Lithuania Raih Dukungan dalam Tensi dengan China Terkait Status Taiwan

Lithuania mendapat dukungan dari beberapa negara menyusul ketegangannya yang meningkat dengan China pekan ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Feb 2022, 09:00 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2022, 09:00 WIB
Anggota parlemen Lithuania, Matas Maldeikis, terang-terangan meledek China.
Anggota parlemen Lithuania, Matas Maldeikis, terang-terangan meledek China. Dok Twitter @matasmaldeikis

Liputan6.com, Vilnius - Lithuania mendapat dukungan dari beberapa negara menyusul ketegangannya yang meningkat dengan China pekan ini.

Perselisihan kedua negara itu dimulai dari perdagangan dan meningkat ketika negara kecil Baltik itu menjadi anggota Uni Eropa pertama yang mengizinkan Taiwan menggunakan namanya di kedutaan de facto.

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne dan Menteri Luar Negeri Lithuania Gabrielius Landsbergis bertemu pada Rabu 9 Februari 2022 dan sepakat meningkatkan kerja sama untuk menghadapi tantangan yang meningkat akibat tekanan China pada kedua negara.

Landsbergis pergi ke Canberra untuk membuka kedutaan pertama Lithuania, dengan Ibu Kota Vilnius, di Australia.

Payne mengatakan penting bagi negara-negara yang berpikiran sama untuk bekerja sama guna menjaga tatanan berbasis aturan internasional.

"Kami mengirim pesan sekuat mungkin tentang penolakan kami terhadap paksaan dan penolakan kami terhadap otoritarianisme," katanya sebagaimana dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (13/2/2022).

 

Perlawanan terhadap China

Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)

Pertemuan terjadi setelah Inggris mengumumkan pada Senin bahwa mereka akan bergabung dalam kasus Uni Eropa melawan China atas pembatasan perdagangan Beijing di Lithuania.

Uni Eropa meluncurkan tantangan di Organisasi Perdagangan Dunia akhir bulan lalu, menuduh China melakukan praktik perdagangan diskriminatif terhadap Lithuania.

"Kami mendukung sekutu kami, Lithuania & Uni Eropa, dalam menentang praktik perdagangan koersif oleh China," tulis Anne-Marie Trevelyan, menteri perdagangan internasional Inggris, di Twitter.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya