Liputan6.com, Madrid - Direktur badan amal Spanyol Proactiva Open Arms yang mengirimkan 200 ton bantuan makanan ke Jalur Gaza pekan ini mengatakan dia bertekad untuk tetap meneruskan pengiriman meskipun ada bahaya signifikan bagi timnya dari perang Hamas Vs Israel yang sedang berlangsung.
Oscar Camps juga mendesak negara-negara dan organisasi-organisasi lain yang lebih kuat dan kaya untuk melakukan hal yang sama dengan menggunakan koridor maritim baru dari Siprus ke Jalur Gaza.
Baca Juga
Camps, yang berada di kapal penyelamat yang meninggalkan Siprus pada 12 Maret untuk perjalanan sejauh 320 km melintasi Mediterania timur menuju Jalur Gaza, menggambarkan kondisi laut yang berbahaya yang mempersulit pengiriman ke dermaga darurat. Bahaya yang signifikan juga mengintai tim di darat.
Advertisement
Butuh waktu tujuh jam, kata Camps, untuk memindahkan tongkang yang diikat ke kapal ke dermaga yang terbuat dari reruntuhan bangunan dan puing-puing agar bisa dibongkar di laut yang ganas. Demikian seperti dilansir CNA, Rabu (20/3).
Timnya telah diperingatkan oleh Israel bahwa mereka tidak dapat menjamin keamanan, sementara bantuan diturunkan ke darat pada jarak ratusan, bahkan puluhan meter dari pengeboman.
"Orang-orang makan rumput di sana dan mereka melakukan pengeboman saat Anda menurunkan makanan,” katanya kepada Reuters di Badalona, Spanyol. "Perang tidak berhenti, semuanya bergemuruh, Anda dikelilingi asap dan debu, Anda melihat tank-tank bergerak maju mundur."
Tekad Mengirimkan 500 Ton Bantuan
Camps menuturkan Kementerian Luar Negeri Israel membuka jalur maritim dari Siprus ke Jalur Gaza pada 20 Desember 2023.
"Masalahnya adalah tidak ada yang menggunakannya," ujarnya.
Gagasan untuk mengirimkan bantuan, kata Camps, dicetuskan oleh Jose Andres, pendiri World Central Kitchen yang memasok makanan ke Open Arms.
Pada Selasa (19/3), Andres mengonfirmasi melalui unggahan media sosial bahwa setara dengan 500.000 makanan telah dikirim ke Gaza Utara.
Kini, mereka bertekad untuk mengirimkan jumlah yang lebih besar hingga 500 ton dengan kapal kedua, ketiga dan keempat.
"Itu tidak mudah, tapi juga bukan tidak mungkin," sebut Camps.
Advertisement
Setengah dari Total Warga Gaza Kelaparan
Open Arms 90 persen didanai oleh sumbangan masyarakat sipil, terang Camps, mantan penjaga pantai dari Catalonia yang badan amalnya dimulai untuk menyelamatkan migran di laut.
Dia menyebut operasinya saat ini sebagai sebuah "pembalut luka" yang dia harap akan memicu upaya yang lebih ambisius. Dia menyerukan negara-negara dan organisasi-organisasi kaya untuk menggunakan rute laut yang sama. Khusus kepada Israel dia mendesak gencatan senjata ketika bantuan sedang disalurkan.
Sebuah laporan yang didukung PBB pada Senin (18/3) mengatakan kelaparan akan segera terjadi di Jalur Gaza Utara, di mana sekitar 300.000 orang terjebak dalam pertempuran yang dimulai setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 yang kemudian memicu invasi Israel ke Jalur Gaza.
"Di seluruh Jalur Gaza, jumlah orang yang menghadapi bencana kelaparan telah meningkat menjadi 1,1 juta, setengah dari jumlah penduduk," imbuhnya.