Liputan6.com, Seoul - Korea Selatan berhasil meluncurkan satelit komersial pertama kalinya pada Kamis (25/5/2023), sebagai bagian dari program pengembangan angkasa luarnya. Peluncuran tersebut kemungkinan akan membantu upaya Seoul mengembangkan sistem pengawasan berbasis ruang angkasa.
Roket Nuri, kendaraan roket peluncuran tiga tahap buatan dalam negeri, lepas landas dari fasilitas peluncuran di pulau selatan dengan muatan delapan satelit, termasuk satelit kelas komersial utama yang misinya memverifikasi teknologi pencitraan radar dan mengamati radiasi kosmik di orbit dekat Bumi.
Baca Juga
Menteri Sains Korea Selatan Lee Jong Ho kemudian mengatakan dalam konferensi pers yang disiarkan televisi bahwa peluncuran itu berhasil. Dia mengklaim itu membuktikan keandalan roket dan potensi Korea Selatan untuk mengoperasikan berbagai satelit dan menjelajahi ruang angkasa.
Advertisement
Lee mengatakan tujuh dari delapan satelit termasuk yang utama berhasil dilepaskan dari roket. Menurutnya, dibutuhkan lebih banyak waktu untuk mengonfirmasi pelepasan satelit kedelapan.
"Hari ini, kami memastikan bahwa mimpi bisa menjadi kenyataan," tulis Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol di Facebook. "Saya berharap generasi masa depan kita memiliki mimpi dan tantangan besar sambil melihat roket Nuri yang membubung ke luar angkasa."
Peluncuran tersebut meningkatkan harapan Korea Selatan untuk mengejar ketinggalan dengan tetangga Asia seperti China, Jepang, dan India dalam perlombaan antariksa regional.
Lee lebih lanjut mengungkapkan bahwa Korea Selatan berencana melakukan tiga peluncuran roket Nuri lagi pada tahun 2027 dan akan berupaya mengembangkan kendaraan peluncuran yang lebih canggih.
Peluncuran awalnya dijadwalkan pada Rabu (24/5) tetapi ditunda pada menit terakhir karena masalah teknis.
Pertarungan Antariksa Korea Selatan Vs Korea Utara
Sementara itu, Korea Selatan diperkirakan akan meluncurkan satelit mata-mata pertamanya akhir tahun ini. Saat ini, Seoul bergantung pada satelit mata-mata Amerika Serikat (AS) untuk memantau fasilitas Korea Utara.
Lee Choon Geun, seorang peneliti kehormatan di Institut Kebijakan Sains dan Teknologi Korea Selatan, mencatat bahwa satelit yang diluncurkan pada Kamis dirancang untuk ditempatkan di orbit sinkron matahari, yang biasanya digunakan untuk satelit pengintaian.
Korea Selatan sudah memiliki rudal yang mampu menjangkau seluruh Korea Utara. Tetapi para ahli mengatakan perlu rudal jarak jauh untuk mempersiapkan ancaman keamanan di masa depan dari musuh potensial: China dan Rusia.
Ketegangan di Semenanjung Korea tetap tinggi menyusul rentetan uji coba rudal Korea Utara sejak awal tahun lalu. Beberapa tes menunjukkan kemampuan potensial untuk meluncurkan serangan nuklir di daratan AS, Korea Selatan, dan Jepang.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berusaha untuk mengembangkan sistem senjata yang lebih canggih, termasuk satelit mata-mata, untuk mengatasi apa yang disebutnya permusuhan AS dan Korea Selatan. Analis mengatakan Kim Jong Un ingin menggunakan persenjataan canggih yang dikembangkannya untuk memenangkan konsesi yang lebih besar dari AS dalam perundingan di masa depan.
"Korea Utara pasti sangat khawatir dengan peluncuran satelit Korea Selatan pada Kamis karena sebagian besar minat Kim Jong Un sekarang adalah memiliki satelit mata-mata," kata analis untuk Institut Riset Strategi Nasional Korea Moon Seong Mook, yang berbasis di Seoul. "Dia memiliki keinginan kuat untuk meluncurkan satelit mata-mata sebelum Korea Selatan melakukannya."
Advertisement