebar teror meski dunia sedang sibuk menghapi COVID-19. 

Berikut aksi terorisme di empat negara yang terjadi di tengah pandemi COVID-19.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


1. WNI Ingin Bunuh Mahathir Mohamad

Mahathir Mohamad Mundur sebagai PM Malaysia
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad memberi isyarat saat berbicara dalam konferensi pers di Putrajaya, Malaysia, Sabtu (22/2/2020). Mahathir Mohamad telah mengirimkan surat pengunduran diri sebagai Perdana Menteri ke Raja Malaysia. (AP Photo/Vincent Thian)

Media Malaysia mengabarkan penangkapan tiga teroris yang berkomplot untuk menghabisi Mahathir Mohamad. Mereka ditangkap pada Januari 2021. 

Saat itu, Mahathir menjabat sebagai perdana menteri Malaysia. Salah satu pelaku merupakan WNI

Otoritas di Malaysia menyebut para pelaku masih terkait jaringan ISIS. Akan tetapi Kementerian Luar Negeri Indonesia enggan mengkonfirmasi apakah WNI itu memang terkait organisasi teroris.


2. Pembantaian di Mozambik

Bendera Mozambik
Keunikan dari bendera Mozambik adalah terselip gambar senapan laras panjang. Bendera ini menggunakan gambar AK-47 di benderanya, dan merupakan satu-satunya bendera yang memakai gambar senapan tersebut. (Wikipedia.com)

Kelompok militan yang disebutkan sebagai antek ISIS menyerang warga-warga Desa Muatide dan Nanjaba di Mozambik. Lebih dari 50 orang dilaporkan tewas dipenggal.

Korban dieksekusi di lapangan bola di sebuah desa. Tak hanya dipenggal, korban juga dimutilasi. 

Dilaporkan BBC, Selasa 10 November 2020, pemenggalan ini merupakan rangkaian serangan militan terkait ISIS di Provinsi Cabo Delgado sejak 2017. Wilayah itu kaya akan gas.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut aksi teroris merupakan orang-orang barbar yang merugikan agama damai. 

"Di Mozambik, lebih dari 50 orang dipenggal, para wanita diculik, desa-desa dibakar. Orang-orang barbar membajak agama damai untuk menebar teror," ujar Presiden Macron via Twitter pada November 2020.

"Terorisme Islamis adalah bahaya internasional yang membutuhkan sebuah respons internasional," ia menambahkan.

 


3. Upaya Penculikan Gubernur Michigan

Gubernur Michigan, Gretchen Whitmer.
Gubernur Michigan, Gretchen Whitmer.(Kantor Gubernur Michigan melalui AP Photo)

Pada Oktober 2020, FBI menangkap 13 orang yang ingin menculik Gubernur Michigan, Gretchen Whitmer.

Mereka dianggap berusaha melancarkan aksi terorisme domestik.

Kelompok tersebut bernama Wolverine Watchmen yang ingin melengserkan Whitmer, motif lainnya adalah  menolak kebijakan COVID-19 yang ketat.


4. Bom di Gereja Makassar

Suasana Mencekam Gereja Katedral Makassar Usai Ledakan Bom
Polisi berjaga di samping kendaraan yang rusak setelah ledakan di luar sebuah gereja di Makassar (28/3/2021). Sebuah benda diduga bom meledak di Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3/2021) pagi. (AFP/Indra Abriyanto)

Pada Minggu (28/3/2021) pelaku bom bunuh diri menyerang Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Polri menyebut pelaku adalah bagian dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD). 

Kapolri Jenderal Listyo Sigit mengungkap identitas empat tersangka baru yang diamankan usai aksi bom bunuh diri yang dilakukan oleh pasangan suami istri L dan YSF di Gereja Katedral Makassar. Mereka adalah AS, SAS, MR dan AA.

"Perkembangan lainnya, sampai dengan hari ini kita sudah mengamankan kurang lebih empat orang tersangka baru yaitu AS, SAS, MR dan AA," kata Listyo di Mapolda Sulsel, Senin (29/3/2021). 

Listyo menyebutkan bahwa keempat orang itu merupakan rekan L dan YSF dalam mengikut kajian di Perumahan Villa Mutiara. Perumahan itu merupakan lokasi penangkapan anggota teroris jaringan JAD beberapa waktu lalu di Makassar.

"Mereka bersama-sama dengan L dan YSF ada dalam satu kelompok kajian, Kajian Villa Mutiara namanya," ucap Listyo. 

Adapun peran keempat orang yang telah diamankan berbeda-beda. Mulai dari memberikan doktrin hingga menyiapkan rencana bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. 

"Masing-masing memiliki peran untuk memberikan doktrin, kemudian mempersiapkan rencana untuk jihad dan juga berperan membeli bahan yang digunakan sebagai alat untuk bom bunuh diri," jelasnya. 


Infografis Ledakam Bom Makassar:

Infografis Bom Bunuh Diri di Katedral Makassar. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bom Bunuh Diri di Katedral Makassar. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya