Kunjungan Zakir Naik ke Pakistan Picu Kontroversi

Ini bukan pertama kalinya Zakir Naik mengunjungi Pakistan. Pada tahun 1992, Naik terakhir kali mengunjungi negara Asia Selatan tersebut.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 03 Nov 2024, 12:30 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2024, 09:19 WIB
Zakir Naik Bertemu dengan Ketua MPR
Ulama asal India, Zakir Naik saat ingin bertemu Ketua MPR, Zulkifli Hasan di Gedung Nusantara III, Jakarta, Jumat (31/3). Zakir Naik mengaku terkesan bisa hadir di Indonesia dengan negara berpenduduk mayoritas Muslim. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Islamabad - Kunjungan kenegaraan Zakir Naik ke Pakistan telah menarik perhatian internasional yang signifikan dan memicu perdebatan di negara tersebut dan dikaitkan dengan isu politik.

Zakir Naik dikenal sebagai seorang tokoh kontroversial yang belakangan diundang ke Pakistan. Sejumlah pihak menilai, kunjungan ini dianggap sebagai langkah politik strategis untuk memperkuat sentimen agama dalam negeri.

Dikutip dari laman Khaama, Sabtu (2/11/2024) keputusan Pakistan untuk menyambut Zakir Naik dalam kunjungan kenegaraan tidak diterima dengan baik oleh beberapa bagian masyarakat.

Zakir Naik adalah seorang ulama dan pendiri Yayasan Penelitian Islam (IRF) di India.

Selama dua dekade terakhir, ia telah menarik perhatian jutaan pengikut di seluruh dunia atas ceramah-ceramahnya. Namun, khotbah-khotbahnya tidak luput dari kontroversi.

Negara-negara seperti India, Bangladesh, Sri Lanka, Kanada, dan Inggris telah mengambil sikap tegas terhadap Naik, dengan memberlakukan larangan masuknya atau menuntut aktivitasnya atas dasar keamanan nasional.

Naik baru-baru ini ia mengunjungi Pakistan untuk tur khotbah selama sebulan.

Kunjungannya baru-baru ini ke Pakistan yang ditandai dengan pertemuan-pertemuan resmi dan penampilan-penampilan publik dikritisi sejumlah pihak.

Ini bukan pertama kalinya Zakir Naik mengunjungi Pakistan. Pada tahun 1992, Naik terakhir kali mengunjungi negara Asia Selatan tersebut.

Pandangan Naik membuat beberapa negara, termasuk India, Bangladesh, Sri Lanka, dan Inggris melarang pengkhotbah agama tersebut.

Tuai Kontroversi, Zakir Naik Minta Maaf pada Rakyat Malaysia

Zakir Naik yang terancam hengkang dari Malaysia (Bernama)
Zakir Naik yang terancam hengkang dari Malaysia (Bernama)

Pada tahun 2019, Zakir Naik pernah meminta maaf kepada rakyat Malaysia. Ia menyatakan dirinya tidaklah rasis.

Ia menyebut para pengkritik telah memelintir kalimatnya, menambah "pemalsuan aneh ke dalamnya" seperti dikutip dari media Malaysia The Star.

"Meskipun saya telah mengklarifikasi diri saya sendiri, saya merasa saya berutang permintaan maaf kepada semua orang yang merasa sakit hati karena kesalahpahaman ini," kata Zakir Naik pada hari ini.

"Saya tidak ingin ada di antara Anda yang menyimpan perasaan yang tidak enak pada saya."

Dalam kesempatan itu, Naik menyebut rasisme bertentangan dengan prinsip dasar Islam. Sementara ia mengklaim dirinya memiliki misi "untuk menyebarkan perdamaian di seluruh dunia" namun harus menghadapi para "pencela yang mencoba mencegahnya menjalankan misi."

"Seperti yang pasti Anda perhatikan selama beberapa hari terakhir, saya dituduh menyebabkan perselisihan rasial di negara ini dan para pencela saya menggunakan kalimat selektif yang diambil di luar konteks dan menambahkan pemalsuan aneh ke dalamnya," kata sang penceramah yang kondang di platform YouTube itu.

"Itu juga membuat saya khawatir karena orang-orang yang terluka belum mendengar pidato saya tetapi mendasarkan kesan mereka pada kutipan di luar konteks saya," lanjutnya.

Zakir Naik mengimbau warga Malaysia, khususnya non-Muslim, untuk mendengarkan pidatonya secara keseluruhan.

"Ceramah saya ada di YouTube, Peace TV, dan aplikasi seluler Peace TV," katanya merujuk pada program yang ia dirikan dan ia kepalai sendiri.

Mengucapkan Terima Kasih ke Para Pendukung

Zakir Naik terancam diusir dari Malaysia (AFP)
Zakir Naik terancam diusir dari Malaysia (AFP)

Pada bagian penutup pidato itu, Zakir Naik mengucap terima kasih kepada orang-orang yang telah mendukungnya.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada kalian semua. Jazaakallaahu Khairan. Semoga Allah membalas kalian semua dengan yang terbaik," ungkapnya.

Pada Senin 19 Agustus 2019 Zakir Naik sempat diinterogasi selama 10 jam oleh polisi di Bukit Aman. Ia berpotensi dijerat dengan Pasal 504 KUHP untuk penghinaan yang disengaja dengan maksud untuk memprovokasi pelanggaran perdamaian.

Saat ini proses penyelidikan masih berlangsung atas komentar rasialnya yang dibuat selama kuliah di Kota Baru, Kelantan, yang telah memicu 115 keluhan publik.

Ini Kalimat yang Bikin Berang Malaysia

Zakir Naik terancam diusir dari Malaysia (AFP Photo)
Zakir Naik terancam diusir dari Malaysia (AFP Photo)

Sementara itu, banyak pihak yang terus bertanya-tanya tentang kalimat apa yang pernah disampaikan oleh Zakir Naik hingga menimbulkan gejolak dalam Negeri Jiran.

Sebagaimana telah diwartakan sebelumnya oleh Liputan6.com, Zakir Naik sempat dituding mengkritik non-muslim di Malaysia,

Dalam sebuah ceramah agama di Kota Baru, baru-baru ini, ia meminta orang China Malaysia untuk "kembali" terlebih dahulu karena mereka adalah "tamu lama" di negara itu, seperti diwartakan The Star. Pernyataan Zakir Naik itu sebagai tanggapan terhadap kemungkinan deportasinya dari Negeri Jiran.

Dalam kesempatan yang sama, Zakir Naik juga membandingkan umat Hindu di Malaysia dengan muslim di India.

Ia mengatakan, umat Hindu di Negeri Jiran menikmati hak yang lebih banyak di Malaysia dibandingkan dengan muslim di India.

Dia kemudian menuduh orang-orang Hindu di Malaysia lebih loyal kepada Perdana Menteri India Narendra Modi dibandingkan dengan Tun Dr. Mahathir Mohamad.

Infografis Adu Kekuatan Tempur Pakistan Vs India
Infografis Adu Kekuatan Tempur Pakistan Vs India. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya