Ukraina Dapat Asupan Tank Leopard dan Rudal Pertahanan Udara Patriot dari Spanyol

Jaminan bantuan tersebut tertuang dalam perjanjian keamanan bilateral yang diteken Zelenskyy dan PM Spanyol Pedro Sanchez.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 28 Mei 2024, 16:31 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2024, 16:31 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez saat keduanya bertemu di Madrid pada Senin (27/5/2024).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez saat keduanya bertemu di Madrid pada Senin (27/5/2024). (Dok. AP Photo/Paul White)

Liputan6.com, Kyiv - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada hari Senin (27/5/2024) mendapatkan janji tambahan rudal pertahanan udara dari Spanyol untuk membantu melawan sekitar 3.000 bom yang menurutnya diluncurkan Rusia setiap bulan ke Ukraina pada tahun ketiga perang.

Namun, Zelenskyy menekankan Ukraina masih sangat membutuhkan tujuh sistem pertahanan udara Patriot buatan Amerika Serikat (AS) untuk menghentikan Rusia menyerang jaringan listrik dan wilayah sipil, serta sasaran militer, dengan bom luncur dahsyat yang menimbulkan kehancuran luas.

"Jika kita memiliki sistem Patriot modern, pesawat (Rusia) tidak akan mampu terbang cukup dekat untuk menjatuhkan bom luncur (glide) terhadap penduduk sipil dan militer," kata Zelenskyy dalam konferensi pers di ibu kota Spanyol, Senin, seperti dilansir kantor berita AP, Selasa (28/5).

Bom luncur adalah bom berat era Uni Soviet yang dilengkapi dengan sistem panduan presisi dan diluncurkan dari pesawat yang terbang di luar jangkauan pertahanan udara. Bom tersebut berbobot lebih dari satu ton dan meledakkan sasaran hingga berkeping-keping, meninggalkan kawah besar.

"Dua sistem pertahanan udara Patriot diperlukan untuk melindungi wilayah timur laut Kharkiv, tempat pasukan Kremlin melancarkan serangan lintas batas pada 10 Mei yang membuat pasukan Ukraina terguncang," kata Zelenskyy.

Zelenskyy dan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menandatangani perjanjian keamanan bilateral yang mengalokasikan 1 miliar euro bantuan militer ke Ukraina pada tahun 2024 dan 5 miliar euro pada tahun 2027. Lebih banyak tank Leopard dan amunisi artileri juga disertakan dalam perjanjian tersebut.

"Setelah lebih dari dua tahun (perang), agresi Rusia terus berlanjut dan itulah mengapa melipatgandakan dukungan kami menjadi semakin penting," kata Sanchez dalam konferensi pers bersama.

Sementara itu, jumlah korban tewas akibat serangan bom luncur di pusat perbelanjaan Kharkiv pada hari Sabtu (25/5) bertambah menjadi 18 orang, kata Gubernur Oleh Syniehubov pada hari Senin, dan lima orang masih hilang.

Serangan Kharkiv semakin menambah tekanan pada pasukan Ukraina yang sudah terkuras, yang dalam beberapa bulan terakhir telah berjuang melawan serangan Rusia yang semakin dalam ke wilayah timur Donetsk yang sebagian didudukinya.

Zelenskyy menuturkan pada hari Minggu bahwa tentara Rusia berkumpul di titik lain di Rusia, lebih jauh ke utara tetapi dekat dengan garis depan sekitar 1.000 kilometer, yang bertujuan untuk melemahkan pasukan Ukraina yang sudah terkuras dan mematahkan perlawanannya di daerah tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Senjata Mahal tapi Efektif

Roket Rusia menghancurkan menara televisi Kharkiv
Seorang penyelidik Kepolisian Ukraina memeriksa puing-puing di tower atau menara Televisi (TV) Kharkiv, setelah para pejabat melaporkan serangan Rusia terhadap menara tersebut, di pinggiran Kharkiv, Senin (22/4/2024). (SERGEY BOBOK / AFP)

Patriot, yang disebut-sebut Zelenskyy, adalah sistem pertahanan rudal permukaan-ke-udara yang pertama kali digunakan pada tahun 1980-an dan dapat menargetkan pesawat terbang, rudal jelajah, dan rudal balistik jarak pendek. Senjata ini mahal, namun efektif dan banyak dicari oleh militer di seluruh dunia.

Negara-negara Eropa disebut ragu-ragu untuk mengirim sistem Patriot ke Ukraina karena khawatir mereka akan membutuhkannya.

Ukraina telah berulang kali mencoba menyerang di belakang garis pertahanan Rusia, seringkali dengan drone. Namun, respons Rusia terhadap teknologi baru yang digunakan pada drone membaik dalam beberapa bulan terakhir.

Para pejabat Ukraina mengklaim sebuah drone jarak jauh Ukraina mencetak rekor jarak baru dengan menyerang radar peringatan dini di Kota Orsk, Rusia, sekitar 1.800 kilometer dari perbatasan Ukraina.

Operasi tersebut dilakukan oleh intelijen militer Ukraina, GUR, kata seorang pejabat intelijen kepada AP dengan syarat anonimitas karena orang tersebut tidak berwenang untuk berkomentar secara terbuka. Rekor serangan jarak jauh Ukraina sebelumnya adalah 1.500 kilometer ketika sebuah drone menyerang kilang minyak di Bashkortostan, Rusia, pada 9 Mei.

Tidak mungkin untuk segera memverifikasi kedua klaim tersebut.

Dari Spanyol, Zelenskyy melanjutkan kunjungannya ke Portugal.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya