Israel Vs Hizbullah Terancam Perang Habis-habisan

Hizbullah pernah mengatakan bahwa mereka hanya akan berhenti menembaki Israel jika Israel menghentikan perang di Jalur Gaza.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 24 Jun 2024, 00:28 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2024, 12:24 WIB
Konflik Israel - Lebanon
Hubungan Israel dan Hizbullah makin memanas. Pasukan Zionis mengatakan akan menyerang sasaran Hizbullah di Lebanon selatan. (AP Photo/Ohad Zwigenberg)

Liputan6.com, Tel Aviv - Israel memperingatkan Hizbullah pada hari Selasa (18/6/2024) tentang prospek perang habis-habisan setelah kelompok militan di Lebanon itu menerbitkan video berdurasi sembilan menit, yang konon diambil dengan drone, menunjukkan lokasi militer dan sipil Israel di sejumlah kota Israel.

"Kita semakin dekat dengan keputusan untuk mengubah aturan main melawan Hizbullah dan Lebanon," ujar Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, via platform X. "Dalam perang habis-habisan, Hizbullah akan dihancurkan dan Lebanon terpukul parah."

Publikasi video dilakukan setelah berbulan-bulan serangan lintas batas antara Hizbullah dan Israel berlangsung intensif menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dan operasi militer Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Jalur Gaza.

"(Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan) Nasrallah hari ini membual bahwa dia memotret pelabuhan Haifa, yang dioperasikan oleh perusahaan internasional besar dari China dan India dan mengancam akan merusaknya," kata Katz.

Amerika Serikat (AS) dan sekutunya selama berbulan-bulan telah memperingatkan Hizbullah agar tidak meningkatkan konflik dengan Israel. Namun, yang terjadi adalah sebaliknya, eskalasi terjadi selama beberapa pekan terakhir.

Pakar senjata Wim Zwijnenburg, pemimpin proyek perlucutan senjata kemanusiaan di organisasi perdamaian Belanda PAX, mengatakan kepada CNN bahwa drone yang terlihat dalam rekaman yang dipublikasikan Hizbullah diyakini adalah model Qasaf-2k asal Iran, yang kemungkinan diproduksi secara lokal.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Teror Psikologis

Israel Kerahkan Tank ke Lebanon
Tentara Israel mengendarai kendaraan pribadi lapis baja dekat perbatasan dengan Lebanon, Rabu (11/10/2023). Tank-tank Israel dikerahkan ke perbatasan Lebanon di tengah kekhawatiran meluasnya konflik menyusul penembakan yang menewaskan tiga militan Hizbullah.(AP Photo/Ariel Schalit)

Wali Kota Haifa Yona Yahav menggambarkan video Hizbullah sebagai teror psikologis dan menuntut rencana perlindungan bagi kotanya, sambil mengkritik komandan IDF karena tidak mengunjungi Haifa sejak serangan Hamas pada 7 Oktober.

"Saya menuntut pemerintah menyampaikan rencana pertahanan besar-besaran di Haifa dan menemukan solusi militer untuk menghilangkan ancaman yang ditimbulkan dari utara," kata Yahav kepada stasiun radio Israel Reshet Bet.

Hizbullah mengklaim bahwa video tersebut adalah episode pertama yang menunjukkan bahwa akan ada lebih banyak video yang muncul dari dalam wilayah Israel.

Seorang anggota Hizbullah di parlemen Lebanon juga menyatakan bahwa akan ada lebih banyak lagi yang akan muncul.

"Ini adalah apa yang diumumkan oleh partai (Hizbullah) dan Anda lihat, namun apa yang tersembunyi semakin besar dan semakin besar! Haifa dan seterusnya, seterusnya, dan melampaui Haifa," kata Ibrahim Mousawi dalam unggahannya.

 


Militer Israel Tingkatkan Kesiapan

Perang Israel - Lebanon
Hizbullah bersumpah akan ikut menyerang Israel demi membantu perjuangan bangsa Palestina. (AP Photo/Hussein Malla)

Rilis rekaman Hizbullah terjadi ketika militer Israel mengatakan mereka telah "menyetujui dan memvalidasi" rencana operasional untuk serangan di Lebanon dan membuat keputusan untuk meningkatkan kesiapan pasukan di lapangan.

"Rencana tersebut disetujui oleh komandan Komando Utara dan kepala Direktorat Operasi selama penilaian situasi bersama untuk mempersiapkan kelanjutan pertempuran," kata IDF.

Persetujuan atas rencana operasional tersebut tidak berarti perang antara Israel dan Hizbullah akan segera terjadi – namun hal ini menandakan bahwa Israel bermaksud siap menghadapi skenario seperti itu.

Hizbullah telah menembakkan lebih dari 5.000 roket, rudal, dan drone ke Israel utara sejak 7 Oktober, mengklaim bahwa serangan mereka merupakan bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina.

Sementara itu, Israel telah melakukan ratusan serangan di Lebanon dan mengevakuasi sekitar 60.000 penduduk dari perbatasan utara. Lebih dari 90.000 warga Lebanon juga telah meninggalkan rumah mereka di daerah tersebut.

AS telah berupaya melakukan jalur diplomatik untuk menghindari perang yang lebih luas yang dapat menyebar ke wilayah tersebut, dengan mengirim utusan khusus Amos Hochstein ke Israel dan Lebanon dalam pekan ini untuk mencoba meredakan ketegangan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya