Kasus COVID-19 Melonjak di Seoul, Korea Selatan Perpanjang Aturan Pembatasan

Otoritas Korea Selatan memperpanjang aturan pembatasan COVID-19.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 02 Okt 2021, 08:01 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2021, 08:01 WIB
Korea Selatan Laporkan Lonjakan Kasus Harian COVID-19 Terbesar
Pekerja medis mengenakan alat pelindung di bilik, mengambil sampel pengunjung di klinik skrining sementara untuk virus corona di Seoul, Korea Selatan, Jumat (24/9/2021). Lonjakan harian virus corona terjadi usai orang-orang kembali liburan terbesar di negara itu tahun ini. (AP Photo/Lee Jin-man)

Liputan6.com, Jakarta - Korea Selatan memperpanjang pembatasan jarak sosial untuk memerangi pandemi Virus Corona COVID-19 pada Jumat (1/10) selama dua minggu, menawarkan lebih banyak insentif kepada orang-orang untuk mendapatkan vaksinasi karena memerangi ribuan kasus baru setiap hari, terutama di ibu kota.

Kenaikan kasus yang cepat di wilayah Seoul yang lebih besar mendorong pihak berwenang untuk memperpanjang pembatasan jarak hingga 17 Oktober, termasuk larangan makan di luar setelah jam 10 malam dan pertemuan lebih dari dua orang setelah jam 6 sore. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (1/10/2021). 

Negara ini mencatat 2.486 kasus COVID-19 baru pada hari Kamis, menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA), dengan penghitungan harian mencapai 3.000 untuk pertama kalinya minggu lalu.

Rata-rata harian melebihi 2.635 selama seminggu terakhir - level tertinggi yang pernah ada dan dengan mudah lebih dari dua kali level sebulan sebelumnya, kata KDCA.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kasus COVID-19 di Seoul

Korea Selatan Laporkan Lonjakan Kasus Harian COVID-19 Terbesar
Orang-orang yang berjalan di luar sebuah stasiun di Seoul, Korea Selatan, Jumat (24/9/2021). Korea Selatan telah melaporkan lonjakan harian terbesar virus corona sejak dimulainya pandemi. (AP Photo/Lee Jin-man)

Ibu kota Seoul dan daerah tetangga tetap menjadi pusat virus dan melaporkan hampir 2.000 kasus setiap hari selama seminggu terakhir, naik sekitar 42 persen hanya dalam satu minggu.

"Kami berada dalam situasi yang sangat berbahaya di mana virus menyebar di sekitar wilayah metropolitan Seoul," kata Lee Ki-il, wakil menteri kebijakan perawatan kesehatan, dalam sebuah pengarahan.

Dua minggu mendatang adalah periode penting karena pemerintah sedang membenahi kebijakan anti-virus untuk memfasilitasi kembalinya aktivitas normal secara bertahap mulai November, tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya