Cegah Kepunahan, Ilmuwan Suntik Cula Badak dengan Radioaktif

Bahan radioaktif akan membuat cula tidak berguna karena pada dasarnya beracun untuk dikonsumsi manusia.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 09 Jul 2024, 03:00 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2024, 03:00 WIB
Cula Badak di Afrika Selatan Ditanami Radioisotop
Cula Badak di Afrika Dipasang Bahan Radioaktif Agar Beracun. (Sumber:Emmanuel Croset/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam usaha yang hampir putus asa untuk menyelamatkan badak dari kepunahan akibat perburuan liar, ilmuwan Afrika Selatan mengambil langkah berani dengan menyuntikkan bahan radioaktif ke dalam cula badak yang masih hidup.

Melansir laman Science Alert pada Senin (08/07/2024), teknik inovatif ini bertujuan untuk membuat cula mudah dideteksi di pos-pos pemeriksaan perbatasan, sehingga mempersulit perdagangan ilegalnya. Cula badak, yang sangat dihargai di pasar gelap Asia untuk pengobatan tradisional, telah mendorong populasi badak ke ambang kepunahan.

James Larkin adalah direktur unit radiasi dan fisika kesehatan Universitas Witwatersrand yang memelopori inisiatif ini. Ia memasukkan dua keping radioaktif kecil ke dalam cula.

Proyek percontohan ini melibatkan penyuntikan isotop radioaktif ke dalam cula badak hidup. Isotop ini memancarkan radiasi tingkat rendah yang dapat dideteksi oleh alat pemindai khusus di bandara dan pelabuhan.

Ketika cula yang ditandai melewati pos pemeriksaan, alarm akan berbunyi. Hal ini akan menandakan kepada petugas adanya potensi perdagangan ilegal badak.

Menurut para ilmuwan, dosis radiasi yang digunakan sangat kecil dan tidak berbahaya bagi kesehatan badak. Prosedur penyuntikan juga dilakukan dengan anestesi lokal untuk meminimalkan rasa sakit dan stres bagi hewan.

Bahan radioaktif akan membuat cula tidak berguna karena pada dasarnya beracun untuk dikonsumsi manusia. Selain itu, radioaktif dapat memicu detektor yang dipasang secara global di pos perbatasan internasional yang memiliki detektor radiasi genggam untuk mendeteksi barang selundupan.

Tahap terakhir dari proyek adalah perawatan setelah hewan menjalani penyuntikan radioaktif. Sebanyak dua puluh badak hidup akan menjadi bagian dari proyek yang diberi nama Rhisotope ini.

Proyek ini telah menarik perhatian dan dukungan dari komunitas internasional. Beberapa pihak memuji keberanian dan inovasi para ilmuwan, sementara yang lain menyuarakan kekhawatiran tentang kesejahteraan hewan dan potensi efek samping dari radiasi.

Terlepas dari keraguan yang ada, proyek cula badak radioaktif menandakan langkah penting dalam upaya global untuk menyelamatkan badak. Cula badak sangat dicari di pasar gelap di mana harga berdasarkan beratnya bisa menyaingi emas.

Rhino foundation sendiri menyebut sekitar 15.000 badak hidup di negara Afrika bagian selatan. Upaya ini menunjukkan tekad para ilmuwan dan organisasi konservasi untuk mengeksplorasi segala cara yang memungkinkan untuk melindungi spesies ikonik ini dari kepunahan.

(Tifani)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya