Anwar Ibrahim Menolak Tekanan Barat: Malaysia Tidak Punya Masalah dengan China

Anwar Ibrahim menegaskan Barat tidak boleh memaksa Malaysia terkait sikapnya terhadap China.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 04 Mar 2024, 17:39 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2024, 17:36 WIB
PM Malaysia Anwar Ibrahim dan PM Australia Anthony Albanese saat bertatap muka di Melbourne, Australia, pada Senin (4/3/2024).
PM Malaysia Anwar Ibrahim dan PM Australia Anthony Albanese saat bertatap muka di Melbourne, Australia, pada Senin (4/3/2024). (Dok. Instagram/@anwaribrahim_my)

Liputan6.com, Canberra - Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim membela hubungan Malaysia dengan China. Tidak hanya itu, dia juga menyinggung tekanan oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya terhadap negara-negara regional agar memihak dalam persaingan Barat dan China.

Pernyataan tersebut disampaikan PM Anwar saat menggelar konferensi pers bersama PM Anthony Albanese dalam lawatannya ke Melbourne untuk menghadiri KTT ASEAN-Australia.

"Saat ini, China menjadi investor utama yang masuk ke Malaysia," kata PM Anwar, seraya menegaskan bahwa rakyat Malaysia tidak punya masalah dengan China, seperti dilansir AP, Senin (4/3/2024).

"Kami adalah bangsa yang merdeka, kami sangat mandiri, kami tidak ingin didikte oleh kekuatan apa pun."

PM Anwar menambahkan, "Jadi, meskipun kami tetap merupakan teman penting bagi AS, Eropa, dan Australia, mereka tidak boleh mengecualikan kami dari sikap bersahabat terhadap salah satu tetangga-tetangga penting kami, khususnya China."

"Jika mereka punya masalah dengan China, mereka tidak boleh memaksakannya kepada kami. Kami tidak punya masalah dengan China," tegas PM Anwar.

Penjelasan soal Fobia China

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dalam acara "Temu Anwar" yang diadakan di sela-sela KTT ke-43 ASEAN di Jakarta, Selasa (5/9/2023). (Liputan6/Benedikta Miranti)
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dalam acara "Temu Anwar" yang diadakan di sela-sela KTT ke-43 ASEAN di Jakarta, Selasa (5/9/2023). (Liputan6/Benedikta Miranti)

Ketika ditanya tentang istilah "fobia China" yang pertama kali dia gunakan dalam wawancara bulan lalu dengan Financial Times, PM Anwar menjelaskan bahwa dia menanggapi kritik terhadap Malaysia karena memberikan fokus lebih kepada China, mitra dagang terbesarnya.

Filipina, yang merupakan salah satu negara ASEAN, pada Senin mendesak negara-negara tetangganya untuk bersatu lebih kuat dalam menegakkan supremasi hukum di Laut China Selatan, di mana China mengajukan klaim teritorialnya.

Selama kunjungannya ke Filipina pada November 2023, Wakil Presiden AS Kamala Harris juga mendesak negara-negara untuk membela integritas teritorial dan kebebasan navigasi di Laut China Selatan. Harris mengatakan AS akan mendorong kampanye internasional melawan perilaku tidak bertanggung jawab di perairan yang disengketakan.

Malaysia-Australia Tingkatkan Kerja Sama Komprehensif

PM Malaysia Anwar Ibrahim dan PM Australia Anthony Albanese saat bertatap muka di Melbourne, Australia, pada Senin (4/3/2024). (Dok. Instagram/@anwaribrahim_my)
PM Malaysia Anwar Ibrahim dan PM Australia Anthony Albanese saat bertatap muka di Melbourne, Australia, pada Senin (4/3/2024). (Dok. Instagram/@anwaribrahim_my)

Dalam kesempatan yang sama, PM Anwar dan PM Albanese mengumumkan sejumlah perjanjian bilateral baru antara Australia dan Malaysia mengenai keamanan siber, hingga pendidikan.

"Malaysia-Australia hari ini komited untuk mempertingkat kerja sama komprehensif dalam pelbagai industri di antaranya perdagangan, pelaburan, pendidikan, ekonomi digital, dan keselamatan siber," tulis PM Anwar di unggahan Instagram-nya.

Lebih lanjut PM Anwar menuturkan, "Kami juga sepakat untuk memperluas kerja sama sedia ada dalam hal terkait ekosistem vaksin serta peralihan tenaga bersih."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya