Serba-Serbi Gerhana Bulan Sebagian 17-18 September 2024

Gerhana bulan 17 hingga 18 September merupakan gerhana bulan sebagian (parsial) karena hanya bagian atas bulan yang akan terbenam ke bagian tergelap dari bayangan bumi, dikenal sebagai umbra.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 11 Sep 2024, 03:00 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2024, 03:00 WIB
Gerhana Bulan Sebagian
Gerhana bulan sebagian atau parsial terlihat dari Asuncion, Paraguay, Jumat dini hari (19/11/2021). Gerhana bulan yang diamati pada tanggal 18 dan 19 November di berbagai wilayah dunia ini merupakan gerhana parsial yang terpanjang pada abad ini. (AP Photo/Jorge Saenz)

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena astronomi gerhana bulan sebagian akan terjadi pada 17 hingga 18 September 2024 mendatang. Gerhana bulan parsial akan terlihat dari sebagian besar Amerika Utara, seluruh Amerika Selatan, Eropa, Afrika kecuali bagian paling timur, bagian barat Asia dan Rusia, dan sebagian Antartika.

Gerhana bulan 17 hingga 18 September merupakan gerhana bulan sebagian (parsial) karena hanya bagian atas bulan yang akan terbenam ke bagian tergelap dari bayangan bumi, dikenal sebagai umbra. Berbeda dari gerhana bulan total yang sepenuhnya menutupi bulan dan membuatnya tampak merah, pada gerhana bulan sebagian hanya sebagian permukaan bulan yang akan terlihat gelap.

Fenomena astronomi ini menciptakan efek seperti gigitan pada bulan. Namun, gerhana bulan parsial akan memberikan pemandangan kontras yang menarik pada kawah dan fitur lain di permukaan Bulan.

Selain bagian kecil yang gelap di bagian atas cakram bulan, sebagian besar cakram bulan yang tampak akan berada di penumbra Bumi. Sementara itu, bagian yang lebih terang dari bayangan planet yang tidak sepenuhnya menghalangi cahaya matahari.

Hal ini akan membuat sebagian besar bulan tampak berwarna cokelat kemerahan dan sedikit 'berbintik'.

 

Waktu Gerhana Bulan Parsial

Waktu terjadinya gerhana Bulan sebagian akan bergantung pada lokasi. Sebagian pengamat akan melihat gerhana tersebut lebih jelas daripada yang lain.

Sayangnya, Indonesia tidak menjadi salah satu wilayah yang bisa menikmati fenomena langit ini. Gerhana bulan sebagian akan dimulai pada pukul 20.41 Eastern Daylight Time (EDT) pada 17 September 2024 atau pukul 01.41 Greenwich Mean Time (GMT) pada 18 September 2024.

Puncak gerhana yang ditandai penampakan menyerupai 'gigitan' di Bulan akan terlihat paling jelas pada pukul 10.44 malam EDT, atau 03.44 GMT pada 18 September.

Dikutip dari laman Britannica pada Selasa (10/09/2024), gerhana bulan terjadi saat bumi melintas di antara matahari dan bulan, sehingga bayangannya jatuh pada satelit alami kita. Gerhana ini juga menjadi pengingat sederhana tentang bentuk bumi yang bulat bagi kita yang berada di darat, karena umbra membentuk lengkungan pada cakram bulan yang tampak.

 

Daftar Gerhana 2024

Pada 2024 ini, ada empat gerhana yang terjadi. Melansir laman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada Selasa (10/09/2024), empat fenomena gerhana di 2024 adalah sebagai berikut:

Gerhana Bulan PenumbraTanggal: 24-25 Maret 2024

Wilayah: Eropa, Asia Utara/Timur, Australia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan

Gerhana Matahari TotalTanggal: 8 April 2024

Wilayah: Eropa Barat, Amerika Utara, Amerika Selatan, Samudera Pasifik, Atlantik, Arktik

Gerhana Bulan SebagianTanggal: 17-18 September 2024

Wilayah: Eropa, Asia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Samudera Pasifik, Atlantik, Hindia, Arktik, Antartika

Gerhana Matahari CincinTanggal: 2 Oktober 2024Wilayah: Amerika Utara, Amerika Selatan, Samudera Pasifik, Atlantik, Antartika.

 

Gerhana dan Supermoon

Selain gerhana bulan sebagian, fenomena supermoon juga akan terlihat pada 18 September 2024. Di negara-negara Barat, purnama di bulan September dijuluki Harvest Moon.

Supermoon ini menjadi bulan purnama yang terjadi saat orbit bulan paling dekat dengan bumi atau ekuinoks setiap September. Bulan akan berada pada jarak terdekatnya dengan bumi dan mungkin terlihat sedikit lebih besar dari biasanya.

Fenomena ini juga merupakan yang pertama dari tiga supermoon pada 2024. Purnama ini adalah yang kedua dari empat supermoon yang terjadi secara berturut-turut tahun ini setelah kedatangan supermoon Blue Moon Agustus lalu.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya