Lawan Rusia, AS Bekali Ukraina dengan Lebih Banyak Sistem Pertahanan Udara Avenger hingga Humvee

Paket bantuan AS ke Ukraina mencakup dukungan pertahanan udara tambahan, termasuk lebih banyak sistem pertahanan udara Avenger, rudal permukaan ke udara, serta amunisi tambahan untuk NASAMS.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 20 Jan 2023, 10:33 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2023, 10:33 WIB
Perjuangan Tentara Medis Militer Ukraina di Medan Pertempuran Melawan Rusia
Petugas medis militer memberikan pertolongan pertama kepada tentara yang terluka dekat Kremenna di wilayah Luhansk, Ukraina, 16 Januari 2023. Hingga saat ini pejabat Ukraina menolak untuk mengonfirmasi jumlah korban dalam perangnya dengan Rusia, setelah ketua Komisi Uni Eropa pada akhir November 2022 lalu memperkirakan bahwa "lebih dari 20.000 warga sipil dan 100.000 tentara Ukraina telah tewas di Ukraina hingga saat ini." (AP Photo/LIBKOS)

Liputan6.com, Washington - Amerika Serikat (AS) mengumumkan paket bantuan baru keamanan yang signifikan untuk Ukraina dalam perang melawan Rusia. Hal tersebut diumumkan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony J. Blinken pada Kamis (19/1/2023).

"Paket bantuan ini akan memberi Ukraina ratusan kendaraan lapis baja tambahan, termasuk pengangkut personel Stryker, kendaraan infanteri Bradley, kendaraan Pelindung Penyergapan Tahan Ranjau, dan High Mobility Multipurpose Wheeled Vehicle (HMMWV) atau Humvee," ungkap Menlu Blinken yang dikutip dalam pernyataan tertulis di situs Kemlu AS, Jumat (20/1/2023).

Blinken menambahkan, "Paket tersebut juga mencakup dukungan pertahanan udara tambahan yang penting untuk Ukraina, termasuk lebih banyak sistem pertahanan udara Avenger, rudal permukaan ke udara, serta amunisi tambahan untuk NASAMS yang sebelumnya telah disediakan oleh AS. Paket berisi pula perangkat night vision, amunisi senjata kecil, dan barang-barang lainnya untuk mendukung Ukraina karena berani membela rakyatnya, kedaulatannya, dan integritas teritorialnya."

Paket baru senilai US$2,5 miliar ini membuat total bantuan militer AS untuk Ukraina menjadi sekitar US$27,5 miliar.

"AS juga terus menggalang dunia untuk mendukung Ukraina. Kami telah melihat solidaritas yang luar biasa dari sekutu dan mitra kami, termasuk di Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina hari ini dan kami memuji lebih dari 50 negara yang telah bersatu untuk memberikan kontribusi yang signifikan untuk mendukung Ukraina," ungkap Blinken.

"Rusia bisa mengakhiri perang hari ini. Namun, sampai itu terjadi, kami akan tetap bersatu dengan Ukraina selama diperlukan," imbuhnya.

Peringatan Rusia

Ilustrasi bendera Rusia (pixabay)
Ilustrasi bendera Rusia (pixabay)

Rusia sebelumnya telah memperingatkan eskalasi yang sangat berbahaya jika NATO mengerahkan bantuan senjata berat seperti tank tempur dan sistem rudal jarak jauh ke Ukraina.

Pernyataan Kremlin itu datang pada Kamis (19/1), sebelum pertemuan sekutu Barat pada Jumat (20/1), yang akan membahas pengiriman bantuan militer yang lebih masif ke Ukraina.

"Berpotensi, sangat berbahaya. Itu akan membawa konflik pada level yang sama sekali baru, yang tentu saja bukan pertanda baik dari sudut pandang global dan keamanan Eropa," ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Peskov mengungkapkan hal tersebut setelah Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov membuat pernyataan bernada serupa.

"Ini harus menjadi jelas bagi semua orang: Tidak peduli senjata apa yang dipasok AS atau NATO ke rezim Zelensky, kami akan menghancurkannya," kata Antonov. "Tidak mungkin mengalahkan Rusia."

Antonov menambahkan bahwa retorika AS atas Ukraina kian agresif.

"Dengan bersikeras bahwa Krimea adalah bagian dari Ukraina dan mengatakan Kyiv dapat menggunakan senjata AS untuk melindungi wilayahnya, Washington pada dasarnya mendorong rezim Kyiv untuk melakukan tindakan teror di Rusia," ungkap diplomat Rusia tersebut.

Sementara itu, secara terpisah, mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan bahwa dukungan berkelanjutan Barat untuk Ukraina dapat menyebabkan perang nuklir.

"Kekalahan tenaga nuklir dalam perang konvensional dapat memicu pecahnya perang nuklir," tulis Medvedev via aplikasi perpesanan Telegram. "Kekuatan nuklir tidak pernah kalah dalam konflik besar yang menjadi sandaran nasib mereka."

Peskov menggarisbawahi bahwa komentar Medvedev sejalan dengan doktrin nuklir Rusia.

Respons NATO

Ilustrasi NATO. (Pixabay)
Ilustrasi NATO. (Pixabay)

Panglima pasukan NATO di Eropa mengatakan risiko eskalasi perang di Ukraina menyusul pengiriman tank tempur oleh Barat dapat dikelola.

"Bisakah kita mengelola risiko? Ya, tentu saja. Saya percaya kita dapat mengelola risiko secara umum," kata Jenderal AS Christopher Cavoli pada Kamis di Brussels setelah pertemuan Komite Militer NATO.

Adapun Ketua Komite Militer NATO Rob Bauer menggarisbawahi pentingnya memasok tank ke Ukraina.

"Rusia bertempur dengan tank, sehingga Ukraina membutuhkan tank juga," katanya. "Penting bagi Ukraina untuk mencocokkan diri dengan apa yang dimiliki musuh dan berambisi untuk mendapatkan kembali wilayah mereka sendiri."

Melalui Twitter, penasihat presiden Ukraina, Mykhaylo Podolyak, mengatakan bahwa sekarang adalah waktunya berhenti gemetar menghadapi Vladimir Putin dan mengambil langkah terakhir.

"Ukraina membutuhkan tank, tank adalah kunci untuk mengakhiri perang dengan baik," tulis Podolyak.

Saling Tunjuk Soal Bantuan Tank

FOTO: Tanda Perdamaian Raksasa dari Belgia untuk Perang di Ukraina. (AP Photo/Geert Vanden Wijngaert)
Orang-orang berdiri sekitar tanda perdamaian raksasa dengan pesan 'Hentikan Minyak Putin' jelang KTT Uni Eropa dan NATO di Brussels, Belgia, 22 Maret 2022. Pengunjuk rasa meminta para pemimpin Uni Eropa memberlakukan larangan penuh terhadap bahan bakar Rusia. (AP Photo/Geert Vanden Wijngaert)

Jerman dilaporkan hanya akan mengirim tank ke Ukraina jika AS melakukan hal yang sama, yaitu mengirimkan tank pabrikannya, Abrahms. Berlin tengah di bawah tekanan internasional dan domestik untuk mentransfer tank Leopard 2 buatannya atau setidaknya menyetujui pengiriman tank oleh negara ketiga ke Ukraina.

Komitmen pengiriman tank Leopard 2 sebelumnya telah disampaikan oleh Polandia dan Finlandia. Namun, keduanya membutuhkan izin Jerman.

Pada Kamis malam, penasihat keamanan utama Pentagon Colin Kahl mengatakan bahwa AS tidak siap untuk memenuhi permintaan Kyiv soal tank.

"Tank Abrams adalah peralatan yang sangat rumit. Itu mahal. Sulit untuk dilatih. Tank ini bermesin jet," kata Kahl seperti dilansir BBC.

INFOGRAFIS JOURNAL_Konflik Ukraina dan Rusia Ancam Krisis Pangan di Indonesia?
INFOGRAFIS JOURNAL_Konflik Ukraina dan Rusia Ancam Krisis Pangan di Indonesia? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya