Amerika Serikat Tak Ingin China Dominasi Digital Dunia

Kemajuan digital China merajalela. Amerika Serikat berupaya cegah dominasi tersebut.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jun 2021, 15:33 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2021, 15:33 WIB
Bendera AS dan China berkibar berdampingan (AP/Andy Wong)
Bendera AS dan China berkibar berdampingan (AP/Andy Wong)

Liputan6.com, Washington D.C - l Kegembiraan atas kemajuan digital China merajalela ketika Keith Krach terakhir mengunjungi negara itu sebagai kepala eksekutif perusahaan perangkat lunak yang sangat sukses, DocuSign, yang memiliki lebih dari 400 juta penggunanya di 188 negara.

"Saya melihat banyak teknologi baru, saya menyaksikan teknologi transformasi, semua orang menyuruh saya mengunduh Tencent setiap 30 menit," kata Krach. Tencent adalah konglomerat multinasional di balik aplikasi WeChat yang populer di China.

Itu terjadi pada Desember 2017. Sekarang Krach berada hampir teratas dalam daftar orang Amerika yang dilarang, bersama kerabat dekat mereka, untuk mengunjungi China lagi atau melakukan bisnis dengan entitas China, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (11/6/2021).

Mantan menteri luar negeri Mike Pompeo "di urutan pertama; penasihat kebijakan perdagangan Peter Navarro nomor dua; saya nomor tiga" dalam daftar teratas yang memuat nama-nama mantan pejabat pemerintahan Trump," kata Krach dalam sebuah wawancara baru-baru ini.

Sebanyak 28 orang dikenai sanksi, yang diumumkan 20 Januari, hanya beberapa menit setelah Presiden AS Joe Biden dilantik.

Meskipun sanksi difokuskan pada mereka yang tidak lagi menjabat, Krach yakin itu dimaksudkan sebagai peringatan bagi anggota pemerintahan Biden yang akan datang, termasuk Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan koordinator Gedung Putih Asia Kurt Campbell.

"Itu arah sasaran mereka; cukup untuk membuat pejabat pemerintahan Biden enggan membuat kebijakan yang anti-Beijing. Bagi saya, itu tidak mempengaruhi saya. Saya berada di sisi lain," kata Krach kepada VOA saat berkunjung ke Washington baru-baru ini.

 

Permasalahan 5G

Ilustrasi menjaga keamanan data
Seiringnya teknologi berkembang, tingkat kegunaan smartphone pun terus meningkat. Walaupun begitu, masih saja ada pencurian data

Krach menjadi wakil menteri luar negeri AS untuk urusan ekonomi pada Maret 2019 dan tetap menjabat sampai akhir masa jabatan Presiden Donald Trump.

"Tugas saya adalah mengembangkan strategi keamanan ekonomi global yang dioperasionalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi global, memaksimalkan keamanan nasional, dan memerangi agresi ekonomi China," katanya.

Setahun menjabat, "masalah 5G menjadi sangat mendesak," lanjutnya. "Huawei telah mengumumkan bahwa mereka telah memiliki 91 kontrak di seluruh dunia, 47 di Eropa; tampaknya mereka tak terbendung, (bahwa) mereka akan memimpin."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya