NASA Berharap China Bisa Jadi Mitra AS di Misi Ruang Angkasa

Situasi politik yang ada membuat NASA kesulitan untuk menggandeng China yang tertutup.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Agu 2021, 09:01 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2021, 09:01 WIB
Bill Nelson
Bill Nelson di Capitol Hill, Washington, Rabu (21/8/2021), Photo: Saul Loeb/Pool via AP

Liputan6.com, Colorado - Bill Nelson selaku NASA Administrator mengatakan pada Kamis (25/8) di 36th Space Symposium, bahwa NASA berharap stasiun antariksa komersial akan mengorbit Bumi begitu International Space Station (ISS) akhirnya pensiun.

ISS yang rampung dibangun pada 2011 silam, diharap dapat segera pensiun pada 2024. Sementara itu, Nelson mengungkapkan bahwa ia mengharapkan lab yang mengorbit akan bertahan hingga 2030. Kemudian NASA berharap ISS akan digantikan oleh laboratorium antariksa komersial di orbit.

"Kami berharap untuk memperluas ISS sebagai proyek pemerintah hingga 2030. Kami juga berharap ini akan diikuti oleh stasiun komersial," kata Nelson bersama para pemimpin antariksa lainnya dari seluruh dunia.

Saat ini NASA berharap stasiun antariksa komersial untuk mengambil alih sebagai ISS mendekati akhir masa jabatannya. China pun telah mulai membangun stasiun antariksa sendiri. Lantaran NASA dilarang terlibat dalam kegiatan bilateral dengan China. Lantaran China dirasa lebih kompetitif daripada kolaboratif.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

China Tertutup

Komet Neowise terlihat dari Stasiun Antariksa Internasional (ISS). (NASA, via Associated Press)
Komet Neowise terlihat dari Stasiun Antariksa Internasional (ISS). (NASA, via Associated Press)

"Sayangnya, saya kita serasa sedang dalam perlombaan luar angkasa dengan China. Saya berbicara atas nama Amerika Serikat, agar China menjadi mitra. Saya ingin China melakukan dengan kami sebagai musuh militer, seperti yang telah dilakukan Rusia. Saya ingin mencoba melakukan itu. Sepertinya, China sangat tertutup dan bagian dari program antariksa sipil adalah Anda harus transparan," ungkap Nelson dinukil dari Space pada Jumat (27/8/2021).

Nelson merujuk terhadap sejarah lama Rusia sebagai kolaborator bersama NASA di luar angkasa. Meskipun ada perpecahan politik yang sedang berlangsung di Bumi. Terdapat banyak masalah dan contoh ketegangan antara negara-negara di luar angkasa. Apalagi yang terbaru dengan modul Nauka baru Rusia yang menyebabkan stasiun antariksa berputar setelah secara tidak sengaja menembakkan pendorongnya usai docking.

Situasi itu memicu pertanyaan mengenai keadaan hubungan dan status NASA saat ini dengan badan antariksa Rusia, Roscosmos. Kondisi semakin rumit ketika menyadari fakta bahwa Rusia dan China berkolaborasi di pangkalan bulan bersama-sama.

Namun, Nelson yakin dengan kemitraan NASA dengan Rusia.

"Pasangan ini telah menjadi musuh, bahkan di tengah Perang Dingin, yang dapat bersatu dan menemukan kesamaan di ruang sipil," pungkas Nelson.

 

Reporter: Bunga Ruth

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya