Liputan6.com, Jakarta - Berkeringat bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Mengutip dari Bright Side, Rabu (31/3/2021), bakteri dapat menempel pada tubuh dan menimbulkan bau tidak sedap, dan jika tidak membersihkan wajah setelah berkeringat maka bisa berjerawat.
Baca Juga
Selain itu juga perlu sering-sering keramas jika banyak berkeringat, meskipun kenyataannya sering mencuci rambut belum tentu baik.
Advertisement
Maka banyak orang yang menyimpulkan bahwa jika tidak berkeringat maka permasalahan tersebut dapat teratasi.
Beberapa hal berikut ini akan terjadi jika seseorang berhenti berkeringat:
Saksikan Video Berikut Ini:
1. Kulit akan menderita
Keringat dapat membantu untuk melembabkan kulit, sehingga tanpa keringat maka kulit akan menjadi kering dan perlu perawatan ekstra untuk menjaganya tetap lembab.
Produksi keringat normal dikatakan memiliki efek anti bakteri, karena membantu membuka pori-pori dan membersihkan apa yang tersangkut di dalamnya.
Jadi jika seseorang berhenti berkeringat, bakteri di permukaan kulit bisa tetap ada karena keringat membantu membunuh bakteri berbahaya.
Advertisement
2. Risiko terkena batu ginjal lebih tinggi
Beberapa penelitian menemukan bahwa keringat dari olahraga teratur mengeluarkan natrium yang seharusnya masuk ke ginjal dan urin di mana batu terbentuk.
Hal ini akan membantu meningkatkan volume darah dan juga menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Oleh karena itu jika seseorang berhenti berkeringat, akan berisiko lebih tinggi terkena batu ginjal dan penyakit kardiovaskular.
Tubuh juga akan lebih sulit membuang racun, seperti logam berat.
3. Pada iklim yang sangat panas, akan lebih sulit untuk didinginkan
Fungsi utama keringat adalah mendinginkan tubuh, sehingga jika tidak berkeringat dapat menyebabkan pusing, kram, mual, dan kepanasan.
Gejala kram panas termasuk nyeri otot dan kejang.
Mungkin juga akan menderita sengatan panas, yaitu suatu kondisi yang mengancam jiwa yang terjadi saat suhu tubuh mencapai 103º F atau 39,4 derajat Celcius.
Jika tidak ditangani, dapat menyebabkan hilangnya kesadaran.
Advertisement
4. Melepaskan lebih sedikit hormon
Keringat mengeluarkan bahan kimia yang disebut feromon, yang bertindak seperti hormon di luar tubuh untuk memengaruhi perilaku orang lain.
Wanita ternyata lebih tertarik pada pria saat terlihat berkeringat.
Studi lain menemukan bahwa mencium kemeja pasangan yang berkeringat dapat menurunkan stres.
Jadi keringat penting bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain.
5. Sebagai reaksi dari apa yang dirasakan
Tubuh yang berkeringat berfungsi untuk mempersiapkan diri menghadapi situasi pertarungan atau lari jika merasa gugup atau takut.
Selain itu keringat juga sebagai reaksi tubuh jika memakan sesuatu yang pedas atau panas.
Berkeringat adalah salah satu cara tubuh berkomunikasi dengan Anda untuk memberi tahu apa yang terjadi di dalam diri.
Selain itu bisa juga mengkomunikasikan dengan orang lain tentang perasaan yang dirasakan.
Satu eksperimen menemukan bahwa wanita yang terpapar keringat pria yang diperoleh dari rasa takut menunjukkan ekspresi ketakutan, dan mereka yang terpapar keringat karena jijik menunjukkan ekspresi jijik.
Advertisement
6. Cenderung menghabiskan lebih sedikit waktu untuk membuat keputusan
Sebuah penelitian menemukan bahwa orang membutuhkan waktu lebih lama untuk membuat pilihan, kemudian membuat pilihan yang lebih berisiko saat terkena keringat yang disebabkan oleh kecemasan.
Artinya jika seseorang tidak berkeringat lagi, kemungkinan besar akan mengambil waktu lebih singkat untuk memutuskan berbagai hal.
Dengan demikian membuat pilihan yang tidak terlalu berisiko, bahkan jika sedang merasa cemas.
Dengan kata lain, dapat membuat keputusan yang lebih aman lebih cepat jika tidak berkeringat.
Â
Reporter: Veronica Gita
Infografis 5 Tips Cegah Covid-19 Saat Beraktivitas dengan Orang Lain
Advertisement