Liputan6.com, Kyiv - Bertepatan dengan tiga tahun perang Rusia-Ukraina yang jatuh pada Senin (24/2/2025), Presiden UkrainaVolodymyr Zelenskyy menyambut sejumlah pemimpin Eropa di Kyiv.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh para kepala negara Eropa, baik secara langsung maupun daring, salah satu poin utama yang dibahas adalah terkait dorongan agar Ukraina bisa segera bergabung dengan Uni Eropa.
Advertisement
Baca Juga
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menilai bahwa proses aksesi Ukraina bisa berjalan lebih cepat dari perkiraan.
Advertisement
“Saya sangat menghargai kemauan politik yang ada. Saya bahkan katakan prosesnya berbasis merit bagi Ukraina, jika mereka melanjutkan dengan kecepatan dan kualitas seperti itu, mungkin mereka bisa lebih awal dari 2030,” katanya.
Presiden Dewan Eropa Antonio Costa mengaitkan perluasan Uni Eropa dengan stabilitas kawasan. Ia menegaskan bahwa keanggotaan Ukraina akan menjadi jaminan keamanan yang penting bagi masa depan negara itu, dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (25/2).
Sementara Presiden Zelenskiy memanfaatkan forum ini untuk menyampaikan tekadnya agar perang tidak berlarut-larut. Menurutnya, dukungan kolektif, khususnya dari Eropa dan Amerika Serikat, masih sangat dibutuhkan.
“Jika Ukraina akan berada di Uni Eropa dan NATO dalam tahun-tahun terdekat, tentu saja itu akan sangat membantu kami,” ujar Zelenskiy.
Selain membahas prospek keanggotaan Ukraina di Uni Eropa, para pemimpin Eropa juga menyoroti kebutuhan jaminan keamanan jangka panjang.
Mereka khawatir jika Eropa berkompromi terhadap agresi Rusia, hal itu akan menciptakan preseden buruk dan mendorong negara lain melakukan hal serupa.
Perdana Menteri Estonia Kristen Michal, misalnya, mengingatkan bahwa perdamaian tanpa keadilan tidak akan langgeng, sementara Presiden Finlandia Alexander Stubb menegaskan perlunya “rencana bersama” Eropa dengan Amerika Serikat agar tidak tersisih dari proses negosiasi apa pun yang mungkin terjadi.
Menimbulkan Tanda Tanya
Namun, ketidakhadiran utusan tinggi AS di Kyiv kali ini menimbulkan tanda tanya soal keberlanjutan dukungan Washington dalam situasi ini. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengingatkan bahwa tanpa penegakan aturan bersama, agresi sepihak bisa kembali merajalela dan merusak tatanan internasional.
"Karena kita perlu memastikan bahwa kekuatan semata tidak lagi menjadi pembenaran di dunia ini. Hal inilah yang telah memberikan 80 tahun stabilitas dan kemakmuran yang luar biasa, bukan hanya di Eropa, tetapi di seluruh dunia, berkat lembaga-lembaga yang kita bangun dari reruntuhan Perang Dunia Kedua. Membela lembaga-lembaga tersebut merupakan kepentingan terbaik bagi kita semua,” jelas Trudeau.
Meski fokus pertemuan kali ini adalah membangun solidaritas Eropa untuk mendukung Ukraina, situasi di medan perang pun tak luput dari perhatian.
Dengan enam juta lebih pengungsi Ukraina tersebar di berbagai negara, Presiden Zelenskiy menutup pertemuan dengan menekankan bahwa perdamaian harus diperjuangkan bersama, bukan diberikan begitu saja.
Advertisement
