Liputan6.com, Nuiqsut - Pada 13 Maret 2023, pemerintahan Joe Biden menyetujui Willow Project (Proyek Willow) yang kontroversial di Alaska.
Mengapa kontroversial?
Baca Juga
Willow Project atau Proyek Willow banyak dikritik para aktivis lingkungan. Bahkan banyak pengguna TikTok telah ikut berpartisipasi untuk menghentikan proyek tersebut. Banyak pula orang yang menonton dan memposting video dengan judul #StopWillow, videonya bahkan telah ditonton hampir 50 juta kali dalam sepekan terakhir.
Advertisement
Willow Project termasuk dalam daftar 10 tren teratas situs tersebut.
Namun apa itu Willow Project? Disadur Liputan6.com dari CNN, Sabtu (18/3/2023), berikut ini informasi terkait Willow Project yang perlu diketahui.
Apa Itu Willow Project?
Proyek Willow ConocoPhillips adalah usaha pengeboran minyak besar-besaran selama puluhan tahun di North Slope Borough (Lereng Utara) Alaska di National Petroleum Reserve Alaska, yang dimiliki oleh pemerintah federal AS.
Area di mana proyek ini direncanakan menampung hingga 600 juta barel minyak. Namun membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk minyak itu mencapai pasar, karena saat ini proyek tersebut belum mulai dibangun.
Proyek Willow baru saja berhasil melalui proses persetujuan pemerintah yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan.
Hal ini memicu protes dari aktivisme online, termasuk lebih dari satu juta surat yang ditulis ke Gedung Putih sebagai protes atas proyek tersebut dan petisi Change.org yang ditandatangani lebih dari 3 juta orang.
Siapa yang memulai Proyek Willow dan kapan?
ConocoPhillips adalah perusahaan energi berbasis di Houston yang telah mengeksplorasi dan mengebor minyak di Alaska selama bertahun-tahun.
Perusahaan ini adalah satu-satunya yang saat ini memiliki operasi pengeboran minyak di National Petroleum Reserve Alaska, meskipun dua proyek lainnya lebih kecil dibandingkan Proyek Willow.
Proyek Willow diusulkan oleh ConocoPhillips dan awalnya disetujui oleh pemerintahan Trump pada tahun 2020. ConocoPhillips awalnya disetujui untuk membangun lima bantalan bor, yang akhirnya dikurangi menjadi tiga saat pemerintahan Joe Biden mulai berjalan.
"Pemerintahan Biden merasa tidak dapat bertindak bebas dengan proyek tersebut karena Conoco memiliki izin legal di daerah tersebut," kata dua sumber pemerintah kepada CNN.
Secara hukum, pengadilan tidak akan mengizinkan mereka untuk sepenuhnya menolak atau mengurangi proyek itu. Jika mereka mengikuti opsi tersebut, mereka dikenakan denda yang besar dan kemungkinan tindakan hukum dari ConocoPhillips.
Â
Kapan Pengeboran Minyak Willow Dapat Dimulai?
Sekarang pemerintahan Biden telah memberi lampu hijau pada Proyek Willow, sehingga konstruksi dapat dimulai. Namun, tidak jelas kapan tepatnya itu akan terjadi, sebagian besar karena tantangan hukum yang akan datang.
Earthjustice, sebuah kelompok hukum lingkungan, diyakini bakal mengajukan keluhan terhadap proyek tersebut dan mencari perintah pengadilan untuk mencoba memberhentikan proyek tersebut agar tidak berlanjut. Kelompok pecinta lingkungan dan ConocoPhillips masing-masing berpacu dengan waktu.
Konstruksi di Willow hanya dapat dilakukan selama musim dingin karena membutuhkan jalan es untuk membangun sisa infrastruktur proyek minyak, termasuk ratusan mil jalan dan saluran pipa serta fasilitas pemrosesan. Jika bergantung pada cuaca, musim dingin di Alaska bisa berakhir pada bulan April.
Jika kelompok lingkungan berhasil mendapatkan izin untuk menghentikan atau menunda proyek sebelum itu, konstruksi akan tertunda setidaknya setahun.
Dan karena proyek harus dibangun sepenuhnya sebelum minyak dapat diproduksi, dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk minyak yang dipompa keluar dari Willow dan mencapai pasar.
Proyek Willow akan sangat berkontribusi pada polusi karbon dan berdampak pada isu pemanasan iklim yang kini sedang diprioritaskan secara internasional.
"Kami tidak melihat versi yang dapat diterima dari proyek ini, kami rasa analisisnya pada dampak lingkungan melanggar hukum,"Â kata Jeremy Lieb, seorang pengacara senior untuk Earthjustice yang berbasis di Alaska.
Advertisement
Oknum Pendukung dan Penentang Proyek Willow
Anggota parlemen Alaska mengatakan bahwa proyek ini akan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan produksi energi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan negara pada minyak negara asing.
Ketiga anggota parlemen dalam delegasi kongres bipartisan Alaska bertemu dengan Presiden Joe Biden dan penasihat seniornya pada 3 Maret, mendesak presiden dan pemerintahannya untuk menyetujui proyek tersebut.
Sebuah kelompok penduduk asli Alaska di North Slope Borough juga mendukung proyek tersebut, dengan mengatakan proyek tersebut dapat menjadi sumber pendapatan baru yang sangat dibutuhkan untuk mendanai layanan pendidikan dan kesehatan.
"Willow menghadirkan peluang untuk melanjutkan investasi di masyarakat, tanpa aliran uang dan pendapatan itu, kami bergantung pada AS," ujar Nagruk Harcharek, presiden kelompok advokasi Voice of the Arctic Iñupiat.
Namun ada juga kontroversi yang berlawanan dengan pendukung proyek tersebut. Kelompok penduduk Asli Alaska lainnya yang tinggal lebih dekat dengan proyek, di Desa Nuiqsut, sangat prihatin dengan dampak kesehatan dan lingkungan dari pengeboran minyak ini.
Wali Kota Nuiqsut Rosemary Ahtuangaruak dan Suku Nuiqsut lainnya mengajukan surat surat pribadi yang mengatakan bahwa desa tersebut akan menanggung beban dampak kesehatan dan lingkungan dari Proyek Willow.
"Desa-desa lain mendapatkan keuntungan finansial dari aktivitas minyak dan gas tetapi mengalami dampak yang jauh lebih sedikit daripada Nuiqsut," tulisnya.
Selain itu ditambah dengan lonjakan aktivisme online melawan Proyek Willow telah muncul di TikTok pada minggu lalu dan surat-surat yang dikirim ke administrasi Biden menentang proyek tersebut.
Dampak Proyek Terhadap Isu Perubahan Iklim
Selain kekhawatiran publik terhadap pencairan es daerah Arktik, mereka juga khawatir proyek tersebut akan menghancurkan habitat spesies asli dan mengubah pola migrasi hewan, termasuk hewan karibu.
Berdasarkan perkiraan pemerintahan Joe Biden, proyek tersebut akan menghasilkan minyak yang cukup untuk melepaskan 9,2 juta metrik ton polusi karbon yang menghangatkan planet setiap tahunnya. Ini setara dengan menambahkan 2 juta mobil ke jalan raya.
Mengutip NY Times, Proyek Willow senilai US$ 8 miliar, menurut perusahaan ConocoPhillips, dapat memproduksi hingga 180.000 barel minyak per hari dan menciptakan sebanyak 1.800 pekerjaan selama konstruksi dan 300 pekerjaan jangka panjang, serta menghasilkan royalti dan pendapatan pajak miliaran dolar untuk negara bagian dan pemerintah federal AS.
Pendukung Willow Project, termasuk anggota parlemen Alaska, bersumpah proyek tersebut akan menghasilkan bahan bakar fosil dengan cara yang lebih bersih daripada mendapatkannya dari negara lain.
"Ini adalah ancaman iklim yang sangat besar dan tidak konsisten dengan janji administrasi ini untuk mengatasi krisis iklim," tutur Jeremy Lieb.
Proyek Willow sebenarnya bertentangan dengan janji pemerintah Joe Biden pada kampanye kepresidenannya tahun 2020. Saat itu Biden berjanji untuk mengakhiri pengeboran minyak dan gas baru di tanah dan perairan publik, yang awalnya dia lakukan sebagai perintah eksekutif awal.
Namun, berhentinya pengeboran minyak itu dibatalkan oleh hakim federal pada tahun 2021, dan sejak itu pemerintahan Biden telah membuka beberapa area untuk pengeboran baru. Beberapa daerah pengeboran ini telah digugat ke pengadilan oleh aktivis lingkungan.
Advertisement