Liputan6.com, Beijing - Kementerian Pertahanan Tiongkok memberi peringatan kepada Filipina bahwa Beijing akan terus menjaga kedaulatan wilayahnya.
Hal ini disampaikan oleh China sehari setelah insiden di perairan yang disengketakan di Laut China Selatan, dikutip dari laman Arab News, Minggu (24/3/2024).
Baca Juga
“Kami memperingatkan Filipina untuk berhenti membuat pernyataan apa pun yang dapat mengarah pada peningkatan konflik dan eskalasi situasi,” kata Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan.
Advertisement
Pihak Kemenhan China juga menekankan agar Filipina menghentikan semua tindakan yang melanggar dan provokatif.
“Jika Filipina berulang kali menentang kebijakan Tiongkok, maka Beijing akan terus mengambil tindakan tegas demi menjaga kedaulatan teritorial serta hak dan kepentingan maritimnya,” lanjut pernyataan itu.
Pernyataan tersebut muncul setelah penjaga pantai Tiongkok mengatakan bahwa mereka telah mengambil tindakan ke kapal-kapal Filipina di perairan yang disengketakan dekat Second Thomas Shoal.
China mengklaim tindakan Filipina “tidak bertanggung jawab dan provokatif.”
Konflik itu termasuk penggunaan meriam air terhadap kapal sipil yang disewa untuk memasok pasukan, kata satuan tugas Filipina di Laut China Selatan dalam sebuah pernyataan.
Presiden Filipina Tegaskan Akan Pertahankan Wilayahnya dari China
Sebelumnya, presiden Filipina Ferdinand Marcos Ir mengatakan kepada parlemen Australia pada Kamis (29/2) bahwa dia tidak akan membiarkan kekuatan asing mengambil alih wilayahnya.
Dikutip dari laman India Times, Manila tegas dalam mempertahankan kedaulatan wilayahnya.
Australia dan Filipina memulai patroli laut dan udara gabungan pertama mereka di Laut China Selatan pada November 2023.
Tujuannya untuk melawan sikap China yang mengklaim seluruh wilayah laut tersebut sebagai miliknya.
“Saya tidak akan membiarkan upaya apapun, kekuatan asing apapun mengambil satu inci persegi wilayah kedaulatan kami," kata Marcos dalam pidatonya.
Laut China Selatan merupakan jalur perdagangan kapal senilai lebih dari US$ 3 triliun setiap tahunnya, dan merupakan sumber utama ketegangan antara Filipina dan negara tetangganya, Tiongkok.
Manila menuduh Beijing melakukan tindakan agresif di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE).
Padahal, pengadilan arbitrase internasional di Den Haag mengatakan pada tahun 2016 bahwa klaim Tiongkok di ZEE Filipina tidak memiliki dasar hukum.
Advertisement
Ditolak oleh Beijing
Keputusan ini lalu ditolak oleh Beijing. Tiongkok mengecam Filipina karena melanggar batas wilayahnya.
“Perlindungan Laut China Selatan sebagai arteri global sangat penting untuk menjaga perdamaian regional dan, saya yakin, perdamaian global,” katanya.
“Kami mempunyai kepentingan yang kuat untuk menjaga laut kami tetap bebas dan terbuka, dan memastikan perjalanan tanpa hambatan dan kebebasan navigasi.”
Marcos berada di Australia dalam kunjungan resmi untuk menghadiri pertemuan puncak khusus Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) di Melbourne minggu depan.