Uni Eropa Benahi Aturan Lingkungan, Bagaimana Nasib Ekspor RI?

Uni Eropa merevisi berbagai regulasi dalam Fit for 55. Perdagangan dengan RI aman?

oleh Tommy K. Rony diperbarui 21 Jul 2021, 17:47 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2021, 17:47 WIB
Deforestasi Hutan Jambi
Kondisi deforasti hutan di Kabupaten Tanjungjabung Barat, Jambi yang akan diubah menjadi perkebunan kelapa sawit. (Liputan6.com/Gresi Plasmanto)

Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar Uni Eropa di Indonesia memperkanalkan Fit for 55 Climate Package. Program ini berada di bawah European Green Deal untuk menjadikan Eropa sebagai benua yang climate-neutral pada 2050.

Kebijakan ini berisi hal-hal seperti pajak energi, pengurangan emisi metana di sektor energi, revisi regulasi emisi rumah kaca, hingga aturan bahan bakar terkait penerbangan.

Pihak Kedutaan Besar Uni Eropa memastikan tak ada dampak langsung dari Fit for 55 kepada perdagangan dengan Indonesia atau perudingan perdagangan bebas IEU-CEPA. Namun, tak tertutup kemungkinan ada regulasi lebih komprehensif untuk mencegah masuknya produk yang merusak lingkungan.

"Tidak akan ada dampak langsung ke negosiasi," ujar Maria Jakas, Kepala Bagian Perdagangan, Delegasi UE-Indonesia, pada acara virtual Kesepakatan Hijau Eropa dan Paket Kebijakan Iklim Fit for 55, Rabu (21/7/2021).

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket, juga sempat membahas ekspor produk kayu ke Indonesia. Dubes Piket berkata Uni Eropa tidak ingin ada kayu-kayu ilegal yang menyebabkan deforestasi masuk ke Uni Eropa.

Akan tetapi, ia memastikan Fit for 55 tidak memberi dampak kepada ekspor kayu. Perdagangan kayu dengan Indonesia juga disebut sudah memiliki sistem yang baik, dan nilai ekspor ke Uni Eropa pada industri ini mencapai 1 miliar euro per tahun.

 

Cegah Deforestasi

Ilustrasi bendera Uni Eropa (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Uni Eropa (AFP Photo)

Uni Eropa menilai Indonesia sebagai lokasi penting dalam biodiversitas di dunia, termasuk di hutan. Pihak EU berkata ingin terus bekerja sama dengan Indonesia terkait isu ini. 

Terkait timber, Uni Eropa berkata ke depannya akan ada program untuk terus memastikan kayu-kayu dari Indonesia tidak berasal dari deforestasi.

"Saat ini, tidak ada proposal di meja terkait 55, tetapi kami akan menghadirkan sesuatu tahun ini terkait mengambil langkah lebih maju untuk mengukur, memastikan, bahwa setiap kayu, furnitur, yang dijual di pasar Uni Eropa bukan yang menyebabkan atau berkontribusi pada deforestasi," ujar Dubes Piket.

Ia juga menjamin hubungan perdagangan timber dengan Indonesia akan aman dan kedua pihak sudah saling memahami satu sama lain. Kehadiran aturan yang baru pun diharapkan bisa meningkatkan kualitas kerja sama antara kedua negara.

"Uni Eropa dan Indonesia kini mengenal satu sama lain dengan sangat baik terkait produk timber," kata Dubes Piket.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya