Mengenal Perayaan Serupa Halloween dari Berbagai Negara

Perayaan halloween cukup identik dengan kostum horor dan permen. Tak sebatas itu, ternyata perayaan untuk memberikan penghormatan kepada mereka yang telah meninggal itu ada bermacam-macam.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Nov 2022, 20:40 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2022, 20:40 WIB
FOTO: Menghias Makam Orang Tercinta pada Hari Kematian
Bunga, persembahan makanan, dan lilin menghiasi makam pada perayaan Hari Kematian di pemakaman Arocutin, Michoacan, Meksiko, 1 November 2021. Pada Hari Kematian, kerabat menghabiskan malam di samping makam orang yang mereka cintai. (AP Photo/Eduardo Verdugo)

Liputan6.com, Jakarta - Perayaan Halloween pada dasarnya hasil kebudayaan Barat untuk menghormati orang-orang yang sudah meninggal. Seiring perkembangan zaman, kini Halloween telah menjadi pop culture yang dirayakan di seluruh dunia. Namun, masing-masing negara memiliki cara merayakan yang berbeda-beda disesuaikan dengan kebudayaan yang sudah ada.

Dilansir dari laman NPR Culture, Selasa (1/11/2022), berikut 7 perayaan serupa Halloween di berbagai negara.

Meksiko

Warga Meksiko, khususnya anak-anak dan remaja melakukan trick-or-treat setiap tanggal 31 Oktober. Ini persiapan sebelum perayaan el Día de los Muertos atau Hari Orang Mati yang berlangsung pada 1 dan 2 November.

Seperti dalam film Coco (2017), penduduk Meksiko meyakini, perayaan ini dimulai 3.000 tahun lalu di era pre-Columbian Mesoamerika, ketika gerbang surga terbuka dan memungkinkan roh orang yang dicintai yang telah meninggal untuk dipersatukan kembali dengan keluarga mereka yang masih hidup.

Di hari spesial ini, anggota keluarga dapat menyiapkan pesta dengan makanan favorit almarhum atau meninggalkan hadiah di kuburan mereka.

Dalam acara festival, pengunjung akan mengenakan topeng tengkorak dan makan permen berbentuk tengkorak.

Hari suci yang dulu hanya dirayakan di pedesaan, sekarang juga dirayakan di kota-kota besar, termasuk ibu kota, Mexico City.

Guatemala

Guatemala juga menghormati kerabat yang telah tiada di beberapa hari pertama bulan November. Selama Barriletes Gigantes atau festival layang-layang raksasa, penduduk Guatemala memenuhi langit dengan layang-layang besar berwarna-warni.

Layang-layang yang bisa terbang hingga 40 kaki di udara itu sering dilukis dengan tangan, dan diterbangkan di atas kuburan orang-orang terkasih yang telah meninggal. Layang-layang dikatakan mewakili jembatan antara yang hidup dan yang mati.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Perayaan di Benua Eropa

[Bintang] 5 Tradisi Halloween di Berbagai Negara
Tradisi Halloween di Berbagai Negara. (Ilustrasi: thestar.com)

Inggris

Meningkatnya popularitas Halloween dalam budaya pop ini juga sampai ke Inggris. Akan tetapi seperti negara-negara lain, perayaan ini mengikuti peristiwa lain yang jauh lebih besar: Hari Guy Fawkes.

Pada 5 November, warga Inggris merayakan pembunuhan gagal Raja James I oleh Guy Fawkes dan komplotannya.

Karena Fawkes berusaha membunuh raja dengan tong mesiu -- sebelum ketahuan oleh pihak berwenang dan dijatuhi hukuman mati -- jadi peristiwa ini dirayakan dengan api unggun di seluruh negeri. Alih-alih trick or treat untuk permen, anak-anak dan remaja akan berjalan-jalan meminta "penny for the Guy".

Italia

Setiap 1 November, orang Italia merayakan Ognissanti atau "semua orang kudus", sebuah festival dengan nuansa keagamaan yang mendalam.

Meski hari suci Italia yang didedikasikan untuk santo tertentu itu sudah umum, khusus perayaan Ognissanti ini didedikasikan untuk semua santo secara keseluruhan.

Ritual perayaannya bervariasi menurut wilayah.

Masyarakat Sisilia meyakini bahwa almarhum bangkit dari kematian untuk membawa hadiah kepada anak-anak yang berperilaku baik.

Anak-anak di Sardinia pergi dari pintu ke pintu untuk meminta persembahan dari almarhum.

Orang Romawi akan menyantap makanan di dekat kuburan orang yang dicintai.

