Geger Dikira Pembunuhan Massal Padahal Lagi Meditasi Yoga, Polisi Inggris Sampai Datang

Polisi Inggris dipanggil untuk memeriksa sebuah ruang komunitas ketika dilaporkan terdapat ritual pembunuhan massal yang ternyata adalah latihan meditasi kelompok kelas yoga.

oleh Shofiyah Sajidah diperbarui 11 Sep 2023, 20:43 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2023, 20:43 WIB
Ilustrasi Kegiatan Yoga
Ilustrasi Kegiatan Yoga. (Pixabay/jeviniya)

Liputan6.com, Skegness - Tindakan sigap menghubungi polisi dikala peristiwa bahaya terjadi merupakan hal baik yang dapat menyelamatkan seseorang. Namun, salah kira karena terburu panik mungkin saja terjadi.

Kasus salah kira ini terjadi di Chapel St. Leonards, Inggris. Polisi dipanggil untuk memeriksa sebuah ruang komunitas ketika "dog walkers" atau para penuntun anjing setempat melaporkan terdapat ritual pembunuhan massal yang ternyata adalah latihan meditasi kelompok kelas yoga.

The Seascape Cafe di North Sea Observatory memberikan penjelasan kejadian tersebut melalui sebuah unggahan Facebook. Mereka menuturkan bahwa sekitar pukul 21.30 malam, sirene polisi menggema di Chapel St. Leonards setelah laporan tentang 'pembunuhan massal' di gedung mereka.

Beberapa orang dilaporkan tergeletak di lantai. Namun, apa yang sebenarnya terjadi adalah kelas yoga yang tengah mendalami meditasi.

"Masyarakat umum yang terhormat, harap diingat bahwa North Sea Observatory memiliki banyak kelas yoga yang diselenggarakan di malam hari. Kami bukan bagian dari sekte gila atau klub gila mana pun," penjelasan lanjutan dari unggahan tersebut.

Guru kelas yoga, Millie Laws, mengungkapkan kebingungannya melalui halaman Facebook Unity Yoga miliknya. Dia menjelaskan bahwa polisi datang ketika kelas sudah berakhir lalu manajer gedung mengabarinya. 

Laws mengaku terkejut dan dia tidak percaya peristiwa semacam ini dapat terjadi. Ia bahkan mengatakan bahwa orang-orang yang berpartisipasi dalam kegiatan yoga tersebut tidak pernah terlintas sedikitpun relaksasi indah nan mendalamnya dapat dianggap sesuatu yang menakutkan.

Seorang perwakilan polisi membenarkan bahwa panggilan darurat itu muncul akibat kesalahan pemahaman, menyatakan bahwa mereka merespons dengan niat baik, untuk menjaga keamanan para penghuni Observatorium Laut Utara di Chapel St. Leonards. 

Semua orang dilaporkan dalam keadaan selamat. "Panggilan tersebut dilakukan dengan niat baik," tambah perwakilan tersebut melansir dari United Press International pada Senin, (11/9/2023).

Dikira Kelinci, Pria China Ditembak Pemburu dan Meninggal

Penembakan Senjata Api
Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Kasus salah kira lainnya terjadi di China. Bedanya benar ada korban gara-gara salah mengira hewan buruan.

Seorang pria dari China bernama Wang Moujin meninggal setelah ditembak oleh seorang pemburu yang salah mengira ia seekor hare (kelinci liar), kata polisi.

Empat pria telah ditangkap atas kematian Moujin, yang tenggelam di selokan usai ditembak di kepala dengan senapan angin.

Insiden itu terjadi Jumat, 14 April 2023 ketika keempatnya pergi berburu di Shaxi, Provinsi Jiangxi, China.

Insiden yang melibatkan senjata api jarang terjadi di China. Polisi dari distrik Xinzhou mengatakan salah satu pria melepaskan tembakan setelah melihat gerakan di rerumputan di samping parit, tempat Moujin dilaporkan sedang memancing.

Pihak berwenang kemudian dipanggil ke tempat kejadian dan menangkap keempat pria tersebut, beberapa di antaranya diperkirakan berusia 30-an, dilansir dari CNN, Selasa (18/4/2023).

Investigasi kini sedang berlangsung. Otopsi menentukan bahwa Moujin telah meninggal karena tenggelam.

China memiliki beberapa undang-undang senjata paling ketat di dunia, yang bahkan dapat diterapkan pada senjata replika atau mainan.

Insiden itu telah banyak dibahas di media sosial China. "Bagaimana mungkin orang di negara ini punya senjata?" kata seorang komentator di Weibo.

