Ibu di Belgia Pilih Disuntik Mati Setelah Membunuh 5 Anaknya

Eutanasia terjadi pada 28 Februari 2023 atau tepat 16 tahun setelah pembunuhan tersebut.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 04 Mar 2023, 08:00 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2023, 08:00 WIB
Ilustrasi meninggalnya mahasiswi Unej (Istimewa)
Ilustrasi meninggalnya mahasiswi Unej (Istimewa)

Liputan6.com, Brussels - Seorang wanita Belgia yang membunuh kelima anaknya telah disuntik mati atas permintaannya sendiri. Eutanasia terjadi pada 28 Februari 2023 atau tepat 16 tahun setelah pembunuhan tersebut.

Genevieve Lhermitte membunuh putra dan empat putrinya, yang berusia tiga hingga 14 tahun, di Kota Nivelles pada 28 Februari 2007. Saat itu suaminya, Bouchaib Moqadem, tengah mengunjungi orang tuanya di Maroko.

Lhermitte kemudian mencoba bunuh diri tetapi gagal dan akhirnya menelepon layanan darurat untuk meminta bantuan.

Wanita berusia 56 tahun itu dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada tahun 2008, sebelum akhirnya dipindahkan ke rumah sakit jiwa pada tahun 2019. Demikian seperti dikutip dari BBC, Sabtu (4/3/2023).

Dilansir Daily Mail, media Belgia melaporkan Lhermitte meninggal di Rumah Sakit Léonard de Vinci di Montigny-le-Tilleul dan pemakamannya berlangsung pada Rabu. Pada tahun 2021, dia pernah berusaha mengakhiri hidupnya sendiri. 

Diizinkan UU

ilustrasi mengatasi depresi/unsplash
ilustrasi mengatasi depresi/unsplash

Di Belgia, undang-undang mengizinkan orang untuk memilih eutanasia jika mereka dianggap menderita penderitaan psikologis yang "tak tertahankan", bukan hanya penderitaan fisik, yang tidak dapat disembuhkan.

Orang tersebut harus sadar akan keputusannya dan mampu mengungkapkan keinginannya dengan cara yang masuk akal dan konsisten.

"Prosedur khusus inilah yang diikuti Nyonya Lhermitte, dengan berbagai pendapat medis telah dikumpulkan," ujar pengacaranya.

Psikolog Emilie Maroit mengatakan kepada saluran RTL-TVI bahwa Lhermitte kemungkinan besar memilih untuk meninggal pada 28 Februari sebagai "isyarat simbolis untuk menghormati anak-anaknya".

"Mungkin juga untuk dia menyelesaikan apa yang dia mulai karena pada dasarnya dia ingin mengakhiri hidupnya ketika dia membunuh mereka," tutur psikolog itu.

 

 

Eutanasia di Belgia Meningkat

Pro-Kontra Euthanasia
Pro-Kontra Euthanasia

Pembunuhan Yasmine (14), Nora (12), Myriam (10), Mina (7), dan Mehdi (3) serta persidangan kasus itu sendiri telah mengguncang Belgia.

Selama persidangan, pengacara Lhermitte berpendapat bahwa perempuan itu mengalami gangguan mental dan tidak boleh dikirim ke penjara. Namun, juri memutuskan dia bersalah atas pembunuhan berencana dan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup.

Pada tahun 2010 Lhermitte mengajukan gugatan perdata yang menuntut hingga 3 juta euro dari mantan psikiaternya, mengklaim "kelambanan" psikiater itu telah gagal mencegah pembunuhan. Namun, Lhermitte memutuskan mengakhiri upaya hukum tersebut setelah 10 tahun.

Pada tahun 2022, sekitar 2.966 orang meninggal dengan jalan eutanasia di Belgia, meningkat 10 persen dibandingkan tahun 2021.

Kanker menjadi alasan paling umum, tetapi para pejabat mengatakan dalam hampir tiga dari empat permintaan, pasien menunjukkan beberapa jenis penderitaan, baik fisik maupun psikologis.

Fenomena Bunuh Diri di Gunungkidul
Infografis mengenai kenali faktor-faktor risiko bunuh diri
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya