Liputan6.com, Riyadh - Seorang anggota dari Dewan Syura Arab Saudi yang berpengaruh, Yousef bin Trad Al-Saadoun, mengolok-olok pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tentang pendirian Negara Palestina di Arab Saudi. Dia mengusulkan agar Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump justru memindahkan warga Israel ke Alaska dan kemudian ke Greenland setelah menganeksasinya.
Dalam tulisannya di surat kabar Arab Saudi, Okaz, pada Jumat (7/2/2025), Al-Saadoun mengkritik pendekatan kebijakan Timur Tengah yang diambil oleh Trump, dengan menyatakan bahwa keputusan-keputusan ceroboh tersebut muncul karena mengabaikan saran para ahli dan pentingnya dialog. Demikian seperti dikutip dari Middle East Eye, Senin (10/2).
Advertisement
Baca Juga
Dia memperingatkan bahwa "Zionis dan sekutu-sekutunya" tidak akan berhasil memanipulasi kepemimpinan Arab Saudi melalui tekanan media dan manuver politik.
Advertisement
Menyindir pemerintahan Trump, Al-Saadoun mengatakan, "Kebijakan luar negeri Amerika Serikat akan mengupayakan pendudukan ilegal atas tanah yang berdaulat dan melakukan pembersihan etnis terhadap penduduknya, sebuah pendekatan yang diadopsi oleh Israel dan dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Siapa pun yang mengikuti perjalanan muncul dan berlanjutnya Israel tentu menyadari bahwa rencana ini disusun dan disetujui oleh entitas Zionis, lalu disampaikan kepada sekutu mereka untuk dibacakan di podium Gedung Putih."
"Zionis dan para pendukung mereka harus menyadari dengan baik bahwa mereka tidak akan bisa membujuk kepemimpinan dan pemerintah Arab Saudi ke dalam jebakan manuver media dan tekanan politik palsu," tulisnya.
Dewan Syura Arab Saudi adalah sebuah badan konsultatif yang memberikan nasihat kepada raja dalam hal legislatif dan kebijakan, namun mereka tidak memiliki kewenangan legislatif. Anggotanya diangkat oleh raja dan membahas undang-undang, rencana ekonomi, dan kebijakan sosial.
Trump sendiri telah berulang kali mengutarakan niat mencaplok Greenland, wilayah otonom Denmark.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio beberapa waktu lalu menjelaskan bahwa keinginan Trump menguasai Greenland didorong oleh kepentingan keamanan nasional yang sah, yang berasal dari kekhawatiran yang semakin besar terhadap aktivitas dan pengaruh China di Arktik.
Kecaman terhadap Netanyahu
Pada Kamis (6/2), Netanyahu mengatakan dalam wawancara dengan Channel 14 dari Israel, "Arab Saudi bisa menciptakan Negara Palestina di Arab Saudi. Mereka memiliki banyak lahan di sana."
Pernyataan tersebut muncul setelah Arab Saudi mengulangi bahwa mereka hanya akan melakukan normalisasi hubungan dengan Israel jika ada jalur yang jelas menuju pendirian Negara Palestina.
Pejabat Palestina dan Mesir mengecam usulan Netanyahu untuk mendirikan Negara Palestina di Arab Saudi, dengan menyebutnya sebagai serangan terhadap kedaulatan kerajaan.
Kementerian Luar Negeri Palestina menandai usulan Netanyahu "rasis dan anti-perdamaian", pelanggaran nyata terhadap kedaulatan dan stabilitas Arab Saudi.
Hussein Al-Sheikh, sekretaris jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mengatakan bahwa pernyataan Netanyahu mengabaikan hukum internasional dan menekankan, "Negara Palestina hanya akan ada di atas tanah Palestina."
Mesir menggarisbawahi pernyataan Netanyahu "tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diterima". Kementerian Luar Negeri Mesir menyatakan bahwa pernyataan Netanyahu melanggar kedaulatan Arab Saudi dan hukum internasional serta Piagam PBB.
Arab Saudi telah berulang kali menyatakan bahwa normalisasi hubungan dengan Israel bergantung pada pendirian Negara Palestina.
Advertisement