"Saya pikir ini adalah beberapa berita Amerika Serikat," kata yang lain.

Sementara izin berburu dikeluarkan, kepemilikan senjata di China sebagian besar terbatas pada personel militer, penegak hukum, dan keamanan. Namun, polisi Xinzhou mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka bermaksud untuk menindak kejahatan yang melibatkan senjata dan bahan peledak.

China saat ini sedang melakukan kampanye nasional selama tiga tahun melawan kejahatan semacam itu.

Pistol udara menembakkan pelet menggunakan udara terkompresi dan biasanya digunakan untuk menembak target. Pasalnya, kelinci yang berasal dari provinsi seperti Jiangxi, merupakan sumber makanan yang umum di sana.

Dikira Lelucon Halloween, Pria di Spanyol Buang Kepala Manusia ke Tempat Sampah

Ilustrasi Penembakan
Ilustrasi tempat kejadian perkara. (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Kasus salah kira lainnya adalah seorang pria di Kota Huelva, Spanyol, yang ditangkap aparat usai ketahuan membuang kepala manusia di tempat sampah. Penangkapan terjadi pada hari Halloween, Sabtu 31 Oktober 2020.

Kepala dari tersebut berasal dari jenazah di sebuah flat yang tak jauh dari lokasi pembuangan.

Seorang pria di Kota Huelva, Spanyol, ditangkap aparat usai ketahuan membuang kepala manusia di tempat sampah. Penangkapan terjadi pada hari Halloween, Sabtu 31 Oktober 2020.

Kepala tersebut berasal dari jenazah di sebuah flat yang tak jauh dari lokasi pembuangan.

Menurut laporan Daily Mail, Senin (2/11/2020), pelaku terlihat membawa kantong, namun ada kepala yang terlihat. Ia melempar kantung itu sebelum melarikan diri.

Para saksi mata sempat berpikir hal itu adalah lelucon Halloween. Pelaku bahkan sempat menunjukan kepalanya ke anak-anak yang lewat.

Pelaku Ditangkap

Polisi Huelva mendapat laporan dari warga sekitar pada pukul 15.00 ketika ketahuan bahwa kepala itu asli.

Penangkapan pelaku dilakukan di flat yang tak jauh dari TKP usai pukul 21.00 malam.

Pelaku diidentifikasi sebagai pria berusia sektiar 50 tahun. Korban merupakan temannya sendiri.

Polisi masih belum mempublikasikan identitas pelaku dan korban.

Dikira 'Implan Payudara', Objek Misterius Ini Ternyata Ubur-Ubur

Ilustrasi Ubur-Ubur
Ilustrasi Ubur-Ubur. (Pixabay/Vladvictoria)

Yang satu ini adalah kasus salah kira temuan benda misterius mirip jeli (agar-agar) itu sebagai implan payudara.

Pria tersebut kemudian menyerahkan objek melingkar itu ke aparat kepolisian di Maroochydore, Sunshine Coast, Queensland, Australia, pekan lalu. Ia khawatir itu adalah bukti sebuah aksi kejahatan, pembunuhan--atau bisa jadi jejak dari insiden orang tenggelam.

Polisi pun lantas melakukan penyelidikan. Belakangan, aparat mengeluarkan pernyataan bahwa temuan tersebut bukan implan payudara seperti yang ditakutkan.

"Para petugas di Maroochydore Station menangani laporan warga yang mendatangi pos polisi, yang melaporkan kasus dugaan pembunuhan," demikian isi pernyataan tersebut, seperti dikutip BBC, Kamis (1/12/2016).

"Investigasi mengungkapkan seperti yang telah diduga polisi...bahwa benda tersebut ternyata ubur-ubur."

Sementara, Colin Sparkes dari kesatuan penjaga pantai Surf Life Saving Queensland mengatakan, benda tersebut diduga sebagai blubber jellyfish (Catostylus mosaicus)--spesies ubur-ubur dari kawasan pantai di Indo-Pasifik.

Sparkes menambahkan, spesies tersebut biasa ditemukan di perairan Queensland. Sengatan ubur-ubur itu sangat menganggu, tapi tak sampai membahayakan.

"Tentakelnya mungkin lepas akibat hantaman ombak atau dimakan ikan," kata dia soal barang bukti jeli melingkar yang diserahkan ke polisi.

Infografis 10 Kota Dunia dengan Kualitas Udara yang Buruk akibat Polusi
Infografis 10 Kota Dunia dengan Kualitas Udara yang Buruk akibat Polusi
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya