Liputan6.com, Washington - Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan meminta China untuk mengesampingkan permasalahannya dengan India dan memainkan peran konstruktif dalam KTT G20 2023, yang akan berlangsung di New Delhi pada 9-10 September.
Pernyataannya tersebut muncul setelah China menegaskan bahwa pemimpinnya, Xi Jinping, tidak akan menghadiri KTT G20 India.
Baca Juga
Baik India maupun China tidak memberikan alasan spesifik di balik ketidakhadiran Xi Jinping. China mengatakan bahwa pihaknya akan mengutus Perdana Menteri Li Qiang untuk memimpin delegasi. Demikian seperti dilansir BBC, Kamis (7/9/2023).
Advertisement
India dan China memiliki hubungan yang dingin dan ketegangan antara kedua negara semakin memburuk sejak tahun 2020, ketika pasukan mereka terlibat dalam bentrokan mematikan di Lembah Galwan di Ladakh.
Sumber ketegangan antara kedua negara bertetangga ini adalah sengketa perbatasan de facto sepanjang 3.440 km di sepanjang Himalaya – yang tidak memiliki batas yang baik dan tentara di kedua sisi saling berhadapan di banyak titik.
AS: Terserah China
Pekan lalu, China-India terlibat perselisihan diplomatik mengenai peta resmi yang dirilis Beijing, yang menurut India mengklaim wilayahnya.
China meresponsnya dengan mengatakan bahwa India harus menahan diri untuk tidak menafsirkan masalah ini secara berlebihan.
Ketika ditanya oleh seorang wartawan apakah ketegangan antara India dan China akan membayangi KTT G20 2023, Sullivan mengatakan bahwa hal itu terserah China.
"Jika China ingin memainkan peran sebagai perusak, tentu saja opsi itu tersedia bagi mereka," ujarnya.
Namun, Sullivan menambahkan bahwa India, AS, dan setiap anggota G20 lainnya akan mendorong China untuk melakukan tindakan yang konstruktif dalam bidang iklim, reformasi bank pembangunan multilateral, keringanan utang, teknologi, dan mengesampingkan pertanyaan-pertanyaan geopolitik serta benar-benar fokus pada penyelesaian masalah dan memberikan manfaat bagi negara-negara berkembang.
G20 adalah kelompok negara yang bertemu untuk membahas rencana perekonomian global.
Negara-negara G20 menyumbang 85 persen dari output perekonomian dunia dan 75 persen dari perdagangan dunia. Mereka mencakup dua per tiga populasi global.
Advertisement