Sementara orang-orang di wilayah Abruzzo dan Trentino membuat lentera dengan menempatkan lilin di labu.

Irlandia

Ada pernyataan yang mengatakan bahwa Halloween adalah peristiwa besar di Irlandia: di situlah perayaan dimulai. Halloween seperti yang dikenal saat ini berasal dari festival kuno Samhain yang merayakan awal musim dingin di pagan (tempat sembahyang) Irlandia lebih dari 2.000 tahun yang lalu.

Festival berlangsung di seluruh negeri: dari festival Púca, yang merayakan cerita rakyat di balik hari suci Celtic hingga perayaan Halloween Derry di bagian Utara pulau.

 

 


Perayaan di Asia

Buah labu kuning sebagai simbol perayaan Halloween (sumber: unsplash)
Buah labu kuning sebagai simbol perayaan Halloween (sumber: unsplash)

Jepang

Halloween adalah hari libur baru di Jepang, negara ini menganut tradisi Barat dan menambahkan pengaruhnya sendiri. Karena ada hari libur lain di Jepang yang dimaksudkan untuk merayakan almarhum, termasuk Obon, trick or treat tidak begitu populer.

Sebaliknya, Halloween di Jepang adalah tentang kostum. Selebrator, yang biasanya orang dewasa, akan mengenakan kostum lalu pergi ke pesta dan klub sebagai gantinya.

 

China

Di China, festival Qingming, yang dirayakan di awal April adalah hari suci yang disediakan untuk merayakan almarhum.

Acara yang juga dikenal sebagai Hari Menyapu Makam menarik orang-orang Tiongkok untuk benar-benar menyapu dan membersihkan makam orang-orang terkasih.

Tindakan tersebut dianggap sebagai salah satu tindakan paling hormat yang dapat dilakukan seseorang untuk menghormati almarhum.

 


Tragedi Halloween di Itaewon: Malam Meriah yang Berubah Mematikan

Pesta Haloween di Itaewon Tewaskan 120 Orang Akibat Berdesakan
Petugas penyelamat dan petugas pemadam kebakaran berusaha membantu orang-orang yang terluka di dekat lokasi kerumunan massa di Seoul, Korea Selatan, Minggu (30/10/2022). Pihak berwenang mengatakan mereka sedang menyelidiki penyebab pasti insiden perayaan Halloween Itaewon tersebut. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Sementara itu, perayaan Halloween di Korea Selatan, Sabtu (29/10/2022) lalu, berubah menjadi duka usai tragedi Itaewon. Catatan milik Central Disaster and Safety Countermeasures Headquarters (CDSCHQ) Korea Selatan menyebut 154 orang meninggal dunia dan 132 orang lainnya luka-luka.

Para pejabat di Korea Selatan, presiden, sejumlah menteri, dan wali kota sudah memberikan pengarahan terkait penyelidikan insiden. Namun, belum ada satupun yang menjelaskan penyebab insiden tragis yang menewaskan ratusan orang tersebut.

Mengutip laman New York Times, Senin (31/10/2022), sebagian besar korban tergencet hingga meninggal di gang sempit Itaewon. Kebanyakan korban adalah remaja berusia 20-an, yang sebagian besar wanita.

"Mereka yang belum teridentifikasi sebagian besar adalah anak di bawah umur atau warga negara asing," tulis keterangan pihak berwenang.

Berdasarkan keterangan yang diberikan salah satu saksi mata, mereka mengaku tidak melihat adanya kontrol terhadap massa dan kehadiran polisi pada jam-jam menjelang tragedi.

Seorang menteri bahkan mengatakan bahwa para pejabat tidak mengantisipasi kerumunan yang lebih besar daripada tahun-tahun sebelumnya. Justru beberapa polisi malah dialihkan karena ada demonstrasi politik besar-besaran di tempat lainnya yang ada di kota itu.

Perayaan Halloween di Itaewon kali ini memang merupakan yang terbesar sejak pandemi COVID-19 berlangsung. Tiga tahun belakangan perayaan Halloween di Itaewon begitu sepi karena kebanyakan warga memilih di rumah. 

Sedangkan saat kejadian, puluhan ribu orang berada di Itaewon untuk merayakan Halloween. Berdasarkan dugaan sementara, puluhan ribu orang berdesak-desakan dan mengalami kesulitan untuk bernapas di tengah kerumunan hingga akhirnya meninggal dunia.

Infografis Tragedi Mematikan Pesta Halloween di Itaewon Korea Selatan
Infografis Tragedi Mematikan Pesta Halloween di Itaewon Korea Selatan (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya