Negara Anggota G7 Setujui Langkah Baru Melawan Bahan Bakar Fosil

Negara-negara maju yang merupakan anggota G7 menyetujui akan mencari cara untuk melawan bahan bakar fosil.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 22 Mei 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2021, 16:00 WIB
Bahan Bakar Fosil akan Habis
credit: Kemendikbud

Liputan6.com, Jakarta - Negara-negara besar dunia telah mengambil langkah signifikan lebih lanjut untuk membantu membatasi perubahan iklim.

Melansir BBC, Sabtu (22/5/2021), para menteri lingkungan G7 telah sepakat bahwa mereka akan mencapai target iklim sejalan dengan pembatasan kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat.

Misi tersebut jauh lebih ambisius daripada maksimum 2 derajat sebelumnya.

Para menteri juga setuju untuk menghentikan pendanaan langsung pembangkit listrik tenaga batu bara di negara-negara miskin pada akhir 2021.

Ada ruang kosong dalam pernyataan itu, tetapi keputusan itu akan mengirimkan pesan yang jelas kepada bank-bank pembangunan yang masih mendanai tenaga batu bara di negara-negara miskin.

Selain itu, ada juga komitmen penting untuk melindungi 30% lahan bagi alam pada tahun 2030 untuk meningkatkan kehidupan liar dan membantu menyerap emisi karbon.

KTT COP26

Hadapi Global Warming, Mesin Penghisap Emisi Karbon Kini Dibangun
Emisi karbon merupakan kunci penting untuk menghindari perubahan iklim saat ini. Solusinya adalah mesin penghisap karbon di Swiss. (Pixabay)

Para menteri lingkungan hidup dari Inggris, AS, Kanada, Jepang, Prancis, Italia, dan Jerman mengambil bagian dalam pertemuan virtual G7, yang merupakan salah satu rangkaian pertemuan para pemimpin di Cornwall pada bulan Juni.

Pertemuan online itu dipimpin oleh Inggris, dan sumber pemerintah mengatakan kepada BBC News: "Kami sangat terdorong oleh hasilnya."

Keputusan yang telah diambil merupakan batu loncatan penting dalam perjalanan menuju KTT iklim global yang vital di Glasgow pada bulan November yang disebut COP26.

Langkah untuk menjaga kebijakan mereka sejalan dengan 1.5 derajat menyiratkan tindakan yang jauh lebih cepat untuk mengurangi emisi pada tahun 2030.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya