Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar Amerika Serikat mengecam aksi bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar.
"Amerika Serikat mengutuk keras serangan terhadap Gereja Katedral di Makassar (Minggu) pagi ini," tulis pernyataan resmi dari Kedubes AS.
"Serangan terhadap jemaat yang sedang beribadah mencederai toleransi dan penghormatan atas keberagaman yang dijunjung tinggi oleh rakyat Indonesia," lanjut pernyataan tersebut.
Advertisement
Amerika Serikat juga menyatakan bahwa pihaknya akan berdiri bersama rakyat Indonesia dan mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban.
Pada Minggu 28 Maret, sebuah ledakan terjadi di Gereja Katedral Makassar, bertepatan dengan perayaan Minggu Palma bagi umat Katolik.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di lokasi, garis polisi pun telah dibentangkan oleh petugas. Petugas masih bersiaga mengamankan lokasi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Pelaku Masih Jadi Incaran Aparat
Kini polisi masih terus mengusut tuntaas kejadian tersebut. Bahkan Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto menyatakan, pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan sudah menjadi incaran aparat.
Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto menyatakan, pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan sudah menjadi incaran aparat. Menurutnya, aksi terorisme di wilayah Sulawesi Selatan sudah terindikasi sejak 2015 lalu dengan ratusan jemaah dibaiat oleh ISIS.
"Pelaku kasus bom bunuh diri di Gereja Katedral hari ini sebelumnya memang dalam pengejaran aparat keamanan," kata Wawan Purwanto dalam keterangan tertulis, Minggu (28/3/2021).
Selanjutnya, menurut penuturannya pada awal Januari 2021 sebanyak sekitar 20 terduga teroris jaringan JAD ditangkap Polda Sulsel dan Densus 88. Puluhan orang tersebut terlibat pendanaan pelaku bom bunuh diri di Filipina.
Advertisement