Pidato Netanyahu di Kongres AS: Janjikan Kemenangan atas Hamas dan Sebut Pemrotes Perang Gaza Idiot

Dalam pidatonya, Netanyahu tidak henti-hentinya mengucap terima kasih atas dukungan AS terhadap Israel.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 25 Jul 2024, 10:02 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2024, 08:22 WIB
Benjamin Netanyahu
PM Israel Benjamin Netanyahu saat memberikan pidato di hadapan Kongres Amerika Serikat (AS) pada Rabu (24/7/2024). (Dok. AP Photo/Julia Nikhinson)

Liputan6.com, Washington, DC - Dalam pidatonya di hadapan Kongres Amerika Serikat (AS) pada hari Rabu (24/7/2024), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji mencapai kemenangan total atas Hamas.

Netanyahu tidak buang-buang waktu dengan menggunakan kesempatan pidato tersebut untuk menekankan hubungan jangka panjang dan erat antara AS dan Israel. Sementara itu, puluhan anggota Kongres dari Partai Demokrat memboikot pidatonya dan ribuan pengunjuk rasa di luar Gedung Capitol mengutuk perang di Jalur Gaza dan krisis kemanusiaan yang diakibatkannya.

Beberapa protes di dekat Capitol berubah menjadi kacau, termasuk dalam jarak beberapa ratus meter dari halaman gedung yang dijaga ketat. Para pengunjuk rasa menurunkan bendera AS dan mengibarkan bendera Palestina. Petugas di jalan-jalan sekitar Capitol bentrok dengan para demonstran, mengayunkan tongkat, dan menyemprotkan gas air mata.

Selama pidato yang berlangsung selama hampir satu jam, Netanyahu mengatakan AS memiliki kepentingan yang sama dalam perjuangan negaranya melawan Hamas dan kelompok bersenjata lain yang didukung Iran.

"AS dan Israel harus berdiri bersama. Ketika kita berdiri bersama, sesuatu yang sangat sederhana terjadi: Kita menang, mereka kalah," kata Netanyahu, yang mengenakan pin kuning yang menyatakan solidaritasnya terhadap sandera Israel yang ditahan oleh Hamas, seperti dikutip dari kantor berita AP, Kamis (25/7).

Ini adalah kunjungan luar negeri pertama Netanyahu sejak perang di Gaza pecah pada 7 Oktober 2023.

"Israel akan berperang sampai kita menghancurkan kemampuan militer Hamas dan kekuasaannya di Gaza dan memulangkan semua sandera kita," ujar Netanyahu. "Itulah arti kemenangan total."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bertemu Biden hingga Trump

Rashida Tlaib
Politikus Partai Demokrat Rashida Tlaib merupakan satu-satunya keturunan Palestina-AS di Kongres AS. (Dok. AP Photo/J. Scott Applewhite)

Anggota Kongres Rashida Tlaib, satu-satunya warga Palestina-AS di Kongres, melangkah lebih jauh dengan memegang papan bertuliskan "WAR CRIMINAL" di satu sisi dan "GUILTY OF GENOCIDE" di sisi lain. Tlaib adalah salah satu pengkritik paling keras Netanyahu di Kongres.

Dia memiliki kerabat di Tepi Barat dan mewakili Distrik Michigan, di mana banyak warga AS keturunan Palestina.

Netanyahu dalam pidatonya tidak menyinggung upaya AS dan sekutu Arab-nya untuk merundingkan diakhirinya pertempuran dan pembebasan sandera yang masih hidup. Dia menyebut para pemrotes perang Gaza idiot dan mereka yang anti-Israel sebagai pendukung Hamas.

"Para pengunjuk rasa yang mendukung mereka seharusnya malu pada diri mereka sendiri," tutur Netanyahu.

Netanyahu memulai pidatonya dengan memuji Presiden Joe Biden. Namun, tidak hanya itu, dia juga memberikan pujian kepada mantan presiden dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump atas semua yang telah dia lakukan untuk Israel.

Di bawah pemerintahan Trump, AS menengahi Perjanjian Abraham, mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan, dan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel hingga memindahkan kedutaan besarnya ke sana.

Pidato Netanyahu banyak mengucap terima kasih pada AS, termasuk saat menutup pidatonya dia mengatakan, "Atas nama rakyat Israel, saya datang ke sini hari ini untuk mengucapkan: Terima kasih, AS. Terima kasih atas dukungan dan solidaritasnya. Terima kasih telah berdiri bersama Israel di saat kami membutuhkan. Bersama-sama, kita akan mempertahankan peradaban kita. Bersama-sama, kita akan menjamin masa depan yang cemerlang bagi kedua negara kita."

Netanyahu dijadwalkan bertemu dengan Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris pada hari Kamis, sementara dengan Trump pada hari Jumat (26/7).


Bagaimana Respons terhadap Pidato Netanyahu?

Protes anti-perang Gaza di luar Gedung Capitol, Amerika Serikat (AS), pada Rabu (25/7/2024) berlangsung saat PM Israel Benjamin Netanyahu berpidato di hadapan Kongres AS.
Protes anti-perang Gaza di luar Gedung Capitol, Amerika Serikat (AS), pada Rabu (25/7/2024) berlangsung saat PM Israel Benjamin Netanyahu berpidato di hadapan Kongres AS. (Dok. AP Photo/Matt Slocum)

Politikus Demokrat dari Maryland Jamie Raskin mengatakan pidato Netanyahu dibuat untuk Partai Republik dan Trump.

"Kami tidak mendengar apa pun tentang kemajuan berarti menuju gencatan senjata dengan imbalan sandera. Kami tidak mendengar apa pun tentang perdamaian," kata dia.

Keluarga sandera menuturkan mereka sangat kecewa dengan pidato Netanyahu. Dalam sebuah pernyataan bersama, mereka menyatakan Netanyahu gagal berkomitmen terhadap kesepakatan pembebasan sandera.

Delapan warga AS diyakini ditahan oleh Hamas, termasuk tiga orang yang telah tewas.

Politikus Partai Demokrat yang juga mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi, yang ikut memboikot pidato tersebut, menyebut pidato Netanyahu sebagai presentasi terburuk dari setiap pejabat asing yang diundang dan diberi kehormatan untuk berpidato di Kongres.

Kemunculannya menjadikan Netanyahu sebagai pemimpin asing pertama yang berpidato di pertemuan gabungan Kongres AS sebanyak empat kali, melampaui mantan Perdana Menteri Inggris Winston Churchill.


Di Bawah Bayang-bayang Penangkapan

Benjamin Netanyahu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Dok. AFP)

Dukungan terhadap Israel telah lama membawa pengaruh politik dalam politik AS. Namun, kunjungan Netanyahu sendiri dibayangi oleh gejolak politik AS, termasuk percobaan pembunuhan terhadap Trump dan keputusan Biden untuk mundur dari Pilpres AS 2024.

AS adalah sekutu terpenting Israel, pemasok senjata dan sumber bantuan militer. Pemerintahan Biden mengatakan pihaknya ingin melihat Netanyahu memfokuskan kunjungannya ke AS untuk membantu menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera.

Di Israel, dilaporkan semakin banyak warga Israel yang menuduh Netanyahu memperpanjang perang untuk menghindari kemungkinan jatuhnya kekuasaannya setiap kali konflik berakhir.

Kunjungan Netanyahu dilakukan di bawah bayang-bayang surat perintah penangkapan yang diminta oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) terhadapnya atas dugaan kejahatan perang terhadap warga Palestina. Namun, AS tidak mengakui ICC.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya