Benarkah Nenek Moyang Jerapah Lehernya Pendek? Begini Ceritanya

Penemuan terbaru dalam studi jerapah menghadirkan paradigma baru tentang evolusi leher mereka yang menarik perhatian.

oleh Santi Rahayu diperbarui 23 Jul 2024, 19:42 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2024, 19:42 WIB
Ilustrasi satwa, binatang, hewan, jerapah. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)
Ilustrasi satwa, binatang, hewan, jerapah. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)

Liputan6.com, Harrisburg - Tahukah Anda? Nenek moyang jerapah ternyata memiliki leher yang lebih pendek daripada jerapah sekarang. Perubahan ini terjadi secara drastis selama evolusi, dan alasan mengapa hal ini terjadi masih menjadi perdebatan sejak zaman Charles Darwin.

Meskipun teori terbaru menunjukan bahwa pengaturan suhu tubuh mungkin menjadi alasannya, tetapi, penyebab utama leher jerapah memanjang adalah persaingan untuk mendapatkan makanan dan perbedaan jenis kelamin.

Mengutip dari Science Alert, Selasa (23/7/2026), saat ini mamalia yang sangat mudah bersosialisasi ini memiliki tinggi hingga 5,8 meter. 

Sebagian besar dari tinggi badan mereka berasal dari leher mereka yang sangat panjang, mencapai lebih dari 1,8 meter. Meskipun hanya memiliki tujuh tulang leher seperti mamalia pada umumnya.

Untuk menyesuaikan diri dengan leher mereka yang menjulur tinggi, seluruh postur jerapah harus menyesuaikan diri. Leher mereka misalnya, agar bisa menjaga keseimbangan, leher mereka perlu bergeser sedikit ke arah belakang.

Spesialisasi yang ekstrem seperti itu tidak menyisakan banyak ruang gerak untuk perubahan bentuk tubuh, namun hewan-hewan ini masih menunjukkan perbedaan ukuran yang signifikan antara jantan dan betina.

Dengan ketidaksesuaian ukuran ini, serta cara jerapah berjuang dengan cara menyerang leher dalam pertempuran sengit untuk mendapatkan cinta dari jerapah betina, membuat beberapa peneliti curiga bahwa persaingan antar jantan lah yang mendorong pemanjangan leher jerapah. Seperti halnya seleksi seksual yang menyebabkan ekor burung merak terlihat megah dan unik.

Namun, hal itu mungkin tidak benar.

"Hipotesis “leher untuk seks” memprediksi bahwa jantan akan memiliki leher yang lebih panjang daripada betina," jelas Doug Cavener, seorang ahli biologi dari Universitas Pennsylvania. Dia juga menambahkan "sebenarnya mereka memiliki leher yang lebih panjang, tetapi segalanya tentang jerapah jantan memang lebih besar, karena mereka berukuran sekitar 30%-40% lebih besar daripada betina."

 

Proporsi Tubuh Jantan Berubah Saat Capai Kematangan Seksual

Bintik Jerapah
Ilustrasi jerapah. (Pixabay/Sponchia)

Dengan menggunakan ribuan foto yang dapat diakses publik dari repositori seperti Flickr, para peneliti melacak bagaimana jerapah Masai (Giraffa tippelskirchi) yang dipelihara di kebun binatang di seluruh Amerika Utara, mengalami pertumbuhan dari waktu ke waktu.

Menganalisis proporsi tubuh relatif di seluruh hewan liar dan spesies yang berbeda, Cavener dan rekan-rekannya menemukan bahwa meskipun jerapah jantan dan betina memiliki proporsi tubuh yang sama di masa muda mereka, proporsi jantan berubah ketika mereka mencapai kematangan seksual. 

Ini berarti bahwa betina dewasa memiliki leher yang lebih panjang secara proporsional dibandingkan jantan dewasa, sedangkan jantan dewasa memiliki leher yang lebih lebar secara proporsional dibandingkan betina dewasa.

Hasilnya, tim peneliti meyakini bahwa tekanan seleksi alam pada leher jerapah betina menghasilkan panjangnya yang ikonik, sementara tekanan seleksi seksual bertanggung jawab atas lebarnya leher jantan.

Ini berarti bahwa betina dewasa memiliki leher yang lebih panjang secara proporsional dibandingkan jantan dewasa, sedangkan jantan dewasa memiliki leher yang lebih lebar secara proporsional dibandingkan betina dewasa.

Hasil Penelitian

Ilustrasi Jerapah
Ilustrasi jerapah sedang makan daun pohon. (Pixabay/HowardWilks)

Hasilnya, tim peneliti meyakini bahwa tekanan seleksi alam pada leher jerapah betina menghasilkan panjangnya yang ikonik, sementara tekanan seleksi seksual bertanggung jawab atas lebarnya leher jantan.

“Begitu betina mencapai usia empat atau lima tahun, mereka biasanya selalu hamil dan menyusui, jadi kami pikir peningkatan kebutuhan nutrisi betina mendorong evolusi leher panjang jerapah,” kata Cavener.

“Alih-alih menjulurkan tangan untuk makan daun di dahan tertinggi, Anda sering melihat jerapah, terutama jerapah betina menjangkau jauh ke dalam pepohonan. Jerapah adalah hewan yang sangat selektif dalam memilih makanan.

Leher yang lebih panjang dapat membantu jerapah betina mempersiapkan diri untuk kehamilan, tetapi bagi jerapah jantan, panjang tampaknya tidak sepenting memiliki leher yang lebar. Semakin lebar leher jantan, semakin baik saat berkelahi dengan pejantan lain untuk mendapatkan pasangan, kata para peneliti.

Populasi Jerapah Mengalami Penurunan Drastis

Ilustrasi satwa, binatang, jerapah. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)
Ilustrasi satwa, binatang, jerapah. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)

 Sayangnya, jumlah hewan raksasa yang rentan ini telah mengalami penurunan sebesar 40% sejak tahun 1985.

"Jika aktivitas memburu makanan oleh betina merupakan faktor yang mendorong ciri-ciri ikonik pada jerapah, seperti dugaan kami, hal ini benar-benar menyoroti pentingnya melestarikan habitat mereka yang semakin menipis,” kata Cavener.

“Populasi jerapah Masai telah menurun drastis dalam 30 tahun terakhir, sebagian karena hilangnya habitat dan perburuan liar, dan sangat penting bagi kita untuk memahami aspek-aspek kunci dari ekologi dan genetika mereka untuk merancang strategi konservasi yang paling efektif untuk menyelamatkan hewan-hewan mengagumkan ini,” tambahnya.

Ada Cara Seru Kenalkan Beragam Hewan Kepada Anak-Anak, Seperti Apa Itu?
Infografis Kinderjoy
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya