Bank Dunia: Ekonomi China Meroket 8,5 Persen, Indonesia 4,4 Persen di 2021

Pertumbuhan ekonomi China diprediksi meroket 8,5 persen pada 2021. Bagaimana Indonesia?

oleh Tommy K. Rony diperbarui 09 Jun 2021, 15:31 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2021, 15:31 WIB
Luhut Wang Yi China (Kemlu China via CGTN)
Menko Marves RI Luhut Binsar Pandjaitan dan Menlu China Wang Yi dalam pertemuan di Yunnan 9 Oktober 2020. (China MoFA via CGTN)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia memprediksi bahwa ekonomi China akan meroket hingga 8,5 persen pada 2021. Pertumbuhan GDP itu lebih tinggi ketimbang Amerika Serikat (6,8 persen), area Eropa (4,2 persen), Jepang (2,9 persen), dan India (8,3 persen). 

Prediksi itu diterbitkan pada Global Economic Prospects 2021. Ekonomi dunia mulai pulih dengan pertumbuhan 5,6 persen, sementara tahun lalu minus 3,5 persen. 

Bank Dunia menyebut ekonomi China naik karena demand yang mulai meningkat.

Banyak negara-negara yang tahun lalu ekonominya minus diprediksi bangkit, mulai dari Rusia, Brasil, Arab Saudi, Afrika Selatan, hingga Indonesia. 

Namun, prediksi Bank Dunia berbeda dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Bank Dunia menilai pertumbuhan Indonesia hanya 4,4 persen.

Angka itu di bawah prediksi Menteri Keuangan Sri Mulyani yang sempat menyebut ekonomi Indonesia bisa naik hingga 5,3 persen.

"Kalau kita lihat tahun 2021 dengan pertumbuhan ekonomi yang kita perkirakan akan kembali pulih di 4,5 hingga 5,3 persen," ucap Sri Mulyani pada Februari 2021.

Pada laporan Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 5.0 persen di 2022, lalu 5,1 persen di 2023.

Kemiskinan Akibat COVID-19

FOTO: Kemiskinan DKI Naik 1,11 Persen Selama September 2020
Deretan permukiman penduduk semi permanen di bantaran Sungai Ciliwung, Jakarta, Senin (5/10/2020). Pemprov DKI mencatat kenaikan angka kemiskinan Jakarta sebesar 1,11 persen menjadi 4,53 persen pada bulan September 2020 karena terdampak pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Walau ekonomi dunia mulai pulih pada 2021, Presiden Bank Dunia David Malpass menyorot kemiskinan akibat COVID-19. Ia menyorot kemiskinan kembali bangkit di negara-negara berpenghasilan rendah akibat pandemi.

"Pandemi terus menyebabkan kemiskinan dan ketidaksetaraan pada masyarakat di negara-negara berkembang di seluruh dunia," ujar Malpass seperti dikutip situs Bank Dunia.

Malpass menekankan pentingnya koordinasi global untuk mendistribusi vaksin untuk melawan pandemi COVID-19. Ia juga berharap adanya keringanan utang pada negara-negara penghasilan rendah.

Ia juga mendukung kehadiran pertumbuhan ekonomi yang hijau, resilien, serta inklusif, dan pada saat yang sama menjaga stabilitas makroekonomi.

 

Infografis 3 Vaksin dalam Program Vaksinasi Covid-19 Nasional Kantongi Izin WHO. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 3 Vaksin dalam Program Vaksinasi Covid-19 Nasional Kantongi Izin WHO. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya