Vladimir Putin Ingin Rusia Punya Stasiun Ruang Angkasa Sendiri pada 2027

Putin juga berjanji untuk melanjutkan misi Rusia ke Bulan, meskipun gagal melakukan penjelajahan pertama dalam 47 tahun pada Agustus 2023.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 28 Okt 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2023, 16:00 WIB
Rusia Resmi Caplok 4 Wilayah Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara bersama Pemimpin Republik Rakyat Luhansk Leonid Pasechnik (kiri), dan Pemimpin Republik Rakyat Donetsk Denis Pushilin (kanan) saat perayaan menandai penggabungan wilayah Ukraina dengan Rusia di Lapangan Merah, Moskow, Rusia, 30 September 2022. (Sergei Karpukhin, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Kamis (26/10/2023) bahwa bagian pertama stasiun orbit baru Rusia harus dioperasikan pada tahun 2027. Proyek ini dianggap Moskow sebagai pengembangan logis berikutnya dalam eksplorasi ruang angkasa setelah Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

"Ketika sumber daya Stasiun Ruang Angkasa Internasional habis, kita tidak hanya membutuhkan satu segmen, tapi seluruh stasiun untuk dapat dioperasikan," kata Putin, seperti dikutip CNA, Sabtu (28/10). 

"Dan pada tahun 2027, segmen pertama harus ditempatkan di orbit."

Dalam pertemuan dengan para pejabat industri antariksa, Putin juga berjanji untuk melanjutkan misi Rusia ke Bulan, meskipun gagal melakukan penjelajahan pertama dalam 47 tahun pada bulan Agustus.

Dia mengatakan pengembangan stasiun tersebut harus berjalan "pada waktu yang tepat", dan jika tidak, program Rusia berisiko tertinggal dalam hal pengembangan penerbangan luar angkasa berawak.

Stasiun baru tersebut, sebut Putin, harus "mempertimbangkan semua pencapaian kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan memiliki potensi untuk melaksanakan tugas-tugas masa depan".

Yuri Borisov, kepala badan antariksa Rusia Roscosmos, mendukung posisi Putin sebagai sarana untuk mempertahankan kemampuan negaranya dalam penerbangan luar angkasa berawak.

"ISS semakin tua dan akan berakhir sekitar tahun 2030," kata agensi Rusia mengutip pernyataannya kepada wartawan.

"Jika kita tidak memulai pekerjaan skala besar untuk membuat stasiun orbital Rusia pada tahun 2024, kemungkinan besar kita akan kehilangan kemampuan karena kesenjangan waktu. Maksud saya adalah ISS tidak akan ada lagi dan stasiun Rusia tidak akan ada lagi, tidak akan siap."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Gagalnya Misi Rusia ke Bulan

Rusia Luncurkan Misi ke Bulan
Pendarat bulan Luna-25, yang pertama di Rusia sejak 1976, akan diluncurkan dari Kosmodrom Vostochny, sekitar 5.550 km timur Moskow, menurut badan antariksa Roscosmos Rusia, Senin, 7 Agustus 2023. (Handout/Russian Space Agency Roscosmos/AFP)

Pada Agustus 2023, misi pendaratan Rusia ke Bulan tidak berjalan mulus sesuai rencana. Wahana pendarat Rusia, pesawat ruang angkasa Luna-25, menabrak Bulan setelah berputar ke orbit yang tidak terkendali, kata badan antariksa Roscosmos pada Minggu 20 Agustus 2023.

Dalam sambutannya, Putin juga mengatakan bahwa dia telah diberitahu sepenuhnya tentang kesalahan teknis yang menyebabkan jatuhnya pesawat itu jatuh di kutub selatan bulan.

"Tentu saja kami akan mengupayakannya. Program bulan akan terus berlanjut. Tidak ada rencana untuk menutupnya," kata Putin.

"Kesalahan tetaplah kesalahan. Ini memalukan bagi kita semua. Ini adalah eksplorasi luar angkasa dan semua orang memahaminya. Ini adalah pengalaman yang bisa kita gunakan di masa depan."

Borisov mengatakan peluncuran ke bulan berikutnya mungkin dimajukan ke tahun 2026 dari tahun 2027 seperti yang direncanakan sekarang.


Ambisi Nenek Moyang

Rusia Luncurkan Misi ke Bulan
Foto selebaran ini diambil dan dirilis oleh Badan Antariksa Rusia Roscosmos pada 7 Agustus 2023, menunjukkan para teknisi menyelesaikan perakitan roket Soyuz 2.1b yang membawa pendarat Luna-25 sebelum peluncurannya yang dijadwalkan pada 11 Agustus 2023 di Kosmodrom Vostochny, sekitar 180 km sebelah utara Blagoveschensk, di wilayah Amur. (Handout/Russian Space Agency Roscosmos/AFP)

Presiden Vladimir Putin telah berjanji untuk melanjutkan program luar angkasa Rusia meskipun digempur sanksi. Dia merujuk pada pengiriman manusia pertama ke luar angkasa oleh Uni Soviet pada tahun 1961 saat ketegangan Timur-Barat meningkat.

"Kami dibimbing oleh ambisi nenek moyang kami untuk maju, meskipun ada kesulitan dan upaya eksternal untuk mencegah kami melakukannya," kata Putin di Kosmodrom Vostochny tahun lalu.

Misi ini penting bagi sektor luar angkasa Rusia, yang didera masalah pendanaan, skandal korupsi, dan meningkatnya persaingan dari Amerika Serikat dan China, serta inisiatif swasta seperti SpaceX.

Infografis Sampah Antariksa dan Potensi Bahaya Masa Depan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Sampah Antariksa dan Potensi Bahaya Masa Depan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya