Liputan6.com, Dubai - Seekor beruang kabur dari kandangnya di ruang muatan pesawat Iraqi Airways yang sedang bersiap untuk berangkat dari bandara Dubai pada Jumat 4 Agustus 2023. Kejadian ini membuat penumpang pesawat mengeluh karena terjadinya keterlambatan, selain itu hal ini juga menciptakan kehebohan di media sosial.
Melansir dari The Guardian, Kamis (10/8/2023), sebuah klip video yang beredar di media sosial menunjukkan bahwa sang kapten pesawat meminta maaf kepada para penumpang atas keterlambatan keberangkatan pada hari Jumat, 4 Agustus, diakibatkan oleh beruang yang kabur dari kandang di ruang muatan pesawat.
Baca Juga
Pihak maskapai Iraqi Airways mengatakan bahwa mereka bukanlah yang bersalah atas kaburnya beruang tersebut, para awak pesawat pun telah bekerja sama dengan otoritas Uni Emirat Arab untuk mengirimkan para ahli dalam upaya menenangkan binatang tersebut lalu mengeluarkannya dari pesawat.
Advertisement
Iraqi Airways menyatakan pada Sabtu, 5 Agustus, bahwa prosedur pengangkutan beruang tersebut telah dilakukan sesuai dengan hukum dan prosedur yang disetujui oleh International Air Transport Association (IATA).
Maskapai penerbangan tersebut juga mengatakan bahwa beruang tersebut sedang diangkut dari Baghdad menuju Dubai.
Perdana Menteri Irak kemudian memerintahkan penyelidikan terkait bagaimana bisa seekor beruang kabur dari kandangnya di ruang muatan pesawat Iraqi yang sedang bersiap untuk berangkat dari bandara Dubai.Â
Â
Pendapat Para Saksi
Namun ada informasi berbeda, seseorang yang berbicara dalam klip video yang beredar di media sosial mengatakan sebaliknya. Dia mengatakan bahwa pesawat tersebut terlambat selama satu jam dalam perjalanan menuju Baghdad, dan penumpang diminta untuk turun sampai masalah tersebut terselesaikan.
Bandara internasional Dubai, yang merupakan bandara tersibuk di dunia untuk perjalanan internasional, menolak untuk memberikan komentar.
Seorang pejabat Iraqi Airways mengkonfirmasi kepada Associated Press pada Minggu, 6 Agustus, bahwa beruang tersebut memang sedang diangkut ke ibu kota Irak. Pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonimitas karena tidak diizinkan untuk berbicara secara publik tentang masalah ini, menolak untuk menyebut nama pemilik binatang tersebut.
Memelihara binatang buas sebagai hewan peliharaan di Irak, terutama di Baghdad, telah menjadi populer di kalangan warga kaya.
Otoritas telah berjuang untuk memberlakukan ketentuan hukum untuk melindungi binatang liar. Polisi Baghdad sebelumnya telah mengajak warga untuk membantu otoritas dalam mencegah binatang-binatang tersebut dilepaskan di jalan-jalan kota atau berakhir sebagai santapan di restoran dengan melaporkan kasus-kasus semacam itu.
Advertisement