Perang di Musim Dingin, Dubes Vasyl Hamianin: Ukraina Butuh Bantuan Pertahanan Udara

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menyatakan bahwa pihaknya membutuhkan air defense systems atau pertahanan udara selama perang di musim dingin.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 05 Jan 2024, 19:10 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2024, 19:10 WIB
Potret 1 Tahun Invasi Rusia ke Ukraina
Tentara Ukraina menembakkan sistem artileri Pion ke posisi Rusia dekat Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina, 16 Desember 2022. Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO dan sejumlah pengamat mengungkapkan perang bisa terjadi dalam beberapa bulan, tahun atau bahkan hingga waktu yang tak terbatas. (AP Photo/LIBKOS, File)

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menyatakan bahwa pihaknya membutuhkan air defense systems atau pertahanan udara selama perang di musim dingin.

"Kami tidak memproduksi senjata pertahanan. Senjata High Technology kita tak punya. Tapi kami butuh air defense systems," kata Dubes Vasyl Hamianin dalam press brefing bersama awak media secara daring, Jumat (5/1/2024).

"Kami tahu bahwa Rusia mendapatkan bantuan dari Korea Utara dan Iran. Termasuk misil long shot and middle range dan juga drone."

Dubes Vasyl juga menyinggung soal serangan yang tak pernah terjadi sebelumnya yang diterima oleh Ukraina.

"Seranghan di awal tahun ini menyebabkan anak-anak dan warga tewas hingga 100 orang lainnya mengalami luka," kata Dubes Vasyl.

"Serangan misil ini menghancurkan sejumlah material mulai dari rumah, sekolah hingga TK anak-anak."

"Ini adalah kado tahun baru dari para teroris," klaim Dubes Vasyl.

"Saya berharap agar masyarakat dunia bisa melihat ini."

Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) menyatakan Rusia telah menggunakan rudal balistik dan peluncur yang dipasok oleh Korea Utara dalam perang Ukraina. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby menyebutnya sebagai eskalasi signifikan dan memprihatinkan.

AS, ungkap Kirby, akan mengangkat isu ini ke Dewan Keamanan (DK) PBB dan menjatuhkan sanksi tambahan terhadap mereka yang berupaya memfasilitasi transfer senjata. Pengadaan rudal balistik oleh Korea Utara merupakan pelanggaran langsung terhadap sejumlah resolusi DK PBB.

"Kami akan menuntut Rusia bertanggung jawab karena sekali lagi melanggar kewajiban internasionalnya," kata Kirby, seperti dilansir BBC, Jumat (5/1/2024).


Dugaan Amerika Serikat: Rusia Beli Senjata dari Iran

Presiden Amerika Serikat Joe Biden Kunjungi Ukraina
Presiden AS Joe Biden (kanan) dipeluk oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) saat berkunjung di Kyiv, Ukraina pada 20 Februari 2023. Presiden AS Joe Biden melakukan kunjungan mendadak ke Kyiv pada 20 Februari 2023, menjelang peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina. Zelensky menyambut gembira kunjungan Presiden AS Joe Biden. (Dimitar DILKOFF/AFP)

Dia juga menuturkan AS yakin Rusia berencana membeli rudal jarak dekat dari Iran, namun hingga saat ini mereka belum melakukannya.

Dalam kesempatan yang sama, Kirby mendesak Kongres AS segera menyetujui pendanaan tambahan untuk Ukraina.

"Respons paling efektif terhadap kekerasan mengerikan yang dilakukan Rusia terhadap rakyat Ukraina adalah dengan terus memberikan Ukraina kemampuan pertahanan udara yang penting dan jenis peralatan militer lainnya," ujarnya.

"Iran dan Korea Utara mendukung Rusia. Ukraina berhak mengetahui bahwa rakyat AS dan pemerintah akan terus mendukung mereka," tutur Kirby.

Paket bantuan militer AS terakhir ke Ukraina, senilai sekitar USD 250 juta, telah disetujui oleh Kongres pada 27 Desember. Namun, pembicaraan mengenai pendanaan lebih lanjut terhenti di Kongres karena kurangnya dukungan di kalangan Partai Republik, yang bersikeras bahwa tindakan keamanan yang lebih ketat di perbatasan AS-Meksiko harus menjadi bagian dari kesepakatan.

Ukraina telah memperingatkan bahwa upaya perang dan keuangan negaranya terancam jika bantuan Barat tidak segera diberikan.


Reaksi Inggris

Ilustrasi Bendera Inggris
Ilustrasi bendera Inggris. (dok. Unsplash.com/Simon Lucas @simonlucas)

Inggris mengutuk keras penggunaan rudal balistik yang bersumber dari Korea Utara di Ukraina oleh Rusia.

"Korea Utara diwajibkan tunduk pada rezim sanksi yang kuat dan kami akan terus bekerja sama dengan mitra kami untuk memastikan bahwa Korea Utara membayar harga yang mahal karena mendukung perang ilegal Rusia di Ukraina," kata juru bicara Kantor Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan.

Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya