Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini sebuah studi menemukan bahwa simpanse memiliki cara mereka sendiri saat menyapa dan mengucapkan selamat tinggal satu sama lain dalam interaksi mereka.
Studi tersebut diterbitkan dalam jurnal iScience, melihat interaksi antar-simpanse sebagai hewan sosial. Tim penelitian pun mencari tanda-tanda fase masuk dan keluar selama simpanse dan bonobo berkumpul. Peneliti mencoba dan memastikan apakah niat berbagi dan menciptakan komitmen bersama adalah sifat yang unik bagi manusia atau sifat ini juga dimiliki beberapa kerabat terdekat manusia.
"Kami dapat meluncurkan roket dan mendarat di Bulan karena kami memiliki kemampuan untuk berbagi niat kami, yang memungkinkan kami untuk mencapai hal-hal yang jauh lebih besar daripada yang dapat dicapai oleh satu individu saja. Kemampuan ini telah disarankan untuk menjadi inti dari sifat manusia," jelas penulis Raphaela Heesen, seorang peneliti postdoctoral di Universitas Durham.
Advertisement
Dikutip dari IFL Science pada Sabtu (14/8/2021), studi baru menemukan 1.242 interaksi alami dan perawatan antara simpanse penangkaran dan secara terpisah pada penangkaran bonobo.Mereka menemukan bahwa kera akan secara teratur melakukan kontak mata bersamaan dengan menunjukkan sinyal komunikatif lainnya ketika memulai dan mengakhiri interaksi dengan kera lain.
Mereka meyakini sinyal-sinyal ini mewakili jenis fase masuk dan keluar yang dipraktikkan di antara manusia ketika memulai dan mengakhiri pembicaraan.
Â
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gerakan Halo dan Selamat Tinggal
Ada perbedaan menarik antara kedua spesies kera ini. Bonobo melakukan gerakan halo dan selamat tinggal dalam bentuk menyentuh, berpegangan tangan, menyeruduk kepala, dan menatap 90 persen sebelum bermain. Sedangkan simpanse hanya 69 persen dari itu.
Bonobo tampaknya dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan individu tertentu yang, dapat berarti bahwa kera ini mungkin mencerminkan sinyal dengan cara yang dapat dibandingkan dengan "manajemen wajah" pada manusia - sebuah teori yang mengeksplorasi bagaimana kita dapat mengubah ekspresi kita untuk memperlancar interaksi sosial.
"Ketika Anda berinteraksi dengan seorang teman baik, Anda cenderung tidak berusaha keras untuk berkomunikasi dengan sopan," kata Heesen.
Jika benar, itu bisa berarti bahwa nenek moyang terakhir kita memiliki sifat komitmen bersama, yang berarti bahwa itu berkembang sebelum kita melakukannya. Namun, studi ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan data yang kuat.
"Perilaku tidak memfosil. Anda tidak dapat menggali tulang untuk melihat bagaimana perilaku telah berevolusi. Tapi Anda bisa mempelajari kerabat terdekat kita yang masih hidup: kera besar seperti simpanse dan bonobo. Apakah jenis komunikasi ini ada pada spesies lain juga akan menarik untuk dipelajari di masa depan," tutup Heesen.
Â
Reporter: Bunga Ruth
Advertisement