Houthi Bajak Kapal Kargo yang Dioperasikan Jepang dan Diduga Milik Pengusaha Israel, Iran Bantah Terlibat

Israel membantah keterkaitannya dengan kapal kargo Galaxy Leader. Menurut Tel Aviv, kapal itu adalah milik Inggris dan dioperasikan Jepang.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 20 Nov 2023, 19:40 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2023, 19:40 WIB
Ilustrasi kapal kargo.
Ilustrasi kapal kargo. (Dok. Pixabay/hectorgalarza)

Liputan6.com, Sanaa - Houthi, kelompok pemberontak di Yaman mengaku menyita sebuah kapal kargo di Laut Merah yang mereka sebut milik Israel. Houthi pun memperingatkan bahwa semua kapal yang terkait dengan Israel akan menjadi sasaran mereka.

"Sebagai solidaritas terhadap rakyat Palestina setelah agresi brutal Israel di Gaza, Yaman kembali menegaskan ancaman terhadap kapal-kapal Israel di Laut Merah," ungkap juru bicara kelompok itu Yahya Sare'e via X alias Twitter.

Namun, Israel membantah keterkaitannya dengan kapal kargo Galaxy Leader. Menurut Tel Aviv, kapal itu adalah milik Inggris dan dioperasikan Jepang.

"Pembajakan sebuah kapal kargo oleh kelompok Houthi di dekat Yaman di Laut Merah bagian selatan adalah insiden yang sangat serius dan berdampak global. Kapal tersebut berangkat dari Turki dalam perjalanan ke India, diawaki oleh warga sipil dari berbagai negara, tidak termasuk warga Israel. Itu bukan kapal Israel," tulis Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Laporan The Guardian menyebutkan bahwa perusahaan keamanan maritim Ambrey mengatakan pemilik kapal kargo tersebut terdaftar sebagai Ray Car Carriers, yang perusahaan induknya dimiliki oleh Abraham (Rami) Ungar, seorang pengusaha Israel.

Sejauh ini Ray Car Carriers dan induknya Ray Shipping belum memberi pernyataan terkait isu ini.

Pemerintah Jepang mengutuk keras penyitaan kapal yang dioperasikan oleh Nippon Yusen (NYK Line). Menteri Luar Negeri Jepang Yoko Kamikawa pada Senin (20/11/2023) mengatakan bahwa Tokyo berkomunikasi dengan Israel dan selain mendekati Houthi secara langsung, pihaknya juga mendesak Arab Saudi, Oman, Iran dan negara-negara terkait lainnya mendesak Houthi agar segera membebaskan kapal dan awaknya

"Pemerintah kami akan terus mengambil tindakan yang diperlukan melalui kerja sama dengan negara-negara terkait sambil mempertimbangkan situasi," ujar Yoko.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Iran Bantah Terlibat

Ilustrasi bendera Iran (pixabay)
Ilustrasi bendera Iran (pixabay)

Israel dengan cepat menyalahkan serangan tersebut sebagai aksi terorisme Iran.

"Ini adalah tindakan terorisme Iran lainnya yang mewakili peningkatan permusuhan Iran terhadap warga dunia bebas, dengan konsekuensi internasional terkait keamanan rute pelayaran global," sebut pernyataan dari kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Tuduhan tersebut dibantah tegas oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani pada Senin.

"Kami telah berulang kali mengumumkan bahwa kelompok perlawanan di kawasan mewakili negara mereka dan mengambil keputusan serta bertindak berdasarkan kepentingan negara mereka," tegas Kanaani.


Ancaman Terbuka

Ribuan Jenazah Tertimbun Reruntuhan Bangunan di Gaza
Mereka mencari jasad anak-anak mereka. Orang tua mereka. Tetangga mereka. Mereka semua terbunuh dalam serangan rudal Israel. Mayat-mayat itu ada di sana, di suatu tempat di tengah-tengah kehancuran yang tak berujung. (AP Photo/Hatem Moussa, File)

Houthi telah melancarkan beberapa serangan rudal dan drone terhadap Israel sejak 7 Oktober, ketika Hamas menyerbu Israel selatan dan diklaim Israel menewaskan setidaknya 1.200 orang, dengan lebih dari 200 orang disandera.

Pada hari yang sama, Israel melancarkan serangan balasan yang hingga kini telah menewaskan setidaknya 13.000 warga Palestina di Gaza.

Pada 14 November, pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Huthi, telah secara terbuka mengancam Israel dengan mengatakan kelompoknya sedang mencari kapal-kapal Israel di perairan penting komersial di Laut Merah.

"Mata kami terbuka untuk terus memantau dan mencari kapal Israel," katanya dalam pidato yang disiarkan oleh stasiun TV Al-Masirah.

Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya