Liputan6.com, Mariana Islands - Gempa bumi mengguncang wilayah Mariana Islands, di Samudra Pasifik pada Jumat 24 November 2023 pukul 16.05.05 WIB.
"Gempa tektonik ini memiliki magnitudo 7,0. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 19,97° LU ; 145,68° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 735 km arah Utara Guam pada kedalaman 19 km," demikian hasil analisis BMKG yang dikutip dari keterangan tertulisnya.
Baca Juga
Menurut BMKG, dmemperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di dasar laut (submarine faulting) dalam Lempeng Laut Filipina (intraplate earthquake).
Advertisement
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan menurun-geser (oblique normal-fault).
Menurut BMKG, gempa bumi ini tidak berdampak makroseismik karena lokasi gempa Mariana Islands ini jauh dari daratan.
"Hasil pemodelan BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi ini juga tidak berpotensi tsunami di wilayah Indonesia," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono.
"Hingga pukul 17.01 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan kekuatan M5,4," ujar Daryono.
BMKG kemudian mengeluarkan imbauan terkait pasca-gempa di Mariana Islands tersebut. Berikut ini di antaranya:
- Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
- Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah.
- Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), telegram channel (https://t.me/InaTEWS_BMKG) atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg.
Gempa Magnitudo 5,6 Guncang Nepal, Sedikitnya 69 Orang Tewas
Sementara itu, setidaknya 69 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka di Nepal pada Jumat (3/11/2023), setelah gempa melanda Jajarkot. Saksi mata mengatakan rumah-rumah di daerah itu runtuh dan bangunan-bangunan di New Delhi, India, berguncang.
Pusat Seismologi Nasional Nepal menyebutkan bahwa gempa tersebut magnitudo 6,4, namun Pusat Penelitian Geosains Jerman (GFZ) kemudian menurunkan skalanya menjadi 5,7 dan Survei Geologi AS menetapkannya magnitudo 5,6.
Pejabat setempat mengatakan tidak mungkin menjalin kontak di daerah dekat pusat gempa di Jajarkot, sebuah distrik berbukit dengan populasi 190.000 jiwa dan desa-desa yang tersebar di perbukitan terpencil.
Harish Chandra Sharma, pejabat Jajarkot, menuturkan sedikitnya 34 orang tewas di distriknya sementara di distrik tetangga, Rukum West, pejabat polisi Namaraj Bhattarai mengatakan setidaknya 35 kematian telah dilaporkan.
"Tim penyelamat dan pencarian harus membersihkan jalan-jalan yang diblokir oleh tanah longsor kering akibat gempa untuk mencapai daerah yang terdampak," kata Bhattarai, seperti dilansir Reuters, Sabtu (4/11).
Ramidanda, lokasi pusat gempa, di Jajarkot belum dijangkau oleh pihak berwenang.
Advertisement
Daftar 12 Gempa Mematikan dalam 25 Tahun Terakhir, Termasuk Gempa Maroko
Gempa bumi yang melanda Maroko pada Jumat 8 September 2023 malam telah menewaskan nyaris 3.000 orang. Jumlah korban tewas akibat gempa Maroko ini diperkirakan akan bertambah ketika tim penyelamat mencapai daerah pegunungan terpencil yang terkena dampak paling parah.
Berikut ini daftar 12 gempa bumi paling mematikan selama 25 tahun terakhir selain gempa bumi Maroko, mengutip Associated Press (AP) dan USGS, Rabu (13/9/2023):
- 8 September 2023: Di Maroko, gempa berkekuatan magnitudo 6,8 menewaskan nyaris 3.000 orang.
- 6 Februari 2023: Di Turki dan Suriah, gempa berkekuatan magnitudo 7,8 menewaskan lebih dari 21.600 orang.
- 25 April 2015: Di Nepal, lebih dari 8.800 orang tewas akibat gempa berkekuatan magnitudo 7,8.
- 11 Maret 2011: Gempa berkekuatan magnitudo 9,0 di lepas pantai timur laut Jepang memicu tsunami, menewaskan lebih dari 18.400 orang.
- 12 Januari 2010: Di Haiti, lebih dari 100.000 orang tewas akibat gempa berkekuatan magnitudo 7. Pemerintah memperkirakan jumlah korban tewas mencapai 316.000 orang, namun besarnya kerusakan membuat perhitungan akurat menjadi mustahil.
- 12 Mei 2008: Gempa berkekuatan magnitudo 7,9 melanda Sichuan timur di Tiongkok, mengakibatkan lebih dari 87.500 kematian.
- 27 Mei 2006: Lebih dari 5.700 orang tewas ketika gempa berkekuatan magnitudo 6,3 melanda Yogyakarta di Pulau Jawa di Indonesia.
- 8 Oktober 2005: Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,6 menewaskan lebih dari 80.000 orang di wilayah Kashmir Pakistan.
- 26 Desember 2004: Gempa berkekuatan magnitudo 9,1 di Indonesia (juga dikenal sebagai gempa dan tsunami Aceh) memicu tsunami di Samudera Hindia, menewaskan sekitar 230.000 orang di banyak negara.
- 26 Desember 2003: Gempa bumi berkekuatan magintudo 6,6 melanda Iran tenggara, menyebabkan lebih dari 20.000 kematian.
- 26 Januari 2001: Gempa berkekuatan magnitudo 7,6 melanda Gujarat di India, menewaskan sebanyak 20.000 orang.
- 17 Agustus 1999: Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,6 melanda Izmit, Turki, menewaskan sekitar 18.000 orang.
Gempa Bumi Magnitudo 6,3 di Afghanistan Tewaskan Lebih dari 200 Orang
Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,3 menewaskan hampir 200 orang di Afghanistan barat pada Sabtu (8/10), kata para pejabat.
Ini merupakan gempa besar kedua yang melanda negara itu dalam waktu kurang dari dua tahun, dikutip dari laman NYTimes.com, Minggu (8/10/2023).
Setidaknya 200 orang tewas dan sekitar 600 orang terluka, menurut kepala rumah sakit regional di Provinsi Herat, yang paling terkena dampaknya.
Jumlah korban diperkirakan akan meningkat seiring dengan berlanjutnya upaya pencarian dan penyelamatan, kata para pejabat.
Pusat gempa berada sekitar 25 mil barat laut Kota Herat, pusat perdagangan dan pusat kebudayaan yang berbatasan dengan Iran, menurut Survei Geologi Amerika Serikat.
Setidaknya tujuh gempa susulan terjadi setelahnya.
Pemerintahan Taliban mengumumkan keadaan darurat karena kemungkinan terjadinya lebih banyak gempa susulan, kata Musa Ashari, kepala departemen manajemen bencana Taliban untuk Provinsi Herat.
Puluhan desa di distrik Zinda Jan “hancur total,” dan 600 orang yang terluka berhasil diselamatkan dari reruntuhan.
Kekuatan gempa memicu kepanikan di Kota Herat, kata warga. Video yang beredar di media sosial menunjukkan ratusan orang bergegas keluar dari rumah dan gedung perkantoran mereka karena khawatir akan roboh menimpa bangunan tersebut.
Abdullah Ansari (27) sedang bekerja di bengkel menjahit di Kota Herat, Afghanistan di lantai bawah tanah ketika gempa pertama terjadi, katanya.
Dia dan rekan kerjanya berlari keluar, beberapa bertelanjang kaki, dan dia segera memeriksa apakah semua orang sudah berhasil keluar.
“Saya menelepon istri saya dan bertanya tentang putra-putra saya,” katanya, lalu memintanya meninggalkan rumah.
“Ada sebuah bangunan besar di sebelah rumah saya, dan saya khawatir jika bangunan itu runtuh, mereka akan terbunuh.”
Advertisement