Fakta-Fakta Penemuan Berlian di Merkurius

Studi ini dilakukan oleh gabungan ilmuwan China dan Belgia di Center for High-Pressure Science and Technology Advanced Research. Meski hingga saat ini, keberadaan berlian Merkurius tidak dapat ditambang.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 27 Jul 2024, 03:00 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2024, 03:00 WIB
Planet Merkurius
Planet Merkurius (Sumber: Pinterest/fatima)

Liputan6.com, Jakarta - Keberadaan lapisan berlian jauh di bawah permukaan Merkurius menjadi salah satu misteri baru bagi planet terdekat dari Matahari tersebut. Melansir laman Live Science pada Jumat (26/07/2024), studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications ini menjelaskan Merkurius mungkin memiliki endapan berlian yang sangat banyak di bawah permukaannya.

Studi ini dilakukan oleh gabungan ilmuwan China dan Belgia di Center for High-Pressure Science and Technology Advanced Research. Meski hingga saat ini, keberadaan berlian Merkurius tidak dapat ditambang.

Keberadaan berlian Merkurius dapat membantu memecahkan beberapa misteri terbesar planet ini. Berikut fakta-fakta penemuan berlian di Merkurius.

1. Hantaman Meteor

Ada beberapa teori mengenai asal keberadaan berlian Merkurius ini, salah satunya akibat hantaman meteor. Permukaan Merkurius yang tidak sempurna menjadi bukti bahwa planet tersebut telah dihantam oleh asteroid selama miliaran tahun.

Permukaan Merkurius yang ditutupi grafit kaya karbon, membuat tekanan tumbukan menghasilkan energi dan mengubah karbon menjadi berlian. Gelombang tekanan dari asteroid atau komet yang menghantam permukaan Merkurius dengan kecepatan puluhan kilometer per detik dapat mengubah grafit tersebut menjadi berlian.

2. Berlian Terbentuk di Bawah Tekanan

Dikutip dari Phys pada Jumat (26/07/2024), para ilmuwan dari Tiongkok dan Belgia menunjukkan bahwa berlian di Merkurius terbentuk di bawah tekanan. Peneliti tersebut memperkirakan tekanan batas inti-mantel (CMB) Merkurius sekitar 5,575 GPa.

Dengan kandungan sulfur sekitar 11 persen, para peneliti mengamati perubahan suhu sebesar 358 Kelvin di lautan magma Merkurius. Para peneliti pun mengusulkan bahwa kristalisasi inti menyebabkan pembentukan lapisan berlian di CMB.

Menurut temuan, lapisan berlian di CMB diperkirakan memiliki ketebalan antara 15 dan 18 kilometer. Mereka juga berpendapat bahwa suhu saat ini di CMB Merkurius mendekati titik di mana grafit dapat bertransisi menjadi berlian.

 

Punya 16 Kuadriliun Ton Berlian

3. Merkurius Punya 16 Kuadriliun Ton Berlian

Penelitian baru yang dipresentasikan di Lunar and PLAnetary Science Conference (LPSC), menunjukkan bahwa Merkurius dapat menampung 16 kuadriliun ton berlian. Hal ini didasarkan pada kondisi Merkurius yang dilapisi grafit.

Grafit adalah suatu bentuk karbon murni yang mungkin telah berubah menjadi berlian setelah dihantam meteorit, asteroid, dan komet.

4. Misi BepiColombo

Saat ini, para ilmuwan menunggu pesawat luar angkasa BepiColombo yang digagas oleh Eropa dan Jepang. Rencananya, misi BepiColombo akan mencapai Merkurius pada 2025.

Misi ini membawa kamera beresolusi lebih tinggi, sehingga memungkinkan para ilmuwan untuk mencari tanda-tanda berlian. BepiColombo akan mempelajari asal usul dan evolusi Merkurius, termasuk proses terbentuknya berlian padat di Merkurius.

5. Merkurius Kaya Akan Besi

Planet Merkurius memiliki atmosfer yang sangat tipis. Bahkan, atmosfer Merkurius bisa dikatakan tidak memenuhi syarat sebagai atmosfer.

Para ilmuwan menyebutnya sebagai eksosfer atau lapisan gas tipis yang sulit untuk mencatat pembacaan tekanan. Akibat panas Matahari, eksosfer Merkurius harus beregenerasi dari permukaan.

Para astronom mendeteksi adanya atom natrium, kalium, dan kalsium pada eksosfer Merkurius. Unsur ini tidak biasanya dianggap sebagai gas.

Diameter Merkurius sedikit lebih besar dari bulan dan memiliki gravitasi lebih kuat. Namun meski tergolong memiliki ukuran yang kecil, tapi planet ini termasuk yang terpadat kedua setelah bumi di Tata Surya.

Kepadatan Merkurius disebabkan oleh keberadaan inti besi yang besar, hingga menyumbang sekitar 60 persen volume total planet ini.